Fotosfer 47

14.1K 501 4
                                    

Jangan lupa vote dulu baru baca terus kasih komentar ya.

Oh iya jangan lupa juga untuk baca new story aku. Barusan update part satunya. Semoga kalian juga suka.
.
.
.
.

Hujan rintik rintik turun, membasahi bumi di siang hari ini. Langit berwarna kelabu. Sewarna dengan hati diaz hari ini. Ataukah memang langit ikut menangis dan berduka bersamanya? Mungkin memang begitu.

Diaz menatap batu nisan itu bertuliskan Genta Orlando. Wajahnya datar, tak ada ekspresi apapun namun siapa yang tau bagaimana perasaanya. Meskipun apa yang genta lakukan padanya sangatlah kejam, genta tetaplah ayah biologis diaz. Tentu diaz akan merasa kehilangan. Apalagi diaz merasa jika ia belum bisa membuat genta bangga padanya.

Diaz merasakan ada sebuah tangannya yang mengenggam tangan dinginnya. Melingkup begitu erat dan membawa kehangatan padanya. Tanpa melihat pun diaz tau siapa orang itu. Tentu saja agatha.

Tak ada kata penenang yang keluar dari mulut agatha untuk diaz. Namun sikap agatha pada diaz menunjukkan bertapa peduli dirinya pada diaz. Agatha menenangkan diaz dengan perbuatan. Bukan dengan kata kata. Karena agatha tau rasanya menjadi diaz. Disaat seperti ini mendengar kalimat penenang bukan akan membuat hatinya damai namun malah semakin menyakitinya.

"Kak..." panggil agatha

"Hem?"

"Kita pulang yuk. Hujannya makin deres. Aku takut kamu sakit" ucap agatha. Diaz menghela nafasnya. Mengusap batu nisan itu sekali lagi dan melangkah pergi bersama agatha. Pemakaman sudah selesai sejak dua jam yang lalu namun diaz masih diam disana. Agatha tak bisa meninggalkannya sehingga ia tetap berada disana juga bersama diaz.

Diaz melingkarkan tangannya di pinggang ramping agatha. Mereka berjalan bersama menuju tempat dimana mobil diaz terparkir. Agatha juga melingkarkan kedua tangannya di perut diaz. Ia tau bertapa rapuhnya pria itu saat ini. Diaz mengecup puncak kepala agatha dengan sayang sambil memejamkam matanya. Saat ia membuka kembali matanya tiba tiba

Dorr

"Akhhhh" ringis agatha saat tubuhnya terjatuh bersama dengan diaz.

Diaz melihat ada seseorang yang mengarahkam pistol padanya dan agatha. Saat suara tembakan terdengar ia langsung menggulingkan tubuhnya dengan agatha sehingga peluru itu meleset. Diaz segera bangkit dan berlari mengejar pelaku yang melarikan diri.

Agatha melihat hal itu juga segera bangkit dan mengikuti diaz.

"Hei berhenti kau!!" Teriak diaz

"Kak diaz!!" Panggil agatha saat diaz terus berlari mengejar orang itu. Ia berhenti sejenak mengatur nafas kemudian kembali berlari mengikugi diaz.

Grepp

"Lepasin!! Lepas!!" Orang itu meronta ronta saat diaz berhasil mencekal tangannya. Diaz mengerutkan keningnya saat mendengar suara orang itu, seperti tidak asing. Kemudian ia menarik penutup wajahnya dan benar saja dugaannya.

"Kau!!" Marah diaz saat melihat orang itu adalah merina.

"Kenapa? Kaget? Iya ini aku. Ibu tirimu"

Plakkkk

Merina meringis sambil memegangi pipinya dengan sebelah tangannya yang tidak di cekal oleh diaz. Diaz pun terkejut saat merina tiba tiba mendapatkan pukulan dari orang yang tak disangka sangka.

"Kamu memang orang licik. Kamu jahat" marah agatha setelah menampar merina.

"Heh berani beraninya kamu" merina akan membalas agatha namun diaz mencekal kedua tangannya.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang