Dava barusaja sampai di kota lombok. Ayahnya langsung pergi ketempat yang akan dia tuju, sedangkan dia baru akan bergegas, karena sebelumnya dia menemui dua bodyguard yang menjaga adiknya terlebih dahulu.
Ternyata dua bodyguardnya itu berhasil mengamankan salah satu pelaku penyerangan, sempat Dava introgasi juga sedikit tentang siapa yang menyuruhnya, namun dia tetap bungkam. Entah seberapa banyak uang yang dia terima untuk tetap tidak berbicara. Jikasaja ada waktu lebih, Dava akan memukulinya sampai ke titik dimana orang itu melihat gambaran akhirat, namun nasib adiknya yang belum dia ketahui, membuatnya mengurungkan diri. Lebih baik cepat cepat menemui Ken dan menolongnya sekuat yang ia bisa.
Sekitar empat bodyguard mendampingi Dava dan Raka untuk menuju ketempat Ken saat ini. Dava tidak terlalu membutuhkan banyak bantuan bodyguard, tapi menurutnya, kemampuan dia dalam bertarung, sudah setara dengan 10 bodyguard ayahnya. Bukannya mau sombong, namun hasil presentasi dirinya sendiri membuktikan bahwa itu memang benar. Ditambah lagi ada Raka bersamanya, terakhir kali ia melihat Raka melepaskan pukulan pukulannya, laki laki itu bisa sebanding dengan dirinya. Teknik yang Raka punya, tak jauh berbeda dengan yang selama ini Dava andalkan.
"Tiga langkah." Dava berucap saat dirinya dan yang lain tidak bisa kemana mana lagi karena jalannya buntu.
Ada sebuah dinding tinggi menjulang, bagian dari sebuah bangunan yang berdiri tepat ditengah tengah jalan yang Dava ambil.
Sejak awal dia sampai di Lombok, Dava langsung mengandalkan jam tangan Ken yang terpasang GPS untuk menuntun arahnya. Untungnya adiknya itu tidak pernah melepaskan jam pemberiaannya sejak saat diberikan. Itu sangat membantu.
"Ken ada dibalik dinding ini. Segera temukan pintu masuknya." Dava memeriksa kembali layar pada jam tangannya. Ken benar benar dibalik dinding ini. Jalan yang Ken ambil adalah jalan yang juga Dava ambil. Namun bagaimana Ken bisa sampai didalam sana?
Apa dinding didepan Dava bisa terbuka? Apa disekitarnya ada tombol rahasia?
"Gila ya! Film animasi bukan atuh!" Dava menemukan 2 buah nomber dibalik pot bunga yang barusaja ia geser.
Diatas 2 nomber itu ada huruf 'R'. Seperti pengingat, untuk si pemilik gedung jika melupakan kodenya.
"Disini cuma ada dua angka. Nol, dan satu. Sedangkan huruf R adalah huruf ke delapan belas dari depan dan huruf ke sembilan jika dihitung dari belakang." Raka berargument sendiri. Dia kira dengan cara menghitung huruf keberapa 'R' itu, dia akan menemukan jawabannya.
"Mungkin lo keliru. huruf R dari belakang adalah 10, bukan sembilan." Dava menekan dua nomber dihadapannya. Setelah selesai, sama sekali tidak ada perubahan pada tembok didepan mereka. Itu tandanya, kombinasi yang mereka masukkan salah.
"Huruf R itu beneran huruf ke sembilan diitung dari belakang." Rakka sudah memastikannya kembali.
"Terus gimana caranya dengan hanya nol dan satu, bisa menjadi huruf R?" Dava bertanya. dia juga tidak terlalu berharap rekan rekannya bisa menjawab. Karena pertanyaan itu ia ajukan untuk dirinya sendiri, yang seharusnya bisa memecahkan masalah ini seperti masalah masalah lainnya yang mudah ia pahami.
Mereka mulai memutar otak dengan cepat. Banyak urutan telah mereka coba. Mulai dari huruf R yang menempati urutan ke 18 mereka tulis dengan satu angka nol, dan delapan angka 1 yang dikira memang seperti itu cara menulisnya, ternyata tetap salah. Lalu mereka bulak balik, tetap salah juga. Sampai akhirnya ada yang beranggapan lain yang patut mereka coba.
"Atau mungkin yang bikin kombinasi nomber ini orangnya cadel. Jadi yang orang lain tau ini adalah R, sedangkan bagi dia L. Huruf keberapa L dari depan dan belakang?" Salah satu bodyguard bertanya kepada Rakka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Genç Kurgu[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...