Fotosfer 32

14.8K 490 12
                                    

Tak ada kata yang terucap dibibirz mereka. Hanya terdengae isak tangis memilukan agatha. Membuat hati diaz terasa tersayat sayat. Meskipun pria itu tetap menunjukkan ekspresi datar nya.

*******

"Tetap disini sampai aku kembali" ucap diaz saat agatha sudah duduk di dalam mobilnya. Agatha hanya mengangguk saja, karena ia tiba tiba merasa otaknya menjadi lemot. Ia masih sibuk mencerna apa yang terjadi saat ini. Semuanya begitu tiba tiba baginya.

Diaz memperhatikan wajah agatha yang masih terlihat bingung itu. Ia menutup pintu mobilnya dan pergi meninggalkan agatha di dam mobilnya.

"Hamil,selingkuh dan.. bangkit dari kubur?" Guman agatha pada dirinya sendiri. Ia merasakan kepalanya sangat pusing. Hingga ia memilih menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan memilih memejamkan matanya.

Diaz berjalan tergesa gesa kembali ke dalam kantor dipta. Ia masuk kedalam ruang pertemuan dan melihat kursi di ujung meja dimana tempat dipta berada masih kosong.

"Mr. Franklin" sapa seseorang dari arah belakangnya. Ia menoleh dan melihat salah satu rekannya berjalan mendekatinya.

"Mr. Fox" sapa diaz sambil menyalaminya.

"Bagaimana kabar anda. Cukup lama kita tidak bertemu. Terakhir kita bertemu saat acara pertemuan yang sama tahun lalu. Dan... kenapa anda terlihat cemas begitu"

"Ya... sebenarnya saya dalam masalah. Ada sesuatu yang harus saya lakukan saat ini. Tapi... entahlah apa saya bisa meninggalakan acara ini"

"Jika memang keadaan benar benar darurat lebih baik anda pergi sekarang. Saya akan mengatakan pada rekan lainnya jika anda sudah datang namun harus segera pergi karena urusan yang lebih penting"

"Oh syukurlah. Terimakasih mr. Fox anda sangat membantu saya kali ini"

"Tentu, kita harus saling tolong menolong bukan?"

"Ya tentu. Baiklah, saya akan pergi sekarang"

"Semoga masalah anda cepat terselesaikan"

"Terimaksih"

Diaz segera pergi dari sana. Ia menutup pintu ruangan itu dan kemudian melangkah ke arah kanan untuk menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar. Dan dari arah kiri dipta berjalan tergesa gesa sambil merapikan penampilannya yang acak acakan setelah kejadian tadi. Di belakangnya ada evelyn yang membawa berkas berkas milik dipta.

Wanita itu juga sudah membenarkan penampilannya. Senyum kemenangan terlihat diwajah cantiknya itu saat memperhatikan tubuh tegap dipta yang berjalan didepannya. Meskipun setelah kejadian tadi, dipta terus terusan berkata kasar padanya dan membentaknya. Namun itu tak menjadi masalah untuk evelyn.

Dipta berhenti melangkah saat sudah berada didepan pintu ruang pertemuan. Namun pandangannya terpaku pada seseorang yang ia lihat baru saja keluar dari dalam ruang pertemuan dan kini berjalan memunggunginya. Dipta merasa tidak asing dengan punggung itu. Namun ia tidak membiarkan rasa penasaran yang tidak beralasan itu berlama lama. Dipta segera masuk kedalam ruang pertemuan dan terlihat semua orang sudah siap di tempat duduk mereka masing masing.

Dipta tersenyum dan menyapa mereka semua. Kemudian duduk di kursi ujung. Evelyn pun duduk di sisi kanannya. Pandangan dipta tertuju pada sebuah kursi yang masih kosong.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang