Jangan lupa beri vote sebelum baca dan kasih komentar setelah membaca ya. Vote dan komen gratis!! Tidak berbayar. Jadi jangan pelit pelit ya..
Yang tanya kenapa update lama? Karena, jujur ya agak males aja gitu. Karena merasa tanggapannya ga seperti ekspetasi. Ya emang sih udah tugas aku ya kan sebagai author. Tapi ya.. di mohon kebaikan hatinya lah ya.
Cus cerita
.
.
.
.Dipta mengerjabkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ia menoleh kesamping nya, tempat dimana Agatha berbaring semalam. Namun ternyata Dipta tidak menemukan siapapun disana.
Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Dan bisa dipastikan jika itu adalah Agatha. Dipta memposisikan dirinya duduk bersandar di kepala ranjang. Pikirannya melayang tepat pada kejadian semalam, dimana itu adalah waktu yang seharusnya mereka lewati dengan indah namun tidak terjadi sesuatu apapun. Karena Agatha yang menolak.
"Aku tau masih ada Diaz di hatimu. Mungkin Diaz sudah pergi tetapi jejak sentuhannya masih ada pada dirimu dan cintanya masih ada dihatimu" batin Dipta.
Ceklek
Dipta menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka dan muncullah Agatha dengan bathropenya dan handuk yang membungkus rambutnya. Agatha melihat Dipta yang menatapnya pun tersenyum.
"Morning" sapa Agatha. Tanpa di sangka Agatha berjalan mendekat ke arah Dipta dan mengecup bibir Dipta sekilas. Hal itu berhasil membuat Dipta benar benar terkejut. Sangat terlihat dari ekspresi wajahnya. Agatha terkekeh pelan
"Ada apa dengan wajahmu itu tuan Ezander?" Tanya Agatha dengan nada mengejek. Barulah Dipta mengerjabkan matanya beberapa kali dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Aku hanya... Em.. Kamu tau, bangun tidur nyawaku belum kembali sepenuhnya" alasan Dipta. Agatha mengangguk. Ia berjalan ke arah meja rias. Mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang membungkus rambutnya tadi.
Dipta masih diam di atas ranjang itu dengan mata yang selalu memperhatikan gerak gerik Agatha. Agatha yang merasa di perhatikan melihat ke arah Dipta dari pantulan cermin.
"Kamu ga mandi? Aku pengen jalan jalan, temenin dong" ucap Agatha . Dipta tersenyum
"Jalan jalan kemana?" Tanya Dipta sambil turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah Agatha. Memeluk perut Agatha dan menyandarkan kepalanya di atas di bahu Agatha.
"Kemana aja. Kan kamu yang ngerti daerah sini"
"Yaudah kita jalan jalan habis sarapan ya. Aku mandi dulu"
Cup
Dipta mengecup puncak kepala Agatha kemudian berjalan ke arah kamar mandi. Agatha tersenyum sambil sebagai balasannya. Namun saat Dipta benar benar hilang dibalik pintu kamar mandi, senyum itu langsung surut. Agatha menghela nafasnya. Kemudian menatap pantulan dirinya di cermin.
"Sampai kapan aku harus berpura pura seperti ini. Tuhan kumohon, buat kebahagiaan ini menjadi nyata. Aku tidak bisa jika terus berpura pura baik baik saja" batin Agatha.
"Em... Sayang" panggil Dipta yang tiba tiba menjemukan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. Membuat Agatha sedikit terkejut dan langsung menoleh
"Kenapa?" Tanya Agatha sedikit panik
"Kalau kamu ganti baju, ganti di situ aja gapapa. Aku ga bakalan ngintip kok, kecuali kalau khilaf. Lagian udah sah kan, khilaf sama istri sendiri gapapa lah ya" ucap Dipta dengan cengirannya. Agatha membulat kan matanya dengan sempurna
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...