"Gimana Key kamu jadi nonton aku Final kan? kamu udah janji. aku udah berusaha loh ini, gak gampang."
Pasangan absurd yang berisikan dua manusia super polos itu saat ini sedang berkomunikasi melalui video call. Ken sengaja menghubungi Kirey untuk menagih janji nya untuk menonton pertandingan finalnya. Kirey tentu saja tidak lupa. setelah mengetahui score akhir timnas di televisi kemarin, kirey langsung memberitahukan niatnya kepada orang tua nya. Dan menyiapkan segala keperluannya untuk pergi nanti.
"Udah kok Ken, ini aku lagi di mobil mau ke bandara. "
Kirey memutar layar handphone nya memperlihatkan keadaan di dalam mobil. Ken terkekeh pelan saat wajah tidur askar tersorot kamera. ken meminta Kirey mendekatkan hpnya ketelinga Askar, ia berdehem pelan menyiapkan kejutan yang akan di berikan.
"ASKARRRR!!!!"
"Astagfirullah hal adzim."
walaupun suaranya parau, Askar terlihat garang saat melihat wajah sembrono Ken yang terpampang jelas di hadapannya.
"Ken lo goblok banget sih anjing!" Askar melotot, tanpa di sadari kata kata yang keluar sangat berpengaruh pada dua manusia polos yang sedang kasmaran saat ini.
"Skar, maneh salah ngomong deh, haha tanggung jawab tuh, mampus." Ardan yang duduk di sebelah pak ujang, supir pribadi keluarga Askar dan Kirey, ikut menimbrung menyadarkan Askar.
Askar menolehkan matanya melihat Ken dan Kirey yang sedang melongo melihat Askar tanpa berkedip. Dan kini Askar sadar, ia salah berucap. Dan ucapannya tadi itu.. Ah sudahlah! Yang pasti Askar salah besar. Dan kini ia harus bertanggung jawab.
"Jangan di inget inget kata kata gue barusan. Ngga baik buat kalian, lanjutin aja ngobrolnya ya, gue mau tidur lagi." Askar kembali pada tempat ternyamannya. Pundak Fasya.
Tanpa banyak tanya, Kirey kembali berbincang dengan Ken. Sedangkan Askar kini sedang memberengut kesal. Pasalnya, Fasya menolak di sandari dan kini, malah dirinya lah yang menjadi sandaran Fasya.
"Pegel lah gue Skar, lo mah enak, tinggal tidur." Fasya bergerak memeluk Askar dari samping. Ia mulai memejamkan matanya saat Askar mengusap sayang rambutnya. Aduhai pasangan romantis ini. Hubungan sedang hangat hangatnya membuat penghuni mobil cemberut tak setuju.
"Ken, aku kangen kamu. Mau peluk kamu kayak Fasya." Kirey memajukan bibir bawahnya. Matanya sudah berkaca kaca. Mebuat Ken gemas, tak sabar ingin bertemu.
" Iya iya, makanya kamu cepet kesini. Kamu cepet sampe, makin cepet juga kan kita ketemu." Ken berusaha menenangkan.
"Iya deh iya, suka ngga inget temen kalau udah pacaran. Mana si elvan gak ada lagi. Kan urang jadi sendiri, sedihnya... Mang ujang yang sabar ya ngadepin orang orang ini, saya mau tidur aja ya mang, maaf." Ardan mengusap wajahnya pelan. Dan mulai memejamkan matanya. Mang ujang hanya tersenyum menanggapi ucapan Ardan. Dasar,anak muda jaman sekarang.
***
"Akhirnyaaaa!! Nyampe!!"
Kirey berteriak senang saat matanya memandang negara Vietnam yang saat ini menunjukan indahnya langit malam. Kirey tidak tahu saat ini ia berada dimana. Ia terbengong sebentar, sebenarnya ia tahu ini dimana, namun ia malas menyamakan kota di hadapannya ini dengan yang ada di Peta kemarin. Halah, yang penting Kirey tahu jika dirinya kini sudah berada di bandara Vietnam dan tak sabar untuk bertemu Ken.
"Ken dimana ya? masih lama gak Rey?" Kirey menoleh saat mengerti dirinya lah yang di ajak bicara.
"Ya mana aku tau lah Elvan.. kamu aja bigung apalagi aku." Elvan mengusap wajah nya jengah. Astagfirullah, sabar sabar ini baru sampe.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Teen Fiction[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...