AFF

91 14 0
                                    

Hari ketiga Ken di Vietnam, adalah hari dimana pertandingan pertama timnas Indonesia dilaksanankan. Beberapa saat lagi Indonesia akan bertemu dengan negara Myanmar di lapangan hijau. Ada sekitar 10 menit lagi untuk para pemain bersiap siap diruang ganti. Ken yang sudah siap dengan jersey kebanggaannya memilih menghubungi Kirey terlebih dahulu. Dia butuh dukungan. Kirey akan menjadi sumber energinya di pertandingan pertamanya.

"Kirey, kamu lagi dimana?"

Itulah pertanyaan pertama yang Ken ucapkan saat panggilan Video telah tersambung bersama pacarnya.

"Aku lagi eek. Pertandingannya udah mulai yah? Bentar aku cebok dulu."

Ken kini melihat layar handphonenya hanya dipenuhi satu warna. Yaitu putih. Entah dimana Kirey menyimpan handphonenya itu saat dia sedang cebok, Ken hanya tertawa saat mengetahui dia melakukan panggilan diwaktu yang salah.

"Udah?" Ken bertanya saat wajah Kirey kembali hadir di dalam layar.

"Mana udah? Papih aku sama yang lainnya belum teriak teriak?"

Sepertinya Kirey salah mengartikan. Dia mengira Ken memberitahunya bahwa pertandingan sudah dimulai.

"Kalo pertandingannya udah dimulai, aku mana mungkin telpon kamu."

"Iya juga. Lah terus, udah apa?"

Kirey terlihat sedang berjalan menuju suatu tempat. Mungkin keruang televisi, bergabung bersama papihnya dan teman teman yang lain yang juga hadir dirumah Kirey untuk nonton bersama. Bentuk dukungan yang Ken terima dari teman temannya.

"Ga penting lagi. Waktu aku sedikit, aku butuh semangat dari kamu."

Kirey disebrang sana tersipu malu. Dia senang saat Ken membutuhkannya seperti sekarang. Bolehkah ia berharap menjadi satu satunya yang akan selalu Ken ingat?

"Aku harus gimana?" Kirey menatap Ken dengan serius, dia berhenti berjalan.

Ken melihat kesekitarnya, sebagian besar temannya sudah siap dan kini sedang berdiri didekat pintu untuk menerima intruksi selanjutnya dari pihak penyelenggara. Ken dengan suara yang sedikit dikecili, meminta sesuatu yang hanya bisa Kirey dengar.

"Apa!? Cium Ken!?"

"Syuuutt"

Kirey langsung menutup mulutnya. Dia juga harus mengecilkan suaranya karena bisa saja ada yang mendengarkan ucapan dia.

"Ih engga ahh Ken. Aku takut."

"Yaudah gapapa. Liat muka kamu aja udah cukup buat aku semangat kok."

Ken sama sekali tidak kecewa. Permintaannya barusan juga tak serius dia inginkan. Ken hanya meniru adengan dalam drama saja. Dimana si cewek ngasih semangat cowoknya dengan modal ciuman saja.

"Sebentar lagi aku kelapang. Udah yah Rey."

"Ken!"

Kirey berhasil menghentikan gerakan tangan Ken yang akan memutuskan sambungan teleponnya. Beberapa detik kemudian, Ken melihat bibir Kirey perlahan membesar dilayar handphonenya, lalu seketika berganti dengan lubang hidung Kirey.

"I love you Ken! Aku bakal ke Vietnam kalo kamu ke final! Semangat!!!"

Sambungan terputus seketika saat Kirey selesai berteriak teriak disebrang sana. Ken yang melihat dan mendengar kelakuan pacarnya, tersipu malu sambil menahan tawa.

Ciuman apaan yang Kirey berikan tadi?

***

Gilang mengambil salah satu handphone yang tergeletak diatas meja. Niatnya untuk nebeng telpon, tapi wallpaper handphone tersebut membuatnya harus mencari tahu siapa pemiliknya.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang