Kini dalam gendongan diaz ada seorang gadis cantik nan mungil tidur dengan begitu damai. Kulitnya masih begitu lembut dan merah. Tanda bahwa belum lama ia hadir didunia ini.
Diaz mencium begitu dalam kening putrinya. Satu air matanya menetes. Air mata kebahagiaan yang tak bisa ia ungkapkan.
Namun disisi lain ia masih merasa khawatir dan gundah. Karena bagian hidupnya yang memancarkan cahaya kini sedang meredup. Ya, agatha. Istri cantiknya itu masih belum sadarkan diri. Bahkan agatha sempat kehabisan darah. Untung saja disana ada agastya, yang langsung siap sedia memberikan darahnya secara cuma cuma untuk adik satu satunya.
"Sangat cantik" ucap dipta yang juga berada disana.
Sekarang mereka, ataya, sarah, agastya, nezio, bahkan dipta sedang berada di ruang rawat agatha. Dokter mengatakan jika keadaan agatha sudah stabil. Dan agatha hanya istirahat saja saat ini, sebentar lagi ia akan terbangun. Itu sebabnya agatha sudah di pindahkan ke ruang rawat. Begitu pula bayinya.
"Sangat mirip denganmu nak" ucap sarah pada diaz. Diaz hanya tersenyum saja. Entahlah, pria itu masih kehabisan kata kata. Ia terlalu syok dengan keadaan yang ada.
"Lihat siapa yang datang" ucap nezio yang baru saja keluar dan kembali sambil menggendong seseorang. Siapa lagi kalau bukan galen. Pria kecil itu baru saja dinantar ke rumah sakit oleh bodyguard dan salah satu maid dirumah.
Semuanya senang dengan kehadiran galen. Mereka menunjukkan seorang gadis kecil di gendongan diaz pada galen. Dan pria kecil itu tersenyum senang.
Nezio mendekatkan galen pada adik kecilnya itu. Kemudian galen mengecup pipi merah itu sekilas. Galen terlihat seperti gemes gemes takut saat berdekatan dengan babby girl itu.
"Lihat, kamu punya adik sekarang hem? Punya teman bermain" ucap diaz pada galen. Galen tertawa senang.
Tiba tiba galen menoleh ke arah ranjang agatha. Raut wajahnya langsung berubah saat melihat agatha terbaring dengan kedua mata yang masih terpejam itu.
"Mom.. mom.." ucap galen sambik menunjuk nunjuk ke arah agatha.
"Mommy masih tidur" ucap ataya yang kini mengambil galen dari gendongan nezio.
Ataya membawa galen mendekati agatha. Ataya mendudukkan galen di tepi ranjang. Namun tiba tiba pria kecil itu langsung membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkuran di sebelah agatha.
Galen megangkat kepalanya dan mengecup pipi agatha yang terlihat memucat itu. Tangannya terulur mengusap pipi itu.
"Mom.." panggil galen lagi. Namun tak ada sahutan. Galen kembali mmbaringkan kepalanya dengan lesu. Dari wajahnya sangat ketara jika ia sedang bersedih.
Dan itu semua tak luput dari perhatian orang orang yang ada disana. Mereka terenyuh melihat galen seperti itu.
"Ikatan mereka sudah kuat. Galen sangat menyayangi agatha" ucap sarah.
"Tentu saja. Agatha merawat galen dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri." Ucap diaz.
Tiba tiba jari jari agatha bergerak perlahan. Dan kedua mata itu perlahan terbuka. Ataya yang duduk di sebelah ranjang agatha pun tersenyum senang.
"Kamu sudah sadar sayang" ucap ataya. Galen yang mendengarnya langsung bangkit dan duduk di sana.
Agatha tersenyum melihat wajah imut putranya itu. Ia membuka kedua tangannya dan langsung saja galen masuk dalam dekapannya.
"Mom.. " ucap galen
"Iya sayang mommy disini" ucap agatha mengusap kepala galen yang terbaring di dadanya. Semua orang datang dan mendekati ranjang agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...