Fotosfer 68

13.9K 496 7
                                    

"Kak nanti aku ada ekskul badminton. Kak galen pulang aja dulu gapapa. Nanti nungguin aku kelamaan" ucap gladys saat dirinya dan galen sampai di parkiran sekolah.

"Terus kamu pulang sama siapa?" Tanya galen.

"Naik taxi aja"

"Oke" balas galen singkat. Raut wajah gladys langsung meredup. Sejak peristiwa terbongkarnya rahasia itu kemarin malam, galen menjadi orang yang pendiam. Seperti orang yang sedang banyak pikiran. Pasti galen merasa gundah didalam hatinya.

Galen melepas seatbeltnya kemudian saat akan membuka pintu mobil gladys menahan lengannya. Membuat galen menoleh ke arahnya dengan tatapan bertanya.

"Kak galen jangan berubah ya. Tetaplah selalu menjadi kakak buat aku. Kakak terbaik untuk ku" ucap gladys dengan wajah penuh harap. Galen tertegun. Namun dengan cepat ia menyembunyikannya.

"Ya iyalah kakak terbaik. Kan kakak kamu cuman aku aja. Gimana sih" ucap galen dengan terkekeh pelan. Gladys menggeleng cepat.

"Kata teman teman aku, kak galen itu kakak yang sangat sangat baik. Meskipun kita sering berantem masalah sepele, tapi kak galen selalu perhatian sama aku, beda sama kakak mereka yang terkesan cuek" ucap gladys dengan sungguh sungguh. Galen tersenyum

"Iya, aku akan tetap menjadi kakak terbaik buat kamu" ucap galen menenangkan gladys

"Jangan pernah berubah ya"

"Enggak"

"Janji?"

"Janji"

"Jangan pernah pergi juga" galen diam mendengar ucapan gladys kali ini.

"Kak galen.. kak galen janji kan ga akan ninggalin aku sama mom and dad?" Ucap gladys memastikan lagi.

Galen menarik kepala gladys dan mendekapnya didada. Ia mencium puncak kepala gladys dengan sayang.

"Kakak sayang kamu, mom dan juga daddy. Sangat sayang" ucap galen.

Gladys menguraikan pelukannya. Ia tersenyum lebar. Hatinya merasa sedikit damai setelah galen mengucapkan itu.

"Yaudah kalau gitu aku ke kelas dulu ya"

"Iya"

"I love you" ucap gladys dengan senyum cerianya. Galen membalasnya dengan senyuman pula sambil mengangguk. Gladys keluar dari mobil galen. Berjalan dengan riang menuju kelasnya.

Sedangkan galen? Pria itu masih diam didalam mobilnya. Banyak hal yang sedang berputat di otaknya.

Namun ketukan seseorang dikaca mobilnya menyadarkan galen dari lamunannya. Akhirnya galen keluar dari mobilnya dengan menenteng tas di bahu kanannya.

"Kenapa lo? Pagi pagi wajah udah ditekuk gitu" ucap seorang gadis yang sudah sangat dekat dengannya sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar.

"Gapapa re"

"Halah sok sok an sembunyiin dari gue. Dengan nekuk wajah kek gitu kadar ketampanan lo udah berkurang 0,25% tau ga" ucap rebeca. Galen menaikkan sebelah alisnya

"Jadi sekarang lo udah ngakuin ketampanan gue?" Tanya galen. Rebeca memutat bola matanya jengah.

"In your dream!!" Tajam rebeca kemudiam gadis itu berjalan meninggalkan galen. Galen terkekeh pelan, rebeca berhasil sedikit memperbaiki moodnya.

Rebeca membalik badannya saat tak merasa jika galen mengikuti dirinya menuju kelas. Karena memang kebetulan mereka berada di kelas yang sama.

"Gal! Lo ga kelas?" Tanya rebeca sedikit berteriak. Galen tersenyum sambil mengedikkan bahunya. Kemudian pria itu berjalan ke arah lain, bukan ke arah kelas melainkan ke arah dimana tangga menuju rooftop sekolah berada. Rebeca menghela nafasnya.

2. Fotosfer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang