"Mih, kita mau kemana sih? Jalan nya sepi, gelap lagi, takut ada begal mih, balik lagi aja yuk, Askar puter balik sekarang! Mending kita ke rumah ken aja, kita kan udah janji mau dateng ke syukuran rumah nya." Kirey yang duduk disamping Askar sedari tadi tak mau diam. Askar sudah ingin melemparnya keluar. Biar saja dia di mutilasi begal. Askar ikhlas, sangat ikhlas malah.
Tuk.
"Aww, mamihh, Askar KDRT."
"Najong, Ken aja mikir dulu mau nikahin lo, apalagi gue." Kirey mengusap kepalanya yang terkena jitakan Askar. Ia ingin menjitak Askar balik, tapi mana mungkin. Yang ada Kirey yang dijitak lagi. Umi Askar yang sedang mengantuk pun hanya memutar bola malas mendengar kegaduhan mereka.
"Askar jangan jail. Kirey diem, jangan ngomong mulu, berisik. ikut aja, sebentar kok, ini juga mau syukuran ke rumah temen mamih."
"Mamih!! Syukuran kan lama!!_
"Stt. Jangan berisik, mamih mau tidur dulu, mumpung belum nyampe" Kirey yang di sela oleh umi pun langsung memanyunkan bibirnya.
"Mamih jahat" Kirey membuang muka, melempar pandangannya pada kaca mobil disampingnya.
"Astagfirullah! Cewek nya jelek banget! Serem"
Askar yang sedang menyetir pun kaget saat mendengar suara Kirey yang agak kencang. Ia jadi merinding sendiri, apalagi waktu ngerti apa yang Kirey ucapin. Kirey tiba tiba menjadi indigo? Aduh.. jangan sampe deh, cuma Askar laki laki di mobil ini. Nanti kalau hantunya cewek terus tersepona, kan gawat. Mana gak ada Elvan Ardan untuk di jadikan tumbal buat si hantu lagi. Kalau ada kan Askar tinggal bilang 'mbak ambil aja temen saya, saya tinggalin disini. Saya ridho kok, ikhlas'
"Rey, lo kenapa? Lo liat apa sampe ngumpet gitu." Askar sedikit mengguncang tubuh Kirey dengan pandangan terus kedepan.
"Itu.. ada cewek jelek."
"Mana? Ngomong yang bener dong jangan kayak tikus kejepit gitu." Kirey menatap bengis Askar yang mengatainya itu. Ia menarik rambut Askar kencang.
"Tuh liat!!" Kirey menunjuk kaca spion yang mengarah pada orang yang memakai pakaian kurang bahan dengan lengan kekar dan kulit yang hitam sedang duduk bersama teman temannya di pinggir jalan.
"Astagfirullah! itu mah banci kaleng bukan cewek beneran Kirey... gue kira lu liat cewek goib." Kirey langsung menggeser duduknya dan memeluk lengan Askar.
"Eh, eh, apaan? Lo ngapain elah, susah nih nyetirnya." Askar menggerak gerakan tangannya mencoba terlepas dari Kirey.
"Alesan! Ini kan jalannya lurus ngga perlu ngendaliin stir berlebihan. Aku kan takut, kata Askar barusan ada cewek goib" Askar menepuk jidatnya. Dosa apa dia punya adik kelewat polos gini. Salah ngomong dikit aja bisa berabe.
"Ngga ada Rey, gue boong. Udah sana sana nyender ke kursi lo aja. Kepala lo berat, makin banyak tuh dosa"
Plak
"Aws"
"Enak aja, kamu yang barusan boong, dosa kamu kalik kebanyakan. Nempel dikepala aku, jadinya berat." Kirey memukul lengan Askar kencang. Askar mengusap usap lengannya yang terasa perih.
"Widih.. kita udah sampe skar? Gerbangnya gede banget yah.." Askar mengangguk setuju saat melihat gerbang rumah yang menjulang tinggi melebihi gerbang dirumahnya. Ia keluar menghampiri satpam yang ada di pos dekat gerbang.
"Assalamu'alaikum. Permisi pak." Kirey menyusul Askar turun. Satpam tersebut terkejut saat tiba tiba Kirey langsung menyalami tangannya. Diikuti Askar yang terlanjur ditikung Kirey. Salaman aja pake tikung tikungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Novela Juvenil[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...
