Drt drt
Agatha melihat ke arah ponselnya yang ia letakkan di atas ranjang. Agatha tersenyum melihat nama yang tertera disana.
"Halo dip"
"...."
"Oke aku keluar sekarang"
Agatha segera menutup sambungan telfon itu. Ia memperhatikan penampilannya kembali di depan cermin, kemudian buru buru mengambil tas kecilnya dan memasukkan ponsel serta bedak dan juga lipstik yang wajib ia bawa kemana mana. Agatha memakai sepatu hils nya kemudian berjalan menuju pintu utama apartemennya dengan anggun.
Gaun panjang berwarna maroon dengan bagian lengan yang di turunkan mengekspose bahu putih mulusnya. Rambut setengah di urai membuat parasnya yang cantik semakin enak untuk di pandang.
Tangannya bergerak membuka kenop pintu dan saat itulah ia melihat Dipta yang berdiri di depan pintu dengan tuxedo nya yang membuatnya semakin terlihat tampan.
Malam ini mereka akan menghadiri sebuah acara resmi yang diadakan salah satu rekan Dipta. Dan kebetulan orang itu juga rekan Artha. Jadi anggap saja Agatha datang sebagai perwakilan dari keluarganya. Dipta sendiri baru sampai di Madrid pagi tadi, dan ia langsung menghubungi Agatha untuk mengajaknya ke acara itu. Sebelumnya Artha juga sudah menelfonya agar Agatha datang, karena agastya juga sudah harus kembali ke seattle
"Cantik" ucap Dipta.
"Makasih..." Balas Agatha dengan tersenyum. Dan saat itulah ia melihat ada yang tidak benar dari penampilan Dipta. Agatha menatap Dipta dengan senyum tipisnya
"Hem... Kamu juga ganteng banget, apalagi dengan dasi miring itu" ucap Agatha. Dipta langsung melihat ke arah dasinya. Kemudian ia langsung menyengir kuda.
Dipta berusaha membenarkan letak dasinya namun terlihat sangat kesulitan. Tangan Agatha terulur dan membuat gerakan tangan Dipta terhenti. Ia memperhatikan wajah Agatha yang terlihat serius membenarkan dasinya. Dipta melingkarkan tangannya di pinggang Agatha dan membuat posisi mereka semakin dekat. Namun Agatha masih fokus dengan kegiatannya dan tidak merasa terganggu dengan hal itu. Ia melepas dasi kupu kupu itu dan memulai membuat simpul dari awal untuk membentuk dasi itu.
"Udah" ucap Agatha dengan senyum tipis. Ia senang dengan hasil karyanya yang terlihat sempurna itu
"Makasih sayang" ucap Dipta.
"Sama sama. Yuk berangkat keburu di kuali acaranya ga enak sama tuan rumah"
"Yaudah ayo" Dipta memberikan telapak tangan kanannya, dan agatha menerimanya. Mereka berjalan bergandengan tangan menuju mobil Dipta.
Beberapa menit di dalam mobil mereka sama sama diam. Agatha menikmati indahnya kelap kelip lampu jalan yang ia lewati dan Dipta fokus pada jalanan namun pikirannya berlari kemana mana.
Dipta menoleh sebentar ke arah Agatha yang terlihat sangat ceria. Senyum terus terbit di bibirnya dan Dipta suka melihatnya. Namun Dipta juga tau jika senyum itu bukan karenanya, namun karena kehadiran orang lain yang membawa Agatha yang lama kembali lagi.
"Gimana?betah nggak?" Tanya Dipta. Agatha menoleh
" Maksudnya?"
"Tinggal di rumah Diaz, gimana?"
"Ya.. gitu deh. Rumahnya bagus dan nyaman meskipun ga terlalu besar. Pekerja di rumah nya juga ramah. Dan kak Diaz juga baik. Bahkan disana kayak rumah aku sendiri. Aku bisa ngelakuin apa aja disana. Sama kayak aku di apartemen kamu" ucap Agatha. Dipta mengangguk anggukkan kepalanya dengan pandangan masih fokus pada jalan yang ia lalui. Kemudian tak ada lagi percakapan antara mereka. Hanya terdengar suara Agatha yang bersenandung menyanyikan sebuah lagu yang menjadi favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...