Fotosfer 55

17.2K 530 8
                                    

"Kak diaz" panggil agatha saat diaz berjalan dengan langkah lebar mendahuluinya menuju kamar tidur mereka.

"Apa?" Tanya diaz membalik tubuhnya dengan ekspresi wajah yang tegang. Agatha jadi takut, apakah diaz marah dengannya karena masalah merina tadi?

"Kamu marah sama aku?" Tanya agatha dengan pelan dan menundukkan kepalanya

"Siapa bilang aku marah sama kamu. Angkat kepalamu, aku tidak suka melihat istriku menunduk seperti itu" ucap diaz dengan nada tegas. Perlahan agatha mengangkat kepalanya dan menatap diaz dengan takut.

"Kamu ini kenapa agatha? Kenapa menatap ku seperti itu?"

"A.. aku.. takut. Kamu marah kan sama aku"

"Siapa sih yang marah sama kamu?"

"Ya kamu. Buktinya kamu ga pernah jalan ninggalin aku. Tapi sekarang kamu buru buru ninggalin aku" ucap agatha dengan mata berkaca kaca

Diaz menghela nafasnya. Ia melanglah mendekati agatha. Memegang kedua bahunya dan menatap mata indah itu.

"Aku sama sekali nggak marah sama kamu sayang. Kamu tau kenapa aku jalan duluan dan sampai ninggalin kamu? Karena aku kebelet pengen pipis dari tadi" ucap diaz. Agatha mengerutkan keningnya. Ia mencubit lengan diaz

"Ya kalau kebelet kenapa ga ketoilet. Kenapa masih disini?"

"Ya kamu sih manggil aku" ucap diaz memegangi miliknya dengan ekspresi wajah yang sangat lucu menurut agatha

"Astaga kak diaz. Yaudah sana"
Usir agatha sambil menahan tawanya. Diaz berlari menuju toilet yang ada di dapur. Karena akan terlalu jauh jika ia ke kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka. Adiknya sudah tidak tahan lagi.

Agatha berjalan menuju kamarnya. Di dalam kamarnya agatha menatap pantulan dirinya di depan cermin. Pikirannya kembali pada merina.

"Sebentar lagi, merina akan melahirkan dan anaknya akan menjadi milikku" guman agatha pada dirinya sendiri. Agatha menyatukan kedua tangannya dan memejamkan mata.

" Tuhan sungguh aku sangat bahagia. Kau telah memberikanku kesempatan untuk menjadi seorang ibu, meskipun anak itu bukan anak kandungku..."

Kedua mata agatha langsung terbuka setelah ia mengatakan anak kandungku. Tangannya langsung memegangi perutnya. Ia mengingat kata kata merina.

Agatha segera masuk ke dalam kamar mandi. Ia harus memastikannya. Ia memgambil sesuatu di dalam laci yang ada didalam kamar mandinya.

Baru saja agatha masuk ke kamar mandi ia mendengar suara diaz memanggil namanya.

"Sayang kamu di dalam?" Tanya diaz yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Iya. Aku sedang membersihkan make up" jawab agatha sekenanya.

"Baiklah. Jangan terlalu lama bermain air, nanti masuk angin"

"Iya sebentar" setelah itu tak lagi terdengar suara diaz.

Agatha kembali melanjutkan aktivitasnya di dalam kamar mandi. Ia menunggu dengan gelisah. Ia takut kecewa lagi dengan hasilnya. Namun ia akan pasrah kepada Tuhan apapun nanti hasilnya.

"Sayang kenapa lama sekali?" Teriak diaz lagi.

"Sebentar sayang" agatha buru buru menyelesaikannya.

Ia memejamkan matanya erat erat sambil merapalkan doa sebelum melihat hasilnya. Saat matanya terbuka agatha terdiam melihat apa yang ada di tangannya itu.

Ceklek...

Diaz menoleh ke arah kamar mandi melihat Agatha yang keluar dari sana. Diaz meletakkan buku yang tadi ia baca. Kemudian mereka saling bertatapan, rupanya diaz sudah berganti pakaian piyama tidur. Pasti pria itu sudah membersihkan diri sekalian setelah buang air kecil tadi.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang