Final

194 17 3
                                    

Hari puncak dalam gelaran AFF tahun ini akan segera terlaksana. Stadion Nasional My Dihn yang terletak dipusat negara Vietnam kini dipenuhi pendukung dari kedua negara yang akan memperebutkan piala, Yaitu Indonesia dengan Thailand. Sang tuan rumah hanya mampu meraih gelar ketiga saat langkahnya dijegal Timnas Indonesia di Semifinal kemarin.

Kirey berada ditengah tengah pendukung Timnas yang lain, yang kebanyakan adalah WNI yang bekerja di Vietnam. Sedikit terjadi wawancara kecil antara Kirey dan seorang WNI tentang megapa WNI itu begitu antusias melihat pertandingan ini, WNI itu membuat Kirey tertarik karena atributnya sangat unik dari penonton yang lain.

"Saya sudah bekerja disini 15 tahun dek, terakhir pulang itu tiga tahun yang lalu. Saat tahu tim negara saya masuk Final dikejuaraan ini, Saya jelas senang sekali. Mereka saudara satu negara saya, pasti warga Indonesia yang tinggal disinipun ingin melihatnya langsung. Kita semua bisa bertemu disini."

"Wahhh bener juga yah pak. Kita jadi bisa silaturahmi di stadion." Kirey membalas dengan antusias pernyataan bapak disebelahnya atas pertanyaannya tadi.

WOAHHHHHHHH!!!!

PROK! PROK! PROK!

Kirey dan si bapak beserta seluruh suporter yang hadir langsung memfokuskan pandangan mereka ke lapangan. Kedua Tim telah memasuki arena dengan sangat gagahnya. Mereka berdiri tegak di tengah lapang dan bergantian menyanyikan lagu kebangsaannya masing masing.

"Anjir merinding banget aing." Ardan mengusap bagian belakang lehernya.

PLAK!

"Apasih!?" Ardan memprotes saat kepalanya diserang rasa sakit yang ditimbulkan tangan Elvan.

"Lo nyindir gue jadi setan kan!? Pake merinding merinding segala!"

Ardan mendelik kesal kepada Elvan yang sok tau akan maksud kalimatnya. 

"Gue merinding nyanyiin lagu Indonesia Raya bareng bareng sama Suporter Indonesia. Ge'er amat luh jadi setan!"

Elvan hendak menaiki punggung Ardan dan menyerangnya dari posisi itu, namun pergerakannya ditahan oleh Askar yang tidak mau membuat orang lain tak nyaman atas kerusuhan yang ditimbulkan dua temannya yang kekanak kanakan.

"Si Ken udah masuk lapang, ini waktunya lo pada buat beraksi, bukan ngerusuh sendiri!"

"Oiya bener!" Ardan langsung menurut kepada Askar.

Elvan juga tak memperpanjang perdebatannya. Dia dan Ardan langsung berubah seketika menjadi tim hore bergabung dengan suporter lainnya.

Peluit wasit telah berbunyi, pertandingan final benar benar telah dimulai. Indonesia berhasil merebut bola dari kaki para pemain Thailand saat mereka hendak menyerang pertahanan Indonesia terlebih dahulu. Kini keadaan berputar, Thailand menjadi tim bertahan dan Indonesia menyerang. Skill individu pemain pemain Indonesia sangatlah berkualitas, barisan pertahanan Thailand digempur habis habisan dari berbagai sektor. Kanan, Kiri, Tengah. Saat pemain Indonesia kehilangan bola, mereka dengan cepat kembali keposisi bertahannya masing masing, untungnya pemain Thailand tidak jauh lebih cepat dari pemain pemain Indonesia, mereka kehabisan waktu untuk membuat serangan balik yang mematikan. 

Dimenit ke 42 menjelang berakhirnya babak pertama, Thailand membuka keunggulannya lewat tendangan pojok yang berhasil dimaksilkan oleh straiker andalan mereka. sampai berakhirnya babak pertama, Indonesia tertinggal dengan skor 0 - 1 atas Thailand.

Di babak kedua ini, Ken lebih banyak memegang bola. Sektornya paling aktif melakukan serangan cepat. Umpan yang ia berikan, jika saja bisa dijangkau oleh rekannya, mungkin bisa mengubah keadaan. Namun jalan tuhan lebih baik, Indonesia berhasil membayar lunas gol Thailand sebelumnya lewat tendangan khas jarak jauh yang Ken lesatkan.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang