Agatha membaringkan tubuhnya di ranjang kamarnya. Sungguh ia merasa sangat bosan. Ia sudah lama berada di Madrid jadi saat di Indonesia ia seperti orang yang kurang piknik.
Ataya sedang sibuk dengan berbagai persiapan untuk pertunangan Agatha dengan Dipta yang akan di selenggarakan dua Minggu lagi. Agatha sama sekali tidak berminat untuk ikut campur urusan itu. Biarkan ataya dan Denada yang mempersiapkan.
Untuk mengusir rasa bosannya ia memilih untuk mengambil kamera yang ada di kamar agastya. Agatha mengambilnya dari dalam lemari pakaian agastya. Kamera itu dulu sering ia bawa kemana saja saat ia pergi. Mungkin dari situlah bakat modelnya mulai keluar karena terlalu sering bergaya di depan kamera
Agatha kembali ke kamarnya. Ia mencoba untuk memotret dirinya sendiri dengan kamera itu sambil tengkurap di ranjangnya.
Setelah beberapa jepretan Agatha melihat hasil jepretannya. Ia tersenyum melihat hasilnya. Tak begitu buruk meski ia memotretnya dengan asal asalan. Agatha terus menggeser foto foto disana. Banyak sekali foto lama di yang di ambil di berbagai kesempatan.
Hingga akhirnya Agatha menemukan sebuah foto yang membuat hatinya terasa nyeri. Foto Diaz.
Foto itu di ambil Agatha saat mereka berada di salah satu mall di daerah Jakarta. Diaz baru saja membeli kaca mata baru. Agatha kesal karena saat Diaz memakai kaca mata itu banyak cewek cewek yang melihat kagum kearahnya. Agatha mengungkapkan kekesalannya pada Diaz. Bukan marah namun Diaz malah membuat kaca mata menjadi miring seperti itu dan berkata "jika seperti ini pasti tidak ada yang melihat ku dengan kagum lagi tapi mereka akan beranggapan bahwa aku ini gila. Biarlah yang terpenting kekasihku tidak cemberut lagi karena cemburu". Agatha senang dengan apa yang dikatakan Diaz. Diaz selalu berhasil membuat hatinya terbang.
"Dulu kamu selalu bikin aku bahagia. Jadi alasan aku untuk tersenyum tapi sekarang kamu selalu jadi alasan aku meneteskan air mata. Bukan salah kamu, tapi salah takdir kita" lirih Agatha. Air mata sudah mengalir membasahi pipinya. Ia segera menghapus air mata itu. Dan kembali menggeser foto foto itu.
Agatha tersenyum saat ia menemukan foto agastya bersama salah satu anak penghuni panti asuhan yang biasa di datangi ataya. Foto itu diambil saat masih duduk di bangku SMA dan mereka masih sama sama berada di Indonesia. Tidak seperti saat ini terpisahkan oleh jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...