Persiapan

86 14 0
                                    

Berita tentang ALD semakin banyak diperbincangkan. Kali ini karena tersebarnya sebuah kertas undangan yang mengatas namakan perusahaan ALD.

Ada beberapa artikel juga yang menyebutkan, bahwa acara yang diadakan ALD itu, ditujukan untuk anak pimpinan yang akan segera diangkat menjadi bagian terpenting perusahaan.

Karena beberapa hari terakhir, foto Ken tersebar di internet, jadilah publik berasumsi bahwa Ken lah yang akan diangkat jadi bagian terpenting perusahaan itu. Beberapa berita ngawurpun mulai bermunculan. Seperti, bagaimana jadinya jika anak dibawah umur mengatasi perusahaan sebesar ALD, Dengan pengalaman yang tidak ada sama sekali?

Banyak komentar negatif yang menghiasi artikel artikel ngawur tersebut. Karena semuanya sudah tau Ken mengambil pembelajaran di sekolah olahraga yang sama sekali tidak ada bau bau bisnis, orang orang beranggapan bahwa dengan diangkatnya Ken, itu tidak akan membawa keuntungan apapun.

"Lagian siapa juga yang mau diangkat saodah!? Sok tau amat jadi orang!!" Ardan dengan mulut lemesnya itu membalas komentar para netizen yang sok pintar. Tapi Ardan hanya berucap, tidak sampai ikut menulis komentar di artikel yang tengah ia baca. Jika ia lakukan itu, nanti para warganet akan mengetahui bahwa dia tau banyak tentang berita yang sebenarnya. Dan akunnya akan diserang beribu ribu pertanyaan oleh mereka. Haduh! Begitu merepotkan! Ardan bersyukur keluarganya bukan seperti yang dipunya sahabatnya, memang menyenangkan terlahir dari keluarga yang super kaya dan terpandang, tapi akan lebih baik jika hidupnya seperti ini saja. Damai dan bebas.

"Eh Ken, itu wartawan diluar gerbang rumah lo, udah dari kapan adanya?" Elvan melayangkan pertanyaan.

Saat mereka bertiga mengajak Ken berkumpul dirumah Ardan siang ini. Lelaki itu malah bilang tidak diperbolehkan keluar oleh seisi rumah. Sekarang semua tau, Ternyata wartawan wartawan itulah alasannya.

"Gatau. Mau aku tanyain ke pengawas cctv rumah ini?" Ken berdiri dari duduknya, dia bersiap untuk berangkat ke ruangan khusus di lantai dasar jika Elvan menjawab 'boleh'.

Tapi kali ini Elvan malah menggelengkan kepalanya dengan mimik muka yang tak enak dilihat. Itu membuat Ken kembali duduk dan menanyakan keadaan Elvan, takutnya dia tiba tiba diserang sakit perut mendadak.

"Anying si Ken! Gue cuma iseng nanyanya, gapenting banget gue nganalisis jam kedatangan tuh para wartawan, sampe harus keruang cctv"

Askar dan Ardan tertawa ringan. Ken ini selalu saja bisa membuat teman yang lainnya kesal ataupun tertawa.

"Dek! Adek!"

Suara Dava yang berada dibalik pintu kamar terdengar. Askar yang posisinya lumayan dekat dengan pintu, langsung membukakannya, untuk memberi Dava akses masuk kedalam kamar Ken.

Kini diruangan yang besar ini tak lagi hanya ada Askar, Elvan, Ardan dan sipemilik kamar. Didepan mereka kini juga sudah hadir Dava, lelaki yang sepertinya menggunakan pakaian apapun akan selalu terlihat disegani banyak orang.

Dava melemparkan sebuah benda berbentuk tabung kecil kearah Ken.

"Itu alat keamanan dari gue. Hanya ada satu tombol disana. Saat lo teken, gue bakal tau posisi lo dimana. Gunain itu saat lo tau ada bahaya" Dava memberi tahukan kegunaan alat yang ia bawa. Dan itu membuat hampir semua yang ada didalam ruangan bertanya tanya. Mereka ini mau kesebuah pesta perayaan, atau mau berperang? Kenapa harus sewaspada itu?

"Loh, akukan udah pake jam perberian abang, kenapa harus pake alat ini lagi? Kegunaannya juga gajauh beda tuh" Ken melihat lihat alat yang ada ditangannya dengan seksama. Tidak begitu istimewa, bahkan jika dibandingkan dengan jam tangannya, benda ini tidak begitu berharga.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang