"Aku menangggggg!!!!"
Kirey terbangun dari tidurnya sambil berteriak.
Nampaknya hari sudah pagi. Dan Kirey masih bahagia sampai saat ini.
Kemenangannya di perlombaan Atletik bukanlah sebuah mimpi. Itu memang benar benar terjadi. Saking bahagianya, Kirey akan melanjutkan hari kemenangannya di hari ini, esok dan seterusnya. Karena ini yang pertama kalinya, Kirey menjadi seorang juara.
"Reyy!"
Brug!
Pintu kamar Kirey dibuka secara paksa oleh papihnya. Saka yang saat ini masih bermuka bantal terlihat panik.
"Rey! Kamu kenapa!?" Saka langsung melompat indah keatas kasur anaknya. Dia mengecek suhu badan Kirey, gigi Kirey, dan terakhir telinga Kirey.
"Papihhh, aku ga apa apaa" Sambil tertawa Kirey melepaskan badannya dari dekapan Saka.
Maklum, anak satu satunya. Jadi harus dijaga sebaik baiknya.
Kirey turun dari ranjang. Ia berdiri dihapan Saka sambil bergaya aneh.
"Pihh, aku nanti pasti dipanggil kedepan kan, pas upacara? Om Sean bakal kasih aku piala pihhh. Aku harus gimana pih? Gini?" Kirey memajukan bibirnya sambil kedua tangannya ia dekatkan ke pipi dengan gaya cherybell.
"Aduhh, anak papih udah pinter nih. Sini peluk dulu" Saka tak kuasa melihat gaya gaya Kirey saat ini. Sangat menggemaskan. Sedewasa apapun Kirey, baginya tetaplah gadis kecilnya.
Kirey menenggelamkan wajahnya di dada sang papih. Dia tak bisa menjadi dewasa didepan laki laki ini. Dia akan selalu manja, sampai kapanpun sesukanya.
"Pihh, akukan udah menang lomba. aku boleh minta hadiah ga?" Tanya Kirey yang suaranya sedikit tertahan karena dada Saka.
"Ya piala itukan hadiah Rey"
"Piala mah hadiah dari panitia. Hadiah dari papihnya mana? Aku pengen hape. Masa apa apa pinjem hape papih atau Askar sihh?" ada satu alasan yang lebih signifikan. Jika tidak ada hp, cara Kirey dan Ken kangen kangenan hanyalah saling membayangkan. Tidak bisa berkomunikasi apalagi bertatap mata. Sangat tidak menyenangkan. Seperti pacaran di zaman purba saja.
Iya, semenjak kejadian Kirey diculik itu. Dia sampai detik ini belum mempunyai handphone. Saat menelpon Ken yang ternyata sedang berbaring dirumah sakitpun, ia menggunakan handphone Askar. Sangat memilukan, anak dari ketua yayasan Gazala dan anak pemilik mall mall terbesar di Indonesia tidak memiliki handphone.
"Suruh siapa kamu nimpuk guguk pake hape. Gapunya hape kan sekarang?"
Kirey memukul pelan dada papihnya. Dia hanya sebentar melepaskan pelukan Saka, hanya untuk menunjukkan wajah memelasanya. Setelah itu, Kirey menenggelamkan wajahnya kembali.
"Padahalmah ambil aja dulu di mall Abi. Bilangin, ntar papih bayar" Dia Kira beli hp bisa ngehutang? Kalo ngeredit, itu baru bisa.
"Ah papih mahhhh!"
"Iya iya. Ntar papih beliin"
Kirey mengangkat kembali wajahnya. Yang tadinya kesal, kini wajah kirey menampilkan senyum yang memancar.
"Love yuuu"
"To sayang"
***
"Seseneng itu ya lo?" Tanya Askar saat melihat Kirey terus tersenyum disampingnya.
Kini Kirey dan Askar sedang ada disebuah cafe untuk merayakan kemenangan yang telah diraih Kirey. Sebenarnya, Askar juga menjadi juara kemarin, begitupun juga dengan Elvan dan Ardan. Tapi karena mereka semua sudah biasa, jadi mereka tidak sebahagia Kirey yang baru pertama merasakan juara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Подростковая литература[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...