Hari yang ditunggu tunggupun terjadi. Kirey sangat senang, betapa dia sangat ingin cepat cepat sampai di singapore. Menikmati wahana ditempat bermain, melihat pemandangan yang ada, dan kalau bisa, ia ingin berpacaran dengan romantis disana. Ingat. KALO BISA!!!
Semuanya masih menunggu beberapa siswa lagi yang belum datang untuk segera menaiki bis menuju bandara. Kini mereka tengah berada di lapang Granada, lapangan yang menjadi titik kumpul murid Gazala. Kenapa tidak di SMA Gazala? Karena akses jalan untuk bis itu cukup sulit, jalannya sangat sempit, dan jika ada mobil yang berlawanan arah, itu makin bermasalah. Ya begitulah pokonya.
"Kennn" Kirey berteriak kencang saat melihat pacarnya baru turun dari mobil alphard hitam. Dia ingin berlari dan memeluk pacar tampannya. Namun, lagi lagi Askar menjadi penghalang. Dia menahan Kirey dan menyuruh Kirey tetap ditempatnya.
"Askar kenapa sihh?" Kirey menggerak gerakkan tangannya yang dicengkram kakaknya itu.
"Shut!" Askar menyentuhkan jari telunjuknya dengan kasar ke bibir Kirey. Sampai bibir imut itu membuat wajah Kirey menjadi tak karuan.
"Gue mencium bau bau negatif di dalam diri Ken" lanjut Askar. Dia menggerakkan tangannya seperti mengumpulkan aroma yang ia cium itu.
"Udeh kaya Roykosushi wae sia mah!" Ardan menggeplak kepala Askar cukup kencang, hingga membuat Askar menatapnya dengan tajam.
"Hai semuaa" Ken telah berada didepan mereka dan menyapa. Seperti biasa, dia tidak melupakan tradisi dalam menyapanya, yaitu melambaikan tangan seperti anak TK.
"Menurut Yati onerdil, pakean seperti ini tidaklah pantas untuk berpergian keluar negri. Dan menurut Dadang deblo, jika seseorang akan tinggal selama satu minggu di luar negri, perbekalannya pasti sangat banyak. Dan kenapa lo hanya pake baju rumahan plus sendal jepit hitam kesayangan lo? Gabawa tas apalagi koper pulaa?" Ardan menepuk jidatnya. Jika para bodyguard yang Ken punya saat ini, ikut turun dari mobil sambil membawakan kopernya, masalah terselesaikan. Tapi jangankan para bodyguard turun, mobil alphard hitamnya saja sudah tidak ada.
Dan ya! Ken kini sangat tidak masuk kategori orang yang akan berpergian keluar negri. Dia memakai celana hitam pendek diatas lutut, kaos putih polos dan samping sarung yang menyampai di bahunya. Oh ya! Tak lupa juga peci yang dipasang miring dikepalanya seperti tukang tape singkong.
"Lo kerasukan si Kabayan?" Elvan memerhatikan sekitar saat bertanya itu kepada Ken. Entah kenapa, Ken yang berpakaian aneh dia yang merasa malu.
"Kalian tau sendiri rumah aku paling jauh. Jadi pas disuruh kumpul jam lima sore disini, aku dari rumahnya jam setengah empat. Mau ganti baju bagus, bentar lagi juga malem. Kalo iniii...
Ken menunjukkan samping sarung yang menyampai dibahu tegaknya.
"Ini bekas sholat ashar tadi. Lumayan buat selimutan di bis sekalian buat entar sholat magrib, jadi aku bawa" Ken menampilkan senyum kudanya.
"Fiks bukan temen gue!" Askar mengangkat kedua tangannya. Dia berbalik dan berjalan meninggalkan Ken dan teman temannya. Sungguh Askar tidak paham jalan fikiran Ken.
"Wahhh aku dimana iniii??" Ardan bertingkah seperti orang yang tersesat. Dan diapun menyusul Askar.
"Loh loh lohhh! Aku siapaa?" Elvan menunjuk dirinya sendiri dan bertanya kepada Kirey dan Ken. Tanpa menunggu jawaban keduanya, Elvanpun juga menyusul kedua temannya yang lebih dulu dipanggil Ilahi. Ehhhh, yang lebih dulu meninggalkannya. Adihhh, kok tetep berkesan pada kematian yah? Auah gelap!
Kini tinggal Ken dan Kirey. Dan semua murid lain sedang berbaris disebelah bis mereka menunggu nama mereka dipanggil untuk menaiki bus.
Jadwal penerbangannya jam 10 malam nanti. Sedangkan perjalan dari tempat mereka kebandara Soekarno Hatta menempuh waktu ± 4 jam. Diperkirakan sampai ke bandara jam sembilan malam, dan ada waktu tunggu satu jam. Ken berfikir, pas nanti sampai singapura, tak jauh semuanya akan langsung tidur kekamar hotelnya masing masing, jadi untuk apa Ken berbusana gaya gaya macam yang lain? Nanti pas lagi ngantuk ngantuknya dia harus berberat hati mengganti pakaiannya dahulu sebelum terjun ke kasur. Iya kan? Untung Ken cerdas. Dia bisa membaca apa yang akan terjadi beberapa jam kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Teen Fiction[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...