Fotosfer 35

26.4K 532 30
                                    

Update lagiii... inginkan vote dan komentar lebih ya...

.
.
.

"darah..." lirih Agatha.

Agatha menggelengkan kepalanya. Sungguh ia sangat takut. Tangannya mengelus perutnya yang mulai terasa sakit. Agatha terisak disana.

"jangan.. jangan pergi. Bunda butuh kamu hiks hiks. Ya Tuhan aku mohon... awwhh shhh hiks hiks dipta.." Agatha mulai merasakan sakit luar biasa diperutnya. Sangat sangat sakit. Dan noda itu semakin banyak.

Agatha harus segera meminta pertolongan sebelum ia benar benar kehilangan calon bayinya yang sudah lama ia tunggu kehadirannya. Agatha berusaha mendekati ranjang dengan mengandalkan kedua tangannya. Kakinya sudah sangat lemas dan tak mampu lagi untuk di gerakkan.

"dipta.. hiks dipta.. ku mohon bangunlah tolong aku .. hiks hiks dipta.." Agatha memukul mukul ranjangnya. Berharap dipta dapat terbangun. Dan benar saja. Karena merasakan ranjangnya yang dipukul pukul membuat dipta merasa terganggu dalam tidurnya dan ia pun membuka kedua matanya.

"hiks.. tolong..." isak Agatha dengan suara yang mulai melemah. Dipta terkejut melihat Agatha yang menangis dengan bersimpu dilantai sambil meminta tolong. Dipta segera bangkit dan menemui Agatha.

"kamu kena.. astaga Ya Tuhan Agatha. Kamu kenapa?" dipta benar benar terkejut melihat noda darah dilantai yang bersumber dari kaki bagian dalam Agatha. Bahkan Agatha juga masih bertelanjang.

"aku takut... aku gamau kehilangan dia hiks hiks tolong aku" dipta mengetatkan rahangnya. Disaat seperti ini, disaat hatinya mulai meluluh Agatha masih mengatakan bahwa ia tidak ingin kehilangan diaz.

"jika kamu tidak ingin kehilangan diaz,silahkan kamu pergi bersamanya. Aku tidak akan melarang lagi" pasrah dipta. Agatha menggelengkan kepalanya, tidak habis piker dengan jalan pikiran dipta.

"DIPTA!! AKU HAMIL, AKU HAMIL ANAK KAMU DAN AKU TAKUT KEHILANGAN CALON BAYIKU" ucap Agatha dengan suara tinggi kemudian ia menangis terisak begitu kencang. Seperti disambar petir, dipta baru menyadari semuanya. Apa yang ia katakana, apa yang ia lakukan dan yang terjadi pada Agatha saat ini, semuanya adalah kesalahannya.

"maaf.. maafkan aku. Aku bodoh, maaf tha maaf. Kita kerumah sakit sekarang ya" dipta bergerak cepat mengambil dress Agatha secara sembarangan yang terpenting mudah untuk di gunakan. Setelah memakaikan pada Agatha, dipta langsung menggendong Agatha keluar kamarnya. Agatha sudah pasrah di dalam gendongan dipta. Tubuhnya terlalu lemas. Ia hanya bisa memeluk tubuh dipta meskipun take erat.

"astaga tuan apa yang terjadi" ucap salah satu maid di mashionnya saat melihat dipta menggendong Agatha menuruni tangga dengan terburu buru. Dan jangan lupakan kaki Agatha yang berlumuran darah.

"siapkan mobilku cepat!!" maid itu berlari untukmemberi tau supir dipta agar menyiapkan mobil untuknya.

Tak butuh waktu lama, mobil itu sudah siap di pelatran mashion. Supir dipta yang akan mengantarnya membukakan pintu mobil untuk dipta. Kemudian dipta duduk di kursi penumpang bagian belakang sambil memangku Agatha.

"cepat jalankan mobilnya. Aku tidak ingin terjadi apa apa pada istriku" ucap dipta dengan nada suara khawatir. Agatha yang awalnya memejamkan matanya, membuka kedua matanya saat mendegar ucapan dipta barusan. Dipta menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Agatha. Kini mereka saling bertatapan.

"maafkan aku. Aku benar benar suami yang brengsek. Aku minta maaf aku minta maaf" dipta menangis sambil memeluk tubuh Agatha begitu erat. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Agatha. Sedangkan Agatha hanya diam tak membalas pelukan dipta.

Dipta kembali menarik wajahnya. Ia menatap mata Agatha yang kini enggan untu menatapnya. Ia tau Agatha pasti sangat membencinya. Dipta mengambil tisu yang ada dimobilnya dan ia mengusap kaki Agatha yang terkena noda darah. Bahkan darah itu sudah menenai lengan kemeja kerja yang masih ia gunakan sejak kemarin.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang