"Terimakasih banyak kepada para orang tua yang telah berbaik hati untuk menyiapkan segala kebutuhan siswa untuk study tour kali ini. Terimakasih juga pada ibu Milo yang telah membantu banyak dengan menyiapkan pakaian, tranportasi ringan, dan juga tiket wisata."
Ibu Milo berdiri membungkukkan badannya. Semua orang bertepuk tangan.
"Alhamdulillah, berkat kalian yang telah membantu saya, kini saya tinggal menyiapkan tiket pesawat dan hotel saja, untuk hotel, boleh request. Saya akan menyiapkan apa yang ibu atau bapak inginkan. Saya yakin, yang kalian pilih adalah yang terbaik." Dan juga yang termahal dan berkelas. Sean mendumel dalam hati. Keinginan orang tua memang sangat tinggi. Jika sudah menyangkut ekonomi, mau miskin ataupun kaya, gengsi adalah hal tersensitif yang tak pernah ketinggalan. Rela meminjam uang demi menghilangkan gengsi. Dasar manusia! Tidak pernah mau menerima jika di nyatakan rendah.
"Saya ingin hotel terbaik untuk anak saya, karna bagai manapun juga, hotel hanyalah satu satunya tempat tinggal anak saya di sana. Jika hotelnya tidak baik maka anak saya yang akan kena batunya."ucapan ibu ibu berbaju kuning pun diangguki semua orang tua. Mereka semua berpendapat sama. Termasuk Sean, yang juga memiliki anak kelas sepuluh. Walaupun ia juga ikut, tidak mungkin ia pilih kasih dengan membawa Fasya ikut dengannya menginap di tempat terbaik sendiri.
"Oke, saya juga setuju. kalau begitu, apakah ada yang tahu hotel terbaik di singapore?" Mendengar pertanyaan Sean, aula kini jadi ramai oleh ocehan ocehan orang tua yang menyarankan hotel hotel yang menurut mereka terbaik.
"Rose hotel saja, hotel nya bagus dan nyaman."
"Kamarnya hanya sedikit, tidak mampu menampung semua anak anak kita."
"Lily hotel? Kamarnya banyak dan dapat menampung, fasilitas terbaik, dan nyaman untuk digunakan semua anak anak kita."
"Tapi di Singapore gak ada cabangnya buk."
"Terus, hotel apa dong?"
"Hotel merpati?"
"Itu cuma ada diindonesia! Hotel kecil yang gak mungkin punya cabang di singapore!."
"Ya habisnya bingung amat, pilih hotel terbaik. Anak saya mah, tidur dipinggir jalan aja gak masalah."
"Ibu gak peduli sama anak ibu?"
"Bukan, cuma anak saya manja, saya selalu berharap dia ketinggalan di Singapore."
"Mother!!!!"
"Hehe maap neng, becanda. Kamu kan anak kesayangan Mother!."
"Hotel apa dong? Bingung saya."
Semua terdiam memikirkan untuk memilih hotel apa, sampai tiba tiba hening saat salah satu ibu ibu menyarankan dengan suara lantangnya.
"Veen Hotel. Iya, Hotel berkelas yang di Singapore juga ada cabangnya, lebih baik di hotel itu saja." Aula kembali ramai. Sean hanya diam memerhatikan ibu ibu yang sedang beradu pendapat itu. ia akan kembali berbicara jika keputusan sudah diambil. Ia juga tahu hotel yang baru saja di sebutkan. Mana mungkin Hotel ternama itu tidak diketahui?
"Iya, itu hotel terbaik. Saya pernah kesana waktu ada rapat penting sekaligus liburan."
"Cabangnya di mana mana."
"Pemandangannya indah banget!"
"Fasilitasnya sangat baik!."
"Tapi pasti sangat mahal"
"Siapa yang berani menganggung biaya semahal itu?"
"Tidak ada kata mahal untuk saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Teen Fiction[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...