Dipta memperhatikan Agatha yang duduk melamun dan terus memandang keluar jendela. Tentu Dipta tau apa yang ada dipikiran Agatha. Dapat ia pastikan jika Agatha sedang memikirkan Diaz. Karena Agatha jadi lebih banyak diam setelah bertemu dengan Diaz lima hari yang lalu.
Agatha juga melakukan pemotretan lebih cepat dari biasanya. Jika biasanya ia bisa bertahan dengan berpose didepan kamera selama empat jam sampai lima jam, kini ia hanya berada di depan kamera selama satu atau dua jam saja. Ia tidak ingin melakukan pemotretan terlalu lama dengan alasan lelah atau tidak ada mood. Padahal Dipta tau jika ia sedang menghindari seseorang disana.Peristiwa bertemunya Agatha dan Diaz di rumah sakit waktu itu berakhir dengan kepergian Agatha tanpa mengatakan sepatah katapun. Bahkan ia meninggalkan Dipta disana. Sedangkan Diaz juga hanya diam memandang kepergian Agatha.
"Tha ga bosen di apartemen terus?" Tanya Dipta dan sudah duduk di samping Agatha. Agatha menoleh dan tersenyum
"Emang mau kemana? Aku lagi ga ada jadwal pemotretan"
"Emang ga ada atau kamu yang nolak?" Tanya Dipta dengan sebelah alis terangkat. Agatha menyengir kuda
"Aku minta libur. Capek tau" ucap Agatha dengan memajukan bibirnya lucu. Dipta mencubit bibir itu dengan gemas
"Aww Dipta sakit" ringis Agatha sambil memegangi bibir merahnya
"Biarin, salah sendiri kenapa akhir akhir ini bibir kamu kurang senyum gitu" ucap Dipta dengan senyum tipis. Agat
ha menundukkan kepalanya"Maaf" lirih Agatha
"Buat?" Tanya Dipta.
"Karena aku ngingkarin janji aku ke kamu untuk selalu tersenyum. Tapi Dipta, untuk beberapa hari ini aku merasa ketika aku tersenyum, senyum itu hanyalah palsu belaka. Aku tidak tersenyum dengan tulus" ucap Agatha menatap dalam mata Dipta
"Kenapa?"
"Karena hati aku gelisah, gelisah karena kehadirannya" ucap Agatha dengan jujur pada akhirnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Dipta mengelus puncak kepala Agatha dan membawanya dalam dekapannya.
"Dipta aku ga mau kayak gini, aku mau hilangin rasa ini, aku pengen bebas dari dia, aku ga mau terbebani lagi oleh perasaan ini. Sungguh mencintai dia, adalah beban yang sangat berat buat aku" lirih Agatha. Suaranya terdengar mulai bergetar. Dipta terus mengelus puncak kepala Agatha dan sesekali mengecupnya
"Kalau memang beban, lepaskan" ucap Dipta
"Selama ini aku udah mencoba. Andai aku bisa memilih dengan siapa aku akan jatuh cinta" Dipta diam. Ia tersenyum miris mendengar perkataan Agatha
"Andai memang seperti itu, aku tidak akan memilih mu sebagai tempat hatiku untuk berlabuh. Karena aku tau dari awal kita tidak ditakdirkan bersama. Aku hanya bertugas untuk menjaga mu sampai kamu menemukan orang yang memang ditakdirkan Tuhan untukmu selamanya" batin Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...