Update lagi nih.. lagi rajin
Berharap vote dan komennya bertambah ya hehe...
.
.
.
.Matahari perlahan mulai tenggelam. Menghasilkan sebuah pancaran cahaya yang sangat indah di angkasa. Semua itu tak luput dari pandangan diaz.
Kini diaz berada di kantornya. Lebih tepatnya di ruangan nya yang berada di lantai paling atas gedung ini. Sebagian dinding di ruangan ini terbuat dari kaca, membuat diaz bisa menikmati keindahan sunset setiap hari dari sini. Masih sama seperti dulu, tak ada yang berubah. Diaz masih pecinta sunset. Dan ketika ia menyaksikannya hanya ada satu orang yang ada di pikirannya. Agatha.
Diaz kembali melihat ke arah layar laptopnya yang masih menyala. Memperlihatkan sebuah undangan yang dikirimkan lewat email. Undangan itu di kirimkan dengan maksud untuk mengundang CEO Franklin Corp agar turut hadir dalam pertemuan dengan perusahaan perusahaan lain yang saling bekerja sama yang memang selalu rutin diadakan setiap tahunnya.
Sebelumnya diaz tidak pernah absen dari pertemuan itu. Namun kali ini ia sedikit ragu untuk datang. Karena di undangan itu tertulis jika tempat pelaksanaannya adalah di Madrid. Di salah satu gedung milik perusahaan terbesar disana. Dan diaz tau benar siapa pemilik perusahaan tersebut.
"Anda harus datang tuan. Ini sangat penting. Kita bisa mengambil keuntungan yang luar biasa setiap tahunnya dari perusahaan ini. Dan menurut saya peluang keuntungan kita di tahun ini akan lebih besar. Karena kehadiran pimpinan perusahaa perusahaan besar yang belum bekerja sama dengan kita" ucapan nezio terus berputat di otaknya. Saling bersahutan dengan kemungkinan yang akan terjadi disana.
Drt drt
Diaz melihat ke arah layar ponselnya di atas meja kerjanya. Terlihat nama william disana. Diaz segera menerima panggilan itu
"Halo"
"Hei nak, ku dengar pertemuan kali ini diadakan di madrid. Benarkah?"
"Iya"
"Kurasa kau tidak perlu datang kesana. Aku tau kau belum siap"
"Pertemuan itu sangat penting"
"Ya aku tau. Jika kau tidak hadir kita akan mengalami kerugian yang cukup besar. Tapi kau belum..."
"Aku akan hadir. Tidak perlu mengkhawatirkanku"
Tut
Sambungan telfon terputus. Diaz langsung meletakkan ponselnya dengan sedikit kasar di atas meja. Kemudian ia menghela nafasnya. Keputusan sudah di ambil. Ia akan tetap pergi ke madrid untuk menghadiri pertemuan itu. Dan setelah selesai ia akan langsung kembali.
Disisi lain, william tersenyum senang. Rencananya berhasil. Sebenarnya ia sangat menginginkan diaz untuk hadir disana. Bukan karena keberhasilan bisnisnya, namun menurut william, diaz sudah harus menunjukkan dirinya. Tidak perlu lagi bersembunyi. Sudah saatnya Seluruh dunia mengakui keberadaannya. Dan satu satunya cara adalah seperti tadi. Berkata seolah ia mengkhawatirkan diaz. Dan diaz benci dianggap lemah. Diaz pasti akan menunjukkan bahwa ia bisa. Terbukti, tanpa keraguan lagi diaz mengatakan akan datang ke acara itu.
****************
Blitz kamera memenuhi tempat itu. Menyorot ke arah agatha yang bergaya di depan kamera. Sudah satu jam lamanya ia berdiri disana dengan berbagai gaya, dan sebenarnya saat ini ia merasa sangat pusing. Sejak pagi ia merasa tidak enak badan. Bahkan ia sempat muntah muntah sebelum berangkat ke tempat pemotretan. Namun ia tetap memaksa untuk melakukan pekerjaannya ini.
Kaki agatha terasa lemas. Keringat dingin muali keluar dan perlahan pandangannya mulai mengabur. Agatha memegangi kepalanya. Sayup sayup ia mendengar suara beberapa crew yang memanggil namanya. Dan akhirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...