duoble date 2

124 16 2
                                    

"Ken kamu dari mana aja? Kok lama?" Kirey bertanya saat Ken pertama kali menginjakan kaki di gerbang. Hari ini ceritanya Ken ngajak pulang bareng Kirey, ya walau pun udah sering sih. Tapi sekarang keadaannya beda. Status mereka bukanlah lagi saling kode kodean. Tapi pacaran. Nah kan. Beda kan? Intinya sekarang Kirey punya pemilik, yaitu Ken. Hadeuh udah kayak peliharaan aja.

"Maaf Key, aku tadi abis dari toilet dulu bentar, kebelet ga kuat." Dusta, nyatanya sedari tadi Ken sedang mengontrol emosinya dan berfikir bagaimana nasibnya jika Dava tahu ia telah memukuli anak orang? Ya walaupun Ken sendiri memiliki alasan memukuli Ranggit. Ah sudahlah! Ken akan mencoba untuk tidak peduli dengan itu semua, yang penting kini dirinya bersama Kirey.

"Kamu itu kalau ada apa apa bilang. Kalau aku di culik lagi gimana? Kamu tega?"mendengar kata culik Ken langsung menggeleng cepat. Cukup satu kali saja ia harus pacaran di tepi jurang. Seru sih karna ada Kirey, tapi kalau udah nyungseb ke jurang kan ngeri juga.

"Jangan deh cukup satu kali aja kamu repotin aku." Kirey melotot. Tangan nya sudah bertolak pinggang. Ken yang melihatnya pun bergidik ngeri. Kirey mau berubah jadi jin ya?

"Oh jadi kamu pikir aku nyusahin kamu?! Trus ngapain kamu nolongin aku kalau repot?!" Ken yang mendengar suara Kirey yang tinggi pun semakin ketakutan. Ia salah, Kirey bukan mau berubah menjadi jin tetapi menjadi malaikat pencabut nyawa!

"Ya... ngga gitu juga Key, maksud aku itu aku kan masih belum bisa bawa motor kalau kamu diculik lagi masa aku harus nekat bawa motor lagi? Kalau waktu aku bawa kamu kita kecelakaan gimana? Kan repot, bang Dava ngga mungkin selamanya bakal ada kayak kemaren."

"Ya tapi_

"Aduh udah gerimis nih Key, kita harus cepet cepet cari tempat neduh!" Ken langsung menarik tangan Kirey yang akan nyerocos, selain dari menyelamatkan diri dari amukan Kirey ia pun tak berbohong jika cuaca saat ini sudah mendung, gerimis mulai turun satu persatu.

Mereka berlari, Kirey memang bukan orang yang ahli dari seluruh cabor di sekolahnya, tetapi kecepatannya berlari melebihi orang normal. Ia bisa menyetarai Ken yang jelas seorang pemain bola dengan kecepatan lari yang tak usah ditanyakan lagi. Maka dari itu saat mereka berlari bersama pun lari mereka cepat dan tanpa disadari kini mereka sudah berada jauh dari sekolah.

"Ken! Tuh ada warung kita ikut neduh aja. Sekalian beli yang anget anget." Kirey berhenti dan menunjuk warung yang ada di pinggir jalan. Warung itu terlihat sepi, jika tidak berteduh sekarang mereka akan kehujanan karena hujan yang semakin deras.

Ken mengangguk lalu menarik lagi tangan Kirey menuju warung.

"Permisi, ibu aku ikut neduh ya, sama pesen susu coklatnya satu." Kirey yang baru sampai langsung memesan. Ia duduk di kursi panjang dekat meja yang menempel pada dinding warung. Ken berdiri di dekat Kirey, ia sedang sibuk mengusap usap rambutnya yang basah.

"Boleh neng, si aa nya ngga pesen?" Kirey mendongak menatap Ken yang juga menatapnya. Ken yang tiba tiba tercyduk sedang modus memperhatikan Kirey dengan pura pura mengusap rambutnya pun terkejut. Ia mengalihkan pandangannya kepada si ibu penjual.

"Boleh bu, samain aja, ada makanan yang anget anget bu?"

"Paling cuma ada roti kukus sama gorengan aja, mau?"

"Roti kukus aja deh bu, rasa coklat, dua ya!" Ken duduk di samping Kirey. Ia mengambil jaket hitamnya yang ada di dalam tas. Lalu menyampirkannya di bahu Kirey.

"Jaket aku bukan warna pink, tapi gapapa, biar orang lain tau kalau kamu pake jaket aku, dan pasti mereka pikir kita pacaran." Ken kembali duduk tegak. Ia mengambil ponselnya yang berada di saku seragamnya. Hanya sekedar mengambil tidak memainkannya. Ia sedikit salah tingkah jika sudah berlaku seperti itu. Mau main Angrybird pun tak fokus. Kirey sedari tadi senyum senyum tidak jelas. Ia memerhatikan Ken yang terus diam sesekali mengacak rambutnya.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang