Rencana

94 14 0
                                    

Zio dan Niken kali ini sudah berada didepan pintu utama rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Ken pasti sedang tertidur pulas, karena dia sudah datang sedari tadi.

Sepasang suami istri itupun melangkah masuk saat pintu yang menjulang tinggi didepannya telah terbuka lebar. Hanya tiga langkah, keduanya langsung kembali diam.

Kini didepan mereka ada Dava. Dia menatap kedua orang tuanya dengan penuh tanya.

"Abang ko belum tidur?" Niken kembali melangkah dan berhenti didekat anaknya. Dia mengelus pipi Dava yang mulus, tatapannyapun juga penuh tanya. Kenapa Dava begitu bertekad menyambut kedua orang tuanya di jam seperti ini?

"Bun, Aku udah liat berita. Wajah Ken kini tersebar dimana mana"

"Hey jagoan" Zio kali ini ikut mendekat. Tangannya merangkul Dava dengan bersahabat.

"Jangan kamu pikirin apapun tentang ini. Cukup diam dan ikutin arahan kita. Semua akan baik baik saja" Lanjut Zio sambil kini mengelus puncak kepala Dava.

Zio mengubah gaya bahasanya dengan 'kamu'. Itu sering terjadi dikala suasana sedang dalam mode serius. Dan keseriusan adalah tanda bahaya dalam keluaga Dava.

"Apa yang aku harus lakuin?" Dava didepan kedua orang tuanya hanyalah anak biasa. Dia bahkan bisa disamakan dengan Ken, namun dengan versi yang tidak polos.

Ketiganya berjalan beriringan. Mereka akan menuju keruang Kerja Zio untuk membicarakannya. Hal yang penting, tidak elok dibicarakan di lawang panto. Okey. Ga elit banget gituu...

Zio mengeluarkan kunci ruangannya. Ruangan yang paling terjaga dirumah ini iyalah tempat kerja Zio. Disana hanya boleh diakses oleh Zio, Niken dan anak anaknya saja. Bahkan urusan kebersihanpun, ruangan itu tidak menggunakan pekerja dirumah ini, melainkan dibersihkan oleh Niken sendiri. Saking privatnya.

"Duduk bang" Niken berucap seraya diapun juga menjatuhkan badannya keatas sofa.

Zio memilih berdiri. Dia bersandar kemeja kerjanya dan memerhatikan Dava dengan penuh pertimbangan.

"Semua orang akan tau jika kita hanya memiliki satu anak. Dan Ken akan menjadi satu satunya sasaran dari pesaing pesaing kita. Entah dia akan disandra atau bahkan benar benar terluka" Zio memberitahu.

"Maka perkenalkanlah aku. Mereka akan mempunyai dua sasaran. Dan bahaya untuk Ken akan berkurang" Dengan cepat, tanpa berfikir lama, Dava langsung menjawab penyataan ayahnya tadi. Dia yakin, apa yang ia putuskan sekarang, tidak akan pernah berubah meski diberi waktu lebih lama.

"Kita gamau kalian berdua dalam bahaya. Satu diantara kalian saja, sudah cukup membuat kita tersiksa"

"Terus kalian akan berbohong? Memberi klarifikasi kepada media bahwa Ken bukanlah siapa siapa? Lalu Ken juga ikut bersandiwara, dia harus berbohong kepada teman teman disekolah saat mereka bertanya siapa orang tuanya? Siapapun, baik media bahkan teman sekolah Ken, mereka akan penasaran. Mereka akan mencari data valid disekolah tentang asal usul dia. Apa sekolah akan membantu merahasiakannya? Mungkin saja. Tapi zaman sudah maju, mencari informasi bukanlah hal sulit saat ini"

Zio membuang nafas beratnya. Semua yang diakatakan Dava sangat tepat. Bahkan pemikirannya sama dengannya. Namun saat ini, Zio masih berusaha mencari jalan lain, selain mempublish kedua anaknya kepada dunia.

Iya. Semua tidak ada yang tahu bahwa Niken dan Zio memiliki anak. Karena keluarga mereka sangat menjaga jarak dari media. Niken saja oleh kedua orang tuanya dulu, diperkenalkan kepada media saat akan menikah dengan Zio. Pertahanan keluarganya sangat baik karena zaman itu informasi masih lambat menyebar. Sekarang, membuat Ken dan Dava tetap tersembunyi sampai mereka akan menikah sangatlah sulit. Itu juga disebabkan karena musuh baru Zio. Mr Roland, Sialan, yang demi apapun ingin Zio telan!!!

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang