"I Miss you so bad" ucap Diaz. Agatha diam terpaku disana.
Agatha langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Diaz masih setia memandang wajah cantik itu.
"Tapi aku tau, ga ada harapan untuk kisah kita di tulis kembali" ucap Diaz membuat Agatha menatapnya kembali. Diaz tersenyum tipis dan menyandarkan tubuhnya di kursi itu. Matanya terpejam. Agatha masih diam menatap Diaz disana.
"Karena kamu sudah memiliki orang lain. Dan aku pun begitu" lanjut Diaz dengan mata yang masih terpejam.
Entah mengapa mendengar kata itu membuat hati Agatha serasa di remas remas. Ia ingin menangis, dan berteriak di depan Diaz untuk mengatakan jika ia masih mencintainya.
"Kita tidak sejahat itu. Meninggalkan orang yang selama ini selalu ada buat kita ketika orang dari masa lalu telah kembali" lanjut Diaz. Ya apa yang dikatakan Diaz memang benar.
Kemudian Diaz membuka kedua matanya dan terkekeh pelan.
"Sorry... Kata itu perlu diperbaiki. Lebih tepatnya bukan kita tapi aku. Karena aku gatau kamu masih cinta atau enggak sama aku,hingga kamu mau ninggalin dia saat bertemu lagi denganku." Diaz kembali terkekeh pelan, menertawakan dirinya sendiri karena beranggapan Agatha masih mencintainya dan ingin kembali padanya. Sama seperti dirinya yang masih mencintai Agatha
"Kamu ga salah. Aku masih cinta sama kamu, dan aku juga ga mungkin ninggalin Dipta yang selama ini selalu ada buat aku" batin Agatha.
Agatha tersenyum tipis. Dan tentunya itu adalah senyum palsu.
"Kamu kenapa bisa ada disini?"
"Aku ada pemotretan disini. Untuk beberapa bulan aja sih" ucap Agatha berusaha santai. Diaz mengangguk anggukkan kepalanya
"Kamu temannya Lexi kan?"tanya Diaz. Agatha mengangguk pelan. Kemudian Diaz tersenyum .
"Dia pacar kamu ya?" Tanya Agatha dengan hati hati pada Diaz.
"Ya untuk setahun ini" balas Diaz dengan entengnya.
"Dia orang yang baik" ucap Agatha.
Diaz mengangguk.Tiba tiba ponsel di atas meja itu Diaz berdering. Diaz dan Agatha sama sama melihat ke arah layar ponsel itu. Tertera nama Lexi disana. Diaz langsung menerima panggilan dari Lexi di depan Agatha.
"Halo" ucap Diaz
"...."
"Aku ada di tempat biasanya" ucap Diaz.
"..."
"Kau sudah dirumah?"
"..."
"Baiklah. Tunggu disana aku akan kesana"
"..."
Diaz mengakhiri panggilan itu. Kemudian ia melihat ke arah Agatha yang masih memperhatikannya sejak tadi.
"Aku harus pergi"
"Oke. Makasih es krim nya. Ini gratis kan?" Tanya Agatha dengan nada bercanda
"Enak saja. Bayar sendiri nanti di kasir" ucap Diaz. Agatha mengerucutkan bibirnya kesal. Jika dulu Diaz akan mencium bibir itu namun sekarang, ia hanya bisa tersenyum saja.
"Aku pergi. Sampai jumpa. Jika kamu masih mau bertemu denganku" Diaz sudah bangkit dari duduknya dan memakai jaket yang ia bawa tadi.
"Kenapa aku harus bertemu dengan orang sepelit kamu" ucap Agatha sedikit mendongak. Diaz bereskpresi seperti orang sedang berfikir keras
"Emmm mungkin jika kamu rindu"
"Cihhh, rindu kamu? Udah terlalu sering sampai aku bosan" ucap Agatha melipat kedua tangannya didepan dada. Kemudian ia sadar dengan apa yang ia katakan. Ia langsung salah tingkah. Sedangkan Diaz menahan senyumnya. Berpura pura tidak mendengar perkataan agatha
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...