K.O

277 21 1
                                    

"Lang, lu bisa diem kaga sih. Maju mundur terus udah kaya neymar mo nendang penalti. Puyeng nih gua liatnya!"

"Gimana gue bisa diem anjir? Dava mau kesini!"

Sewaktu mendapat pesan singkat dari Dava, Gilang langsung tidak bisa tenang. Jika saja saat itu Gilang tidak berteriak 'bego' kepada Ken, pasti dia akan biasa saja saat ini. Haiss, Gilang menyesali itu.

Siapa yang menyangka Ken musuhnya adalah adik dari ketuanya sendiri? Gilang sangat terkejut. Bahkan sekarang dia masih tidak percaya. Bagaimana bisa dunia sesempit ini? Ken, si bocah tengil, cupu, bahkan mungkin lemah, adalah adik Dava. Waah jika dari kemampuan, dua kakak beradik itu sangat bertolak belakang. Dava tegas dan Keras, sedangkan Ken, sebaliknya.

Gilang tidak tahu Ken adalah atlit sepakbola. Tapi jikapun tau, memangnya akan berpengaruh terhadap pandangannya yang menilai Ken itu lemah?

Atlit itu kuat, memang itu faktanya. Tapi Ken tetap tidak berbakat didunia yang Dava jalani. Ya, mungkin kalau Ken menggeluti cabor beladiri, pandangannya akan sedikit berubah. Mungkiiin__

"Lupain masalah pribadi. Pentingin kelompok dulu yang sekarang lagi gawat gawatnya"

BD sedang dalam tekanan yang berat. Musuh bebuyutan mereka yang dipimpin Abril telah berhasil membujuk salah satu kelompok geng motor terbesar kedua dikota untuk menjadi sekutu mereka melawan Dava dan BD. Abril begitu membenci Dava dan Gilang. Untuk masalahnya dengan Dava, itu karena Dava yang selalu menganggap remeh ajakan bertarungnya. Dan masalahnya dengan Gilang, itu menyangkut masa lalu. Saat Abril masih bagian BD, dia selalu berbeda pendapat dengan Gilang. Kekuatan bertarung Gilang dan Abril tidak bisa ditandingkan. Itulah sebabnya BD netral dari kepemimpinan. Jika Gilang yang menjadi ketua, Abril pasti tidak akan terima, begitulah sebaliknya. Abril selalu ingin memimpin, tetapi jika terus ada Gilang, itu tidak mungkin terjadi. Itulah awal pemikiran Abril untuk berkhianat, dan membangun kelompoknya sendiri.

Drrtring drrtring...

Gilang menggeser tombol hijau dilayar handphonenya. Sebelum memabalas sapaan orang yang menelpon, Gilang meloudspeakerkan handphonenya agar semua orang bisa mendengar.

'Hallo Lang. Ini gue Febri Maverick'

Gilang dan semua orang disana terdiam. Maverick. Bukankah itu nama salah satu geng motor di kota mereka?

'Kabar Abril yang gaet Arthur cs udah sampe ke kelompok gue. Lu tau sendiri, Arthur itu rival gue. Jadi, gue mau nawarin bantuan buat lu lawan Abril'

Semua mata tertuju pada Gilang. Ini jelas kabar yang sangat menggembirakan. BD mendapat bantuan dari kelompok yang sangat tidak terduga.

Maverick adalah geng motor yang sangat terkenal di kota. Anggotanya sekitar delapan puluh orang, 20 lebih banyak dari geng yang menjadi sekutu Abril. Jika disatukan dengan BD, pasukan Abril jelas akan kalah banyak. BD beranggotakan 103 orang, dan Abril mempunyai anggota 67.

"Gue harus bilang Dava dulu"

'Gue akui BD jago banget dalam perkelahian. Dengan anggota seratus tiga orang, melawan seratus dua puluh tujuh orangpun kalian tetap bisa menang. Cumaa_ lo harus pikirin berapa puluh anggota lo yang akan jadi korban'

"Gue tau. Tapi tetep gue harus dapat persetujuan dari Dava. Biar bagaimanapun, dia disini ketuanya"

'Oke oke! Gue bakal tunggu konfirmasi dari dia. Jujur gue pengen banget terlibat. Setidaknya kelompok gue bisa memperkecil angka korban. Ya itu kembali lagi ke lo semua. Bantuan dari gue akan terus berlaku untuk lawan Arthur'

"Okee"

Gilang menutup sambungan teleponnya. Kenapa dia tidak kepikiran tentang rival Arthur? Dengan begitukan semua akan lebih mudah. Mereka akan mendukung BD 100% selagi Arthur menjadi sekutu dari kelompok Abril. Ini begitu menyenangkan!

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang