"Hahaha! Bego itu si Ken anjay gue gak bisa berenti ketawa gara gara dia! Hahaha biadab!" Askar masih tertawa saat bus akan meluncur menuju tempat tujuan mereka.
Jika bukan karena intruksi dari panitia tadi, mereka semua tidak akan berhenti tertawa hingga sore hari karena kelakuan si Ken biadab itu.
"Hahaha, lagian itu siapa sih yang ngirim buku begituan? Udah tau otaknya setengah. Makin nyurut lah gara gara tuh buku sialan." Elvan ikut berkomentar.
Mereka kini sedang tertawa bersama di kursi paling depan. Guru pembimbing tidak masalah dengan tawa mereka, karena ia pun ikut tertawa. Akibat mulut bocor Askar yang suka menggibah orang, aib Ken kini telah di ketahui teman sekelasnya.
Saking niatnya mempermalukan Ken, Elvan dan Ardan yang bukan salah satu anggota dari kelas Askar kini ikut mengungsi karena bus Askar masih banyak yang kosong. Tak henti hentinya mereka tertawa membuat Ken yang berada di samping Askar mendesis pelan. Menggibah di depan orangnya, ternyata lebih asik ya.
"Askar berenti ngomongin aku, kuping aku panas, lagian aku cuma ngira doang kan, kamu itu gak normal patut di curigai. Siapa tahu diem diem kamu mesra banget sama Kirey nyimpen perasaan" Lagi lagi tawa mereka terdengar kencang. Membuat Ken muak dan memukul keras lengan Askar.
"Auww!!! Bangsat! Sakit tau! Lagian ada ada aja lo ken, gue ingetin sekali lagi ya, gue tuh hidup di kota dimana semua orangnya masih nganggap kalau saudara tiri itu udah kaya sodara kandung. Nggak mungkinlah ada perasaan perasaan kayak gitu. Lagian gue masih normal ya, gue gak mungkin milih Kirey yang pencicilan, ngerepotin." Askar menjelaskan dengan tangan yang mengusap usap lengannya. Sakit juga nih pukulan toge goreng. Nyampe ke tulang tulang.
"Memangnya aku gak normal?! Adanya kamu yang gak normal skar, cewek cantik kayak kirey di bilang jelek. Mata kamu ada apanya? Kamu buta wajah ya?" Askar melotot. Sembarangan! Dia masih bisa mengakui dirinya memang tampan saja sudah menjadi bukti.
"Terserah elu lah tong, repot gue deket lu muluu" Askar menutup telinga menggunakan telapak tangannya.
"Tuhkan, tadi bermasalah sama matanya, sekarang sama telinganya, kasian aku sama kamu skar, nanti aku kasih bala bantuan deh." Dengan muka polos yang minta di tabok itu Ken berucap. Semua orang gemas melihatnya. Gemas ingin melempar ke antartika saja.
"Sudahi perdebatan kalian Ken, Askar, kita sudah sampai di tempat tujuan kali ini. Siapkan dan bawa barang barang berharga kalian. Turun dari bis dengan tertib! Kalian akan di bebaskan bermain seharian tanpa pengawasan setelah berfoto bersama di tempat yang sudah di pilih. Penuhi kewajiban ibadah kalian dengan mandiri! Dan terakhir, kumpul kembali di tempat semula tepat pukul 17.00. Jika sudah terlalu lelah, waktu akan di percepat." Ucap salah satu tour leader yang sedang berdiri di depan.
"Kok mas tau sih nama aku? Aku mirip artis papan atas ya? Pake minta foto bersama lagi, hihi aku terkenal banget ya skar?" Askar menepuk jidat. Ia menggeser jauh tubuhnya dari Ken. Terlalu malu untuk mengakui jika Ken adalah temannya.
"Aduhh ken manggilnya aku kamu, bikin gemes deh, iya kamu ganteng kok, tapi masih gantengan mas boy yakan anak anak?" Mas boy, alias tour leader bus itu mendapat gelengan dan teriakan kata 'gak' serentak dari makhluk di bus. Bahkan kecoa pun ikut menyahut.
"Haduhh, sudah lah kalah mas boy kalau begini, ayo anak anak, berang berang makan coklat?"
"Berangkatttt!!!"
Semua murid turun dan mulai mengikuti arahan untuk berkumpul di satu titik. Mereka melakukan foto bersama dan mendengarkan arahan tentang wahana dan tempat apa saja yang bisa di kunjungi. Tapi ya, dasar murid murid biadab, bukan bersyukur sudah di kasih gratis tour ke luar negri malah ngelunjak. Bukannya merhatiin malah sibuk poto poto. Huh, susah memang mengurus anak TK.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Teen Fiction[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...