Fotosfer 49 (21+)

33.5K 606 10
                                    

Diaz menggendong agatha ala brydal stile menuju kamar mereka sambil menyecap bibir merah milik agatha. Diaz menutup pintu kamar itu dengan kakinya, kemudian berjalan menuju ranjang. Ia menghempaskan tubuh agatha di ranjang empuk berukuran super king sizenya. Membuat agatha tertawa karena itu.

Agatha sedikit bangkit dengan kedua siku menopang tubuhnya. Ia melihat sekitar kamar ini.

"Gimana kamu suka ga?" Tanya diaz sambil ikut memperhatikan sekitar.

"Suka. Rumahnya bagus banget" ucap agatha.

"Aku nge desain sendiri rumah ini"

"Oh ya? Pinter juga kamu" diaz menaikkan sebelah alisnya mendengar perkataan agatha.

"Jadi menurut kamu aku ga pinter gitu?" Tanya diaz.

"Enggak kalau soal selera. Selera kamu itu payah"

"Enggak ya. Selera aku itu selalu bagus dan berkualitas. Keren juga"

"Apanya? Orang kamu aja kadang pakai baju warna warni. Ga dipikir warna ini sama ini cocok enggak? Coraknya cocok enggak? Asal pakai aja"

"Ya kan itu soal pakaian. Tapi selera aku yang lainnya oke dong"

"Apa? Mana?"

"Selera milih istri. Buktinya aku milih kamu. Keren kan" ucap diaz dengan berbangga diri. Pipi agatha memerah. Ia tersenyum tipis mendengar ucapan diaz.

Kini mereka ada di sebuah rumah besar yang ada di Jakarta. Diaz sudah mempersiapkan rumah itu sejak ia menjalin hubungan dengan agatha. Meskipum hubungan mereka selesai dan tidak ada harapan lagi rumah itu tetap dibangun dan diselesaikan. Hanya saja ketika diaz dikabarkan meninggal pembangunannya sempat terhenti. Kemudian ketika diaz sudah kembali penbangunan rumah itu dilanjutkan. Hanya tinggal menambah ornamen ornamen saja.

"Tha.." panggil diaz dengan nada suara serius.

"Iya kenapa?"

Agatha beralih menjadi posisi duduk di pinggir ranjang. Dan diaz mengambil duduk disebelahnya.

"Aku bantu lepas gelungan rambut kamu ya" ucap diaz. Agatha mengangguk. Kini agatha beralih memunggungi diaz. Perlahan tangan itu bergerak melepas jepit jepit hitam yang ada di rambut agatha hingga rambut itu terurai dengan indah.

Diaz menghirup rambut itu. Meresapi aromanya. Tak pernah berubah, masih sama seperti dulu. Tangannya menyingkap rambut agatha yang menutupi bahu kirinya. Diaz mengecup bahu itu kemudian beralih ke lehernya. Agatha sendiri memejamkan matanya merasakan hembusan nafas itu.

Tangan diaz bergerak menurunkan gaun agatha di kedua bahunya. Cukup mudah bagi diaz untuk menurunkan gaun itu karena memang gaun agatha sedikit terbuka di bagian punggungnya.
Gaun itu turun, memperlihatkan kedua payudara agatha yang tak memakai bra. Diaz membelai punggung agatha, bergerak ke lengan, kemudian ke bahu dan turun hingga akhirnya tepat di payudara agatha.

"Ahhh kak" desah agatha saat diaz sedikit meremas payudara itu.

"I want you now" bisii diaz di telinga agatha kemudian mengecup telinga itu ringan. Membuat tubuh agatha meremang.

Agatha membalik tubuhnya menghadap diaz. Kemudian ia berdiri sehingga gaun itu benar benar turun. Kini hanya tersisa kain berbentuk segitiga yang menutup vaginanya.

Tanpa di duga agatha langsung bergerak melepas tuxedo diaz dengan buru buru. Diaz hanya diam, membiarkan agatha melakukan apa yang di inginkannya. Diaz memperhatikan payudara agatha yang ukurannya tidak terlalu besar namun tidak kecil itu bergerak gerak karena kegiatan agatha melepas pakaiannya. Ia meras gemas hingga akhirnya diaz menangkap kedua payudara itu. Sangat pas di genggamannya.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang