Jadian

183 18 0
                                    

Kirey belum mau bangun dari tidurnya namun sang papih terus mengusik kenyamanannya. Berteriak, menggerak gerakkan badan Kirey, lalu untuk tindakan yang terakhir, Kirey langsung terbangun karena suara ayahnya yang berbisik dua kalimat syahadat dan mengusap pelan mukanya.

"PAPIIIIHHHHHHHHH!!!!!!!"

"Hahahahahahaha" Saka tertawa kencang dengan tangan memegang perutnya yang sakit karena terus tertawa. Maklum udah tua apa apa dikit aja suka kerasa. Hehe.

Buk

Buk

Buk

"Papih nyebelin, emangnya Kirey mau meninggal apa!" Kirey melemparkan bantal yang berada di sekitarnya. Dengan tangan bertolak pinggang. Eh pamali Rey jangan tolak pinggang.

"Ya abisnya kamu ini di bangunin itu gak bangun bangun dari tadi kayak orang mati aja. Untung langsung bangun kalau ngga kayaknya kamu udah papih tidurin di ruang tengah trus papih tutupin pake kain." Saka langsung berlari keluar dengan tangan yang melambai lambai dan tawa nya yang tak henti henti.

"PAPIHHHHHHH!!!"

"CEPET MANDI REY KALAU KAMU TIDUR LAGI PAPIH BAWA KAMU KE MASJID BIAR DI SOLATIN" teriak saka yang sudah berada di lantai dasar ia akan berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.

"TERSERAH PAPIH!."

"HAHAHAHA"

                                 ***

"REY ADA COWOK JEMPUT NIH" Kirey masih tetap asik menalikan sepatunya serapi mungkin. Ia bukan tak mendengar ucapan papihnya namun ia sudah tahu, siapa lagi cowok yang akan menjemputnya selain Askar? Dia kan jomblo karatan bertahun tahun mana mungkin tiba tiba di jemput cowok? Teman? Teman Askar? Ya mana mungkin lah, orang mereka aja bareng sama Askar sudah pasti dirinyapun termasuk.

Kirey menuruni anak tangga dengan mulut yang menyanyikan lagu nama nama hewan bahasa inggris untuk bocah SD versi sunda.

"Anjing, guguk

Kucing, ucing

Kupu kupu mah ngapung

Ikan, lauk

Tikus, berit

Bebek macok cok cok cok. Balo_

"Ken?" Tiba tiba saja nyanyiannya terhenti saat matanya melihat Ken sedang duduk di meja makan bersama papihnya dengan segelas susu dan roti di hadapannya. Ken yang sedang makan roti pun mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar saat Kirey masih berdiri mematung dengan wajah terkejut.

"Kamu ngapain kesini?"

"Aku mau jemput kamu" Dengan tampang polos idiotnya itu ken menjawab. Ngga deng ken mah ngga idiot yang ada bikin Kirey klepek klepek.

"Lah Askar mana? Bukannya papih teriak tadi karna ada Askar?" Raut bingung begitu terpampang di wajah Kirey.

"Bukan, papih teriakin kamu karna ada Ken, kalau Askar yang dateng mah nanti juga masuk sendiri ngga di bukain pintu juga." Saka mengedikkan bahunya.

"Lah trus papih ngapain tumben tumbenan ngijinin ken masuk rumah? Biasanya aja kalau ada cowok jemput aku baru mau buka gerbang aja papih langsung marah marah ga jelas." Kirey memutar bola matanya.

"Loh, emang kenapa? Kan ken temen Askar juga, lagian mood papih lagi baik jadi ngga marah marah. Atau memang, kamu mau papih marah marah pagi ini?"

Kirey langsung menggeleng keras saat ditanya seperti itu. Aduhhh jangan dulu deh apalagi ini Ken, jangan deh, Ken itu udah menetap di hati Kirey kalau dia mundur kan Kirey kasian.

"Nggak, yaudah Kirey mau bawa bekel aja, papih udah siapin kan?" Kirey mengambil kotak makan yang berada di samping papihnya.

"Eh eh enak aja itu bekel papih Rey! Kotak makan nya kan ngga ada lagi yang warna item!"

"INI BUAT KIREY PIH, PAPIH PAKE AJA YANG WARNA KUNING PUNYA KIREY. LAGIAN SURUH SIAPA BANGUNIN KIREY KAYAK GITU! HAHAHA" Kirey berlari keluar dengan tangan yang menarik narik Ken agar ikut berlari. Sungguh, pagi ini pagi yang sangat indah bagi Kirey, membayangkan papihnya membawa kotak makan berwarna kuning berbentuk bebek ke kantornya saja sudah membuatnya bahagia. Dasar anak zaman now!.

***

"Gak usah kennn, aku juga bisa jalan sendiri, lagian cuman beberapa meter doang kannn." Kirey kini sedang berada di parkiran, dirinya baru sampai setelah menempuh jalan menuju sekolah diiringi canda tawa bersama Ken yang entah kenapa hari ini begitu berbeda. Seperti menggenggam tangannya saat di angkot, membayarkan ongkosnya, lalu memapahnya saat menyebrang jalan. Duh Kirey kan jadi makin baper kalau gini. Dan sekarang, ia tengah berdebat karena Ken memaksanya untuk di antar hingga kelas. Kirey sih sebenarnya tak masalah, hanya saja jarak dari kelasnya menuju kelas Ken itu lumayan jauh. Kirey kan tak mau Ken nya kelelahan walau hanya sedikit.

"Gapapa kok ayo aku anterin, mumpung jam masuk masih lama. Ini juga salah satu tindakan romantis kan?" Ken yang salting pun langsung menarik tangan Kirey dan berjalan beriringan di tengah koridor yang tidak terlalu ramai. Kirey hanya tersenyum senyum gajelas. Duh indahnya cinta si dua polos ini.

Setelah menempuh jalan yang tak begitu jauh akhirnya mereka pun sampai di depan kelas. Ken melepas tautan jarinya yang menempel di jari Kirey. Mereka kini saling berhadapan. suasana sekolah belum terlalu ramai, karna menurut murid lain ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah.

"Kamu belajar yang rajin ya, nanti istirahat bareng aku, kamu bawa bekel kan? Nanti aku kesini lagi, kamu jangan makan duluan ya. Aku ke kelas dulu, dadah Kirey cantik." Ken mengelus kepala Kirey sebentar lalu ia pergi setelah mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Kirey. Kirey yang pipi nya sudah merah pun berlari masuk ke kelas.

"MAMIHHHH KIREY DIGODAIIIIN"

"BRISIK!!!!" timpal mahluk mahluk yang ada di kelas.

"Hehehe."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang