jadian 3

143 17 2
                                    

"Loh loh loh, kok kita berhenti di mall sih?" Kirey mengernyit bingung saat tiba tiba taxi yang ia tumpangi bersama Ken berhenti di sebuah mall.

"Kan tadi aku bilang, aku hari ini mau buang buang duit." Ken membayar taxi lalu keluar bersama Kirey. Kirey memutar bola matanya saat mendengar ucapan sombong lelaki itu.

"Gajadi buat akunihhh uangnya?" Kirey menggoda.

"Lah, tadi ditawarin kenapa ga di ambil?"

"Yakali. Memangnya aku matre?"

"Matre? Apa__"

"Gaada Ken!Gaada! Anggap aja aku tadi gabilang apa apa! Yuk, katanya mau abisin uang"

 Bodo amatlah. Kirey memilih mengikuti kemauan Ken ketimbang harus menjawab pertanyaan pertanyaannya yang membingungkan. Meskipun tidak sulit, tapi menjelaskan itu tetap membutuhkan waktu. Belum lagi jika Ken memperdalam keingin tahuannya tentang kata yang ia tanyakan. Wahh, sudahhh. Rasanya, Kirey ingin melambaikan tangan kearah kamera. Menyerah.

Mereka akhirnya berjalan mengelilingi mall dengan tangan yang saling menggenggam, katanya sih takut ilang si Kireynya. Tapi ya sebenernya sih Ken mah modus doang, dasar lelaki kardus. Ken mengajak Kirey memasuki salah satu toko boneka terbesar di mall ini.

Menurut perceunahan dari ketiga temannya, Kirey sangat menyukai boneka bebek. Ya, Ken ingin kelihat Kirey bahagia. Setidaknya untuk saat ini, dialah alasannya.

"Kamu mau beli boneka? Buat apa? atau jangan jangan, kamu suka main boneka Ken?!!"

Ken melotot mendengar ucapan Kirey. Itu sungguh tidak benar.

"Ya ngga lah, mana mungkin aku mainin boneka. Kata Elvan, boneka itu mainan cewek masa aku mainin maenan perempuan sih?"

"Ya siapa tau kamu ngga tau, untung aja Elvan kasih tau kamu." Kirey mengedikkan bahunya.

"Ngga kok, lagian aku mau beliin boneka buat kamu, bukan buat aku, jadi kamu sekarang pilih aja."

"Beneran kenn?!!" Kirey terkejut mendengarnya, matanya langsung berbinar terang. Ken hanya mengangguk.

"Yeayyy makasih Ken, lain kali bang Dava kasih duit kelebihannya tiap hari aja, biar aku juga enak." Kirey langsung berjalan mencari cari boneka yang ingin di belinya. Ken mengernyitkan dahinya.

Seharusnya Kirey merasa tidak enak saat ini. Jujur, Kirey bukanlah cewe matre! Dia memang selalu tidak tahan jika dihadapkan dengan tawaran membeli boneka. Baginya, boneka adalah teman terbaiknya dirumah saat papihnya tidak ada. Semakin banyak boneka, maka semakin banyak teman yang ia punya.

"Kirey ngomong apa sih cepet amat kan aku ngga ngerti." Dan ia pun menyusul Kirey.

***
"kita makan dulu ya Key, aku laper." Kirey hanya mengangguk angguk saja dengan beberapa boneka dipelukannya. lagi pula tak bisa di pungkiri lagi bahwa dirinya pun sama laparnya dengan Ken.

Jika Askar atau Elvan Ardan melihat kejadian ini, mereka pasti makin curiga tentang siapa Ken dan Dava sebenarnya. Ken terlalu sederhana dan kampungan untuk disebut orang berada. Tetapi anggapan orang tentang Ken adalah orang tak mampu juga dapat dipastikan salah. Jika benar, mana mungkin Ken bisa membeli handphone hampir seharga satu unit motor matic. Mana mungkin juga dia menghambur hamburkan uang hanya untuk membahagian orang lain dalam hidupnya.

Dava juga terlalu tertutup untuk mengungkap latar belakang keluarganya. Ini memang membingungkan. Tapi Kirey jelas tidak perduli tentang itu. Selagi Ken adalah orang baik, Kirey akan terus menjadi temannya.

Mereka berjalan memasuki sebuah restoran siap saji yang memang di sediakan di mall tersebut. Kirey langsung berlari menduduki kursi dan menelungkupkan kepalanya.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang