Agatha menatap datar ke arah agastya dan dipta yang sedang berebut remot televisi di rumahnya. Membuatnya tidak bisa menikmati acara ftv menye menye yang ia sukai.
"Gue mau nonton spongebob!!" Teriak agastya pada dipta
"Gue mau siva, pokoknya siva ga ada lainnya" kali ini dipta bersuara.
"Apa bagus nya coba nonton anak kecil begituan"
"Hei.. jangan panggil aku anak kecil paman. Lo tau anak kecil itu hebat, bahkam polisi aja bisa kalah hebat dengannya"
"Film tidak masuk akal. Mana ada anak kecil lebih hebat dari polisi. Menjadi polisi bukan hal yang mudah. Tidak mungkin polisi bisa sebodoh itu"
"Ada. Kata siapa tidak ada"
"Mana?"
"Noh" dipta menunjukk ke arah agastya. Namun agastya malah menoleh kebelakang dan ia tak menemukan siapapun. Dan saat itulah agastya mengerti jika yang di maksud dipta adalah dirinya.
"Sialan lo, anak curut!!"
Mereka saling pukul memukul, tarik menarik, dorong mendorong hingga akhirnya tubuh mereka saling terkunci.
"Dasar otak udang" guman agatha. Ia memilih bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka. Membantu bundanya yang sedang memetik bunga di taman belakang rumahnya jauh lebih baik dari pada melihat duo jomblo bertengkar. Namun saat agatha akan melangkaj pergi tiba tiba
Prakk!!
Agatha langsung menoleh ke arah sumber suara. Agastya dan dipta langsung diam. Mereka langsung melepas kuncian satu sama lain. Agatha menatap sengit ke arah mereka berdua saat melihat remot televisi yang mereka perebutkan sudah hancur.
"Gue pulang dulu deh. Lupa kalau ada kerjaan. See you tha" dipta langsung bergerak cepat meninggalkan rumahnya. Sedangkan agastya menggaruk belakang tengkuknya yang tak gatal.
"Siapa yang tanggung jawab?" Tanya agatha dengan nada datarnya.
"Duh ngantuk. Gue tidur aja deh. Males kemana mana juga" agastya tak menjawab perkataan agatha dan langsung pergi meninggalkannya di sana.
"Kampret emang. Aku kan yang haruz beresin jadinya" agatha memungut satu persatu kepingan remot itu.
Ting tong
Agatha menghela nafasnya sambil melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11.30"
"Bilangnya jam berapa datengnya jam berapa" guman agatha dengan kesal.
Ia berjalan menuju pintu utama rumahnya dan membuka pintu itu dengan malas. Apalagi melihat wajah tak berdosa orang di depannya ini.
"Kenapa dipta tadi kok buru buru gitu" tanya diaz saat agatha membuka pintunya.
"Melarikan diri. Habis mecahin remot tv" ucap agatha dengan sedikit kesal
"Emang tuh orang gatau rasa bersalah hahaha.." diaz berkata sambil tertawa di akhir kalimatnya. Namun melihat agatha yang tak ikut tertawa bersamanya membuat diaz sadar akan satu.
"Em.. maaf sayang hehe.. aku juga buat kesalahan. Tadi aku ada meeting dadakan jadi baru datang sekarang"
"Meeting dimana? Alam mimpi? Kamu pikir aku gatau kalau kamu baru bangun tidur?"
"MATI KAU DIAZ!!" Batin diaz.
"Hehe.. iya maaf. Jangan marah ya please...." diaz memohon mohon pada agatha. Namun agatha masih memasang wajah juteknya.
"Aku beliin bungan deh nanti"
"Bunda lagi panen bunga. Ga perlu" ketus agatha
"Belanja ke mall, mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...