Fotosfer 29

14K 443 3
                                    

Keadaan masih hening. Tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka sejak tiba di cafe ini 5 menit lalu. Lexi terlihat santai dan sesekali menyeruput cofe nya. Sedangkan agatha terlihat gelisah duduk di samping dipta. Dan dipta? Dia benae benar bingung dengan situasi ini. Dia tidak tau harus berbuat apa.

"Emm dipta kamu bisa tinggalin kita bentat nggak?" Bisik agatha pada akhirnya. Dipta mengangguk.

"Oke, sebaiknya aku pergi dari sini dan mencari tempat lain. Aku tidak ingin merusak pembicaraan para wanita. Aku permisi" ucap dipta tersenyum kepada lexi. Dan lexi juga membalasnya dengan senyuman dan anggukan kepala. Kemudian dipta pergi sambil membawa minuman yanh ia pesan tadi dan memilih meja di area lain cafe itu.

Agatha dan lexi saling bertatapan. Agatha tidak bisa menyembunyikan kegugupannya, berbeda dengan lexi yang terlihat santai.

"Jangan kaku seperti itu, nikmati saja" ucap lexi sambil kembali menyeruput kopinya.

"Jadi.... ada apa kau mengajak ku kesini?" Tanya lexi. Agatha menghela nafasnya. Kemudian ia menyandarkan tubuhnya di kursi itu.

"Cukup lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Tanya agatha pada lexi. Lexi tersenyum

"Aku baik sejak satu bulan ini. Namun di bulan bulan sebelumnya aku tidak cukup baik. Kau pergi membawa cintaku agatha... tapi malah kau sia siakan dia" ucap lexi dengan menatap agatha.

"Sekarang dia pergi, benar benar pergi"
Ucap lexi dengan mata berkaca kaca. Tersenyum miris ke arah agatha yang semakin membuat agatha merasa bersalah.

"Aku tidak ingin semua ini terjadi. Ini benar benar di luar kendaliku. Aku... aku... hiks... hiks... aku.. mencintainya. Sangat sangat mencintainya. Namun orang tua tidak bisa menerimanya, tidak bisa menerima kenyataan jika aku jatuh cinta pada putra dari seseorang yang sangat mereka benci. Hiks.. hiks... aku sudah berusaha untuk meyakinkan mereka... aku bahkan memohon mohon namun semua keputusan tetap sama. Hingga akhirnya aku akan dibawa pergi, pergi menjauh darinya. Dan... hiks hiks ... sa.. at itu lah dia berusaha untuk mempertahankanku. Hingga kecelakaan itu terjadi, dia kritis. Di situ.. aku mulai berfikir jika.. aku memang tidak baik untuknya. Aku berusaha melepasnya. Mungkin setelah dia jauh dariku kehidupannya akan membaik. Namun nyatanya tidak. Aku malah mendapatkan kabar jika dia pergi untuk selama lamanya..." agatha meluapkan semua isi hatinya disana. Ia menangis menumpahka keluh kesahnya. Tak peduli jika pengunjung lain cafe itu melihat ke arahnya. Lexi diam. Namun air mata mengalir di kedua pipinya. Ia menangis tanpa isakkan.

"Aku memang ingin jauh darinya. Namun bukan berarti dia boleh meninggalkanku untuk selamanya seperti ini" agatha kembalu berkata dengan tangisnya. Lexi bangkit dari duduknya dan mengambil duduk di samping agatha, tempat dipta duduk tadi. Ia mengelus punggung agatha untuk menenangkannya.

Beberapa menit mereka dalam posisi yang sama. Kini agatha sudah tenang. Tangisnya pun sudah reda.

"Sorry" ucap agatha pada lexi.

"Tak apa" ucap lexi. Mereka kembali saling diam dan sibuk dengan pikiran masing masing

"Suamimu... apa kau mencintainya?" Tanya lexi dengan hati hati. Agatha menghela nafasnya

"Dia orang yang baik. Sangat sangat baik. Dia tidak pernah meninggalkanku meskipun dia tau kekuranganku. Meskipun ia tau hatiku bukan untuknya. Tapi dipta selalu berusaha membuatku bahagia, membuatku merasa nyamam dengannya, dan membuatku jatuh cinta padanya. Meskipun itu belum berhasil. Sangat jahat jika aku tidak berusaha untuk membuka hati untuknya. Pelan pelan tapi pasti, aku bisa mencintai orang sebaik dia" ucap agatha tersenyum pada lexi

"Ya... bagaimana pun hidup kita masih berlanjut. Kita harus membuka lembaran baru. Mencari kebahagiaan untuk diri kita sendiri" ucap lexi yang diangguki agatha

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang