Ezra benar benar harus memisahkan keduanya. Ini diluar dugaan, alasan ia memisahkan Ranggit dan Ken seharusnya karena Ranggit yang sudah kalap dan Ken sekarat. Namun ini malah kebalikannya. Ranggit yang semakin terdesak dan Ken terus menerus melancarkan serangan serangannya.
Untunglah Ken tidak seperti Ranggit. Dia sekali diberitahu langsung menghentikan tindakannya. Itu baik, Ranggit tak harus lebih banyak merasakan sakitnya pukulan Ken.
"Kamu bersalah karena buat aku gabisa shalat pake baju ini. Tapi aku mau tetep minta maaf, aku buat kamu terluka" Ken menjulurkan tanggannya kearah Ranggit yang kini sedang dalam keadaan terduduk.
Keadaan Ranggit lebih buruk daripada Ken. Ken hanya mengalami sedikit perubahan penampilan, baju seragam keluar dan rambut berantakan. Sedangkan wajahnya masih bersih tanpa ada lebam sedikitpun.
Ranggit menepis tangan Ken. Dia bisa berdiri sendiri. Ranggit merasakan beberapa bagian dalam tubuhnya yang terasa sakit. Lebam sudah menghiasi wajahnya, perutnya juga sedikit nyeri saat Ranggit menarik nafas. Ken tadi benar benar menghajarnya, jauh berbeda dengan Ken padabiasanya.
Ranggit benar benar dekat saat Ken dalam keadaan marah. Tatapan matanya lebih tajam, aura dalam dirinya berubah 180°. Ken yang biasa terlihat kalem dan lembut, tadi menjadi seseorang yang kejam dan mengerikan. Ranggit rasa, opini orang tentang Ken adalah adik Dava benar adanya. Dia kini percaya, karena ternyata Ken tidak selemah kelihatannya. Sama kuatnya seperti abangnya.
Dilihat dari teknik memukul yang cepat, Ken benar benar mirip dengan Dava.
"Ngapain lo mil?"
Ezra yang melihat Milo dengan handphonenya tengah menyorot Ranggit dan Ken, langsung bertanya.
"Live" Milo dengan tampang tak berdosanya menjawab dengan santai.
Ezra buru buru mengambil handphone Milo dan langsung ia matikan siaran langsung yang tengah berjalan.
"Sejak kapan lo live?" Ezra bertanya tegas.
Milo yang bingung kenapa Ezra menjadi seserius inipun menjawab kembali dengan hati hati. "Sejak awal liat Ranggit berantem"
Semuanya diam. Ranggit melotot tak percaya atas tindakan bodoh salahsatu sahabatnya. Itu bisa mengundang bencana bagi Ranggit dan Ken.
"Kok lo bego sih!? Gimana kalo ada yang laporin mereka ke BK!?"
Milo menunduk saat Ezra memarahinya. Ia tidak sampai memikirkan kearah sana. Ranggit tidak bisa bicara apa apa saat ini, dipakai nafas saja perutnya terasa sakit. Apalagi bicara sambil marah marah.
"Kenapa? Ada masalah?" Ken bertanya. Dia tidak mengerti tentang BK dan omongan Ezra yang lainnya. Kenapa tiba tiba dia marah kepada temannya sendiri?
Ezra, Milo, Ranggit dan, Marco menatap Ken dengan tatapan jengah. Ternyata Ken yang bodoh dan polos telah kembali dengan cepat. Mereka tidak mau dibuat pusing oleh Ken, maka dari itu mereka semua langsung pergi meninggalkan Ken.
"Nah loh, ditinggalin kan?" Ken melihat kepergian keempat laki laki tadi dan mulai melebarkan pandangannya kesekitar. Suasana horor makin terasa saat mata Ken menangkap sosok wanita sedang tersenyum kearahnya.
Sebelum pergi, Ken membalas senyuman itu dengan kaku. Dan tanpa aba aba, dia berlari kencang bahkan sampai melewati Ranggit CS yang masih berjalan tak jauh dari tempat itu.
****
"Ranggit lo kenapa?!" Rachel terkejut ketika mendapatkan Ranggit yang sedang berjalan lunglai memasuki ruang UKS. Tadi saat di pertengahan jam pelajaran Ranggit tiba tiba merasakan sakit di di perutnya. Pukulan yang di berikan ken tadi sangatlah keras hingga ia merasa sudah tak bisa hidup lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Подростковая литература[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...