syukuran 3

103 14 0
                                    

"Umi nggak mau tau. Kamu harus cari Kirey sampe ketemu!" Umi Askar berkata tegas. Sedangkan Askar dihadapannya masih resah karena tiba tiba Kirey tidak ada didalam mobil. Umi Askar yang baru saja bangun saat sampai dan tidak menemukan Kirey pun langsung memarahi Askar. Hingga Askar menyesal karena tidak menjaga Kirey dengan baik. Askar tidak ingat sejak kapan Kirey tidak ada di sampingnya?Askar pun mencoba mengingat ingat, saat masuk mobil Kirey masih ada di sampingnya dan terkagum kagum bersama. Lalu saat..

"Ah! Askar tau dimana Kirey mi! Tapi ngga usah di jemput lah.. nanti juga dia kesini.. lagian disana aman kok. Jalan kesini aja nyampe, palingan cuma nangis dikit waktu kakinya pegel" Askar membentuk tangannya untuk menggabarkan kata 'dikit'.

Mereka kini sudah ada di rumah Ken itu yang luar biasa sangat luas. Ternyata, Ken adalah anak bungsu dari pengusaha besar. Ayahnya adalah seorang pembisnis hebat. Kaya raya dan baru saja pindah ke indonesia akhir akhir ini. Dan untuk ibunya adalah teman umi Askar yang memiliki hotel terbesar di dunia. Niken, iya teman barunya umi itu loh.. yang ketemu pas rapat. Duh ternyata worang kayak banget yah Ken itu. Pantas saja, beli handphone mahal aja duitnya kagak kurang. Ya mau gimana kurang kalau isinya kelebihan?

Oiya, Askar tau ini rumah Ken karena dia berpapasan dengan Dava dijalan penuh lampu tadi. Dia tidak berani menyapa, hanya sekadar melihat saja. Dia tidak lupa tentang fakta bahwa rumah Ken ada di jalan Kaera, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa rumah megah ini adalah kediaman sahabatnya. Dia kira rumah Ken ada di sudut jalan yang berbeda.

"Kamu ini kenapa sih a? Kamu lupa Kirey itu adik kamu? Kamu juga lupa kalau Kirey takut gelap?" Umi Askar memandang heran kearah Askar yang tidak khawatir sama sekali. Mengapa Askar ini? Dia tidak seperti biasanya.

"Bukan gitu mi, Askar cuma ngasih waktu buat Ken biar jadi pahlawan kesiangan. Disana nggak gelap kok mi, malah terang banget. Kirey nggak bakalan takut kok. Tuh pangeran nya dateng. Baru aja diomongin" Askar menunjuk Ken, Ardan dan Elvan yang sedang berjalan menuju mereka. Ken terlihat bahagia saat menghampirinya.

"Eh ada umi, apa kabar umi?" Ardan menghampiri Umi dan menyalami tangannya. Diikuti yang lainnya.

"Alhamdulillah baik kalian gimana?"

Semuanya tertawa. Lelucon apa ini? Setiap hari mereka bertemu, dan sekarang bertegur sapa seperti kerabat jauh.

"Eh ada Danesh ganteng, apa kabar jeng?" Tiba tiba datang Niken yang langsung mengajak Umi mengobrol. Mereka anak muda yang merasa tidak bisa ikut campur pun memutuskan untuk memisahkan diri.

"Gue mau nyari makanan dulu. Lo mau ikut gak Van? Katanya laper." Ardan mengusap perutnya. Ia merasa sangat lapar karena lupa untuk makan siang karena ketiduran. Jam pulang yang lebih awal tadi karena ada rapat guru membuatnya langsung tertidur lelap. Jarang jarang kan tidur siang? Libur sabtu minggu boro boro tidur. Yang ada malah gadang main game.

"Yok. Tapi lo jangan malu maluin. Makan lo suka kaya orang ga waras" Elvan langsung berjalan cepat saat Ardan akan menjitaknya.

"Sialan lo." Ardan pun pergi mengejar Elvan menyisakan Ken dan Askar. Ken celingak celinguk mencari sesuatu. Ia memutar mutar badan Askar takut apa yang sedang di carinya sedang disembunyikan Askar.

Plak

"Lo nyari apaan sih? Gue ngga nyembunyiin bom elah." Ken mengusap tanggannya yang di pukul Askar. Ia mendengus pelan.

"Kirey mana? Kamu nyuruh aku nyari dia? Kamu mau ngasih suprise aku ya? Tadikan kamu bilang nggak bakal kesini tapi tiba tiba malah ada disini. Kamu sembunyiin Kirey yang udah cantik kaya di drakor drakor ya?" Ken menebak asal. Ia tersenyum lebar saat mengingat film Korea yang membuatnya baper itu.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang