" hamil" ucap agatha.
Deg...
Diaz menoleh dan menatap wajah cantik itu. Agatha yang tidak mendengar respon diaz pun menoleh ke arahnya. Mereka saling bertatapan.
"Selamat..."
*****
Diaz tersenyum mengelus puncak kepala agatha dengan sangat lembut. Agatha masih menatap mata coklat yang kini enggan untuk menatapnya itu. Agatha tau, di balik senyum itu ada rasa yang disembunyikan diaz."Kamu sudah lama menantikannya bukan?" Tanya diaz tidak melihat manik mata agatha. Ia melihat ke arah tangannya yang mengelus puncak kepala agatha
"Dari mana kamu tau?" Tanya agatha
"Tentu" balas diaz dengan tersenyum.
Agatha kembali melihat ke arah depan. Pandangannya kosong ke arah danau.
"Tapi sekarang aku benci dengan dipta. Dia mengkhianatiku" lirih agatha. Diaz menghela nafasnya, terkadang wanita disampingnya yang masih sangat ia sayangi ini cukup keras kepala.
"Jangan seperti itu, aku yakin dipta sangat cinta sama kamu" ucap diaz. Agatha diam tak berkata apapun. Pandangannya masih ke arah danau itu. Kini agatha yang enggan untuk menatap diaz.
"Pasti ada kesalah pahaman disini. Mintalah penjelasan padanya. Jangan langsung menghakiminya. Tha, dipta pria yang baik. Ingat, dulu saat kita bersama bukankah dia selalu sabar menunggu padahal sudah jelas jika kalian dijodohkan. Sudah jelas jika dikemudian hari kalian akan menjadi padasangan, tapi dipta tetap sabar menunggu. Bayangkan bagaimana perasaannya ketika melihat orang yang dicinta lebih memilih orang lain.Kini saatnya untuk kamu yang bersabar. Cobalah untuk mengerti dirinya"
Agatha merasakan hatinya di remas remas. Bukan karena dipta. Namun karena diaz yang berucap seolah ia sudah benar benar melepaskan agatha. Ia sudah melupakan cinta mereka. Dan ia sudah merelakan agatha dengan dipta. Seharusnya agatha senang, karena hidupnya tidak akan serumit dulu. Namun ia malah sedih dan kecewa. Ia merasa dirinya sudah tidak diinginkan lagi. Padahal sejak tadi perlakuan diaz kepadanya sangat baik. Agatha pikir diaz masih ingin seperti dulu. Ternyata tidak. Bahkan diaz membela dipta yang jelas jelas salah. Atau mungkin semua ini karena diaz tau agatha hamil sehingga ia tidak menginginkam agatha lagi?
"Kamu bilang kayak gitu apa karena aku hamil?" Tanya agatha tanpa nenatap diaz. Suaranya bergetar
"Itu salah satunya. Sekarang di rumah tangga kalian tidak hanya ada kalian berdua, tapi juga ada seorang anak. Jadi kalian harus menjaga hub..."
"Dan itulah sebabnya kak diaz gamau sama aku lagi? Itulah sebabnya kak diaz membela dipta biar aku kembali ke dia padahal udah jelas dia yang salah. Karena kak diaz gamau lagi sama wanita yang hamil dengan orang lain" diaz tergelak. Ia benar benar terkejut dengan ucapan agatha. Agatha salah mengartikan semuanya.
"Tha maksud aku nggak kayak gitu. Kamu salah paham"
"Apanya? Emang kayak gitu kan" ucap agatha sudah bangkit dari duduknya. Suaranya sudah meninggi.
"Ternyata aku salah. Aku fikir kamu bisa nenangin aku. Aku fikir kamu bisa membuat semua lebih baik tapi..." agatha tidak melanjutkan ucapannya.
Sejenak ia menatap diaz yang juga menatapnya cemas. Kemudian agatha berlari meninggalkan diaz. Diaz langsung mengejarnya. Agatha berlari dengan menangis dan memegangi perutnya yang terasa keram. Diaz berhasil meraih lengan agatha dan langsung memeluknya. Agatha menangis didalam pelukan diaz. Sedangkan diaz memelukanya dengan sangat erat. Bahkan ia juga mengecup dalam puncak kepala agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...