Fotosfer 40

16.8K 577 17
                                    

Update lagi nih. Minta vote dan komen yang banyak pakek banget untuk next partnya ya. Karena sebenarnya part ini belum selesai tapi kebanyakan jadi aku jadiin dua part.

Happy reading
.
.
.

Flash back

Dipta membantu agatha untuk memgemas barang barangnya karena hari ini agatha sudah diperbolehkan oleh dokter untuk pulang. Dipta sangat senang ketika agatha mau kembali ke mashion mereka. Senyum tak henti hentinya terpancar dari wajahnya.

"Biar aku aja. Kamu istirahat aja. Masih lemes gitu" ucap dipta pada agatha dengan sangat lembut. Agatha tersenyum padanya kemudian berjalan perlahan menuju sofa dan duduk dengan nyaman disana. Kini dipta yang membereskan semuanya.

Pandangan dipta menangkap sebuah bucket bunga yang ada di atas meja. Bunga matahari bukanlah bunga yang di sediakan oleh rumah sakit. Biasanya rumah sakit akan menyediakan bunga mawar yang memang sengaja untuk pengharum ruangan selain bentuknya yang indah.

"Bunga matahari? Dari siapa?" Tanya dipta. Agatha melihat bunga itu yang terlihat sedikit layu itu.

"Bang gaga yang bawa" balas agatha. Dipta mengangguk saja.

"Mau dibawa?" Tawar dipta.

"Iya, tapi dibawa langsung gitu aja. Nanti rusak kalau di masukin tas"

"Ga usah dibawah deh. Nanti perjalanan pulang kita mampir ke toko nya. Kamu bisa pilih bunga mana aja yang kamu mau. Ino biarin disini aja. Udah mau layu juga"

"Jangan!!" Ucap agatha langsung. Dipta sampai terkejut mendengar suara agatha yang tiba tiba meninggi.

"Emm maksud aku, itu kan pemberian. Beda sama kalau beli sendiri. Jadi sayang kalau di tinggal"

"Hemm yaudah deh"

Agatha tersenyum mendengar jawaban dipta. Ia masih memperhatikan dipta yang masih membereskan barang barangnya. Hingga rasa ingin buang air datang.

"Aku ke toilet dulu ya" ucap agatha.

"Iya. Perlu dibantu?"

"Gapapa. Aku bisa kok"

"Yaudah hati hati"

Agatha langsung masuk dan melakukan urusannya didalam sana. Saat agatha masuk ke toilet, muncullah agastya yang membawa sekantong makanan. Pria otu baru saja dari kantin rumah sakit untuk membeli beberapa makanan ringan dan minuman.

"Adek gue mana?"tanya agastya.

"Di toilet" balas dipta dengan santai.

Tiba tiba agastya memikirkan suatu hal. Ia merasa ada ini adalah kesempatannya. Ia tak boleh menyia nyiakannya.

"Dipta gue mau ngomong sama lo. Serius" ucap agastya. Dipta mengerutkan keningnya sejenak. Kemudian melangkah menuju sofa dan mengambil duduk disamping agastya.

"Lo yakin masih mau ngelanjutin rumah tangga lo sama adek gue?"tanya agastya. Dipta mengangguk mantap

"Gue masih cinta sama dia. Cinta gue sangat besar buat dia. "

"Lo tau kan. Jika kita mencintai seseorang bukan berarti kita harus memiliki? Terkadang kita harus merelakan orang yang kita cintai itu pergi meninggalkan kita" ucapan agastya membuat dipta semakin bingung

"Maksudnya?"

"Dip, jujur gue masih belum bisa maafin kesalahan lo kemarin. Itu memang salah satu keburukan gue, sulit untuk memaafkan. Tapi gue juga udah mempertimbangkan berbagai hal, dan hasilnya tetap sama. Lo dan agatha ga pentes untuk bersama" ucap agastya membuat hati dipta terasa seperti di cubit

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang