Mata biru itu terus bergerak mengikuti arah perginya seseorang yang sekarang berstatus sebagai tunangannya itu. Dan yang tak lama lagi akan menjadi suaminya. Ya dia adalah Agatha yang memperhatikan Dipta sedang bermain bola basket dilapangan taman yang biasanya mereka datangi sejak kecil.
Agatha duduk di anak tangga sambil bersimpu dagu dan terus memperhatikan gerak gerik Dipta yang begitu lihai dalam mempermainkan bola itu.
Tiba tiba bola itu menggelinding dan berhenti tepat di depan Agatha.
"still don't want to play?" Tanya Dipta. Agatha menggeleng
Dipta menghela nafasnya. Ia mengusap keringat didahinya dengan lengan bajunya. Kemudian ia duduk di samping Agatha. Dipta memegang kening Agatha untuk merasakan suhu tubuhnya
"Demamnya udah menurun. Apa masih pusing? Kalau pusing kita pulang aja"
"no I still want it here" ucap Agatha sambil menyandarkan kepalanya di bahu Dipta. Dipta mengecup kepala Agatha yang bersandar di bahunya beberapa saat dengan sayang.
"Aku bosan, beberapa hari ini terus diem dikamar, makan, minum obat, tidur. Begitu terus" adu Agatha pada Dipta.
"Kamu sakit memang harus banyak istirahat"
"Aku sudah merasa lebih baik"
"Iya sayang. Kita tetap disini" ucap Dipta merapatkan jaket yang Agatha kenakan kemudian membawa tubuh Agatha dalam dekapannya.
Agatha memeluk erat tubuh Dipta sambil memejamkan matanya. Merasakan semilir angin yang terasa begitu sejuk menerpa wajahnya.
"Rasanya aku seperti baru keluar dari penjara selama beberapa tahun saja" guman Agatha. Dipta terkekeh pelan.
"Maaf, aku baru kembali kemarin. Pekerjaan ku sedang banyak di Madrid dan Daddy malah sibuk bulan madu dengan mommy yang entah untuk keberapa kalinya. Semoga saja mereka pulang tidak membawa adik untukku" Agatha tertawa kecil. Kemudian ia menguraikan pelukannya dan beralih merengkuh lengan Dipta.
"Kamu tau, sebenarnya itu juga rencana ayah sama bunda. Tapi mereka membatalkannya karena aku sakit. Jika aku tidak sakit pasti mereka akan berangkat bersama mommy dan Daddy. Dan aku akan sendirian disini" ucap Agatha dengan ekspresi sedihnya
"Ouuu kasian. Aku janji setelah menikah aku akan membawamu kemana pun aku pergi dan tidak akan meninggalkan mu sendirian lagi" ucap Dipta dengan sungguh sungguh. Dipta memajukan wajahnyanya dan menggigit kecil hidung Agatha, membuat Agatha tertawa geli
"Kalau begitu cepat nikahi aku" ucap Agatha.
"Buru buru sekali hemm"
"Ya, aku ingin kesepian ini cepat berakhir"
"Dan rasa kelabu ini akan menuju titik terangnya yaitu kamu" batin Agatha.
Ya, dia telah memantapkan hati untuk bisa mencintai Dipta. Kini dalam hidupnya akan ada Dipta saja di hatinya. Agatha bertekad untuk itu
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Fotosfer (END)
Roman d'amourWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan kamu adalah bagian hidupku yang memancarkan cahaya ~•fotosfer•~ "kamu yakin?" Tanya Diaz pada Agatha. Agatha menganggukkan kepalanya. "Ga ada cara lain selain...