2 tahun kemudian...
Uluran tangan dan ucapan selamat terus di dapatkan oleh diaz setelah ia dinyatakan sebagai pemenang dari tender yang cukup besar di meeting kali ini. Diaz terus tersenyum senang dan bangga. Untuk kesekian kalinya setelah 2 tahun menjadi CEO di perusahaan kakeknya, diaz terus membawa perkembangan yang sangat baik. Dan yang paling terpenting adalah, perlahan lahan ia mulai menjatuhkan perusahaan milik genta dengan mengambil saham dan mengalahkannya dalam tender tender seperti ini.
Diaz berjalan dengan gagahnya menyusuri lorong sebuah gedung yang tadinya ia tempati untuk mengadakan pertemuan bisnis itu. Sebelah tangannya masuk ke dalam saku celana bahan yang ia kenakan. Di belakangnya ada nezio, yang membawakan berkas berkas kantornya.
Yap... hingga saat ini diaz masih mempercayai pria itu. Karena tak ada orang yang bisa disebut sebagai kawan jika orang itu tidak ada pernah ada untukmu ketika terjatuh. Dan nezio, ia selalu menemani diaz. Apapun yang terjadi nezio terus mengabdi kepada diaz. Dan diaz sendiri menganggap nezio sebagai keluarganya, bukan sebagai salah satu pekerjanya.
"Tuan selamat atas kemenangan anda kali ini" ucap nezio yang sudah mensejajarkan langkahnya dengan diaz. Diaz menoleh, ia berhenti melangkah dan begitu pula dengan nezio.
"Ini semua juga karena mu. Jika kau tidak membantuku bagaimana aku bisa mendapatkan semua ini" ucap diaz dengan menepuk bahu nezio
"Tapi saya hanya menjalanlan apa yang anda perintahkan"
"Dengan melakukan apa yang ku inginkan dengan benar dan jujur, sama saja dengan kau membantuku mendapatkan semua ini. Karena itu membuat semua pekerjaan ku lebih ringan"
Plok plok plok
Suara tepukan tangan itu mengalihkan pandangan diaz dan nezio. Mereka melihat ke arah depan mereka. Ternyata sudah ada seorang pria yang menjadi alasan kehidupan diaz jungkir balik seperti ini. Pria itu berjalan mendekati diaz dengan wajah datarnya.
Kini jarak mereka hanya dua langkah dan pria itu memberhentikan langkahnya. Kemudian tersenyum miring dan menatap remeh ke arah diaz. Sedangkan diaz hanya menatapnya datat dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana bahan nya. Berdiri dengan angkuhnya, karena ia ingin menunjukkan kepada pria itu bertapa kuatnya dirinya saat ini.
"Wah wah... sungguh luar biasa. Seseorang yang bangkit dari kubur tiba tiba muncul dan kini sudah berhasil mengubah segalanya" ucap pria itu yang tak lain adalah genta yang tadi juga turut hadir diacara itu.
"Kenapa kau takut?" Ucap diaz dengan nada mengejeknya
"Takut? Pada orang sepertimu? Apa kau tidak sadar diri? Meskipun kau menenangkan tender hari ini, kau tidak lebih baik dariku"
"Benarkah?"
"Tentu. Orang sepertimu tidak akan bisa mengalahkanku jika itu yang kau inginkan"
Diaz melangkah mendekatinya. Kini jarak mereka cukup dekat. Tatapan mereka saling membunuh satu sama lain.
"Aku tidak ingin mengalahkanmu, karena aku sadar benar siapa dirimu. Tapi aku ingin menghancurkan mu. Agar kau mengerti bagaimana rasanya menjadi diriku di masa lalu. Orang sepertimu pantas untuk hancur, sangat pantas."
"Brengsek!! Apa kau sadar dengan siapa kau berbicara!!! Dasar anak tidak tau diri. Ini semua karena didikan ibumu yang tidak berguna itu hingga kau menjadi anak yang kurang ajar seperti ini" ucap genta dengan suara yang meninggi
"BERHENTI UNTUK MENGHINANYA!!" Bentak diaz dengan suara yang cukup keras. Ia benar benar marah.
"Mulut mu itu tidak pantas untuk menyebut namanya. Kau tidak pantas. Kau tidak pernah becus menjadi seorang suami ataupun seorang ayah. Jadi jangan salahkan mommy atas apa yang ku katakan padamu. Karena ini semua adalah bentuk kebencian yang ku pendam selama ini karena perbuatan hina mu itu" tambah diaz. Genta mengepalkan tangan nya kuat kuat.
![](https://img.wattpad.com/cover/173651431-288-k984615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...