Nginep 3

127 13 0
                                    

"Shooting om!!!"

"Yahhhh!!!" Semuanya menepuk jidat karena kegagalan Zio dalam mengeksekusi tendangan bebas saat sedang bermain PS4 milik anak Bungsunya.

"Apa!? Aku tau yah, aku cantik. Tapi jangan jadiin aku alesan atas kegagalan kamu itu!" Niken yang merasa dirinya ditatap begitu dalam oleh Zio langsung memprotes. Tak jauh, suaminya pasti akan bicara, 'Lagi ga fokus. Ada Niken soalnya'. Gombal kampungan!

"Ck. Yang, kamu kenapa sih? Kali kali bela aku didepan anak muda napa"

Niken membuang muka. Dari ambang pintu, ia berjalan menuju Ken.

Semuanya sedang berkumpul dikamar Ken. Termasuk Dava dan Raka pun ada didalamnya. Semuanya seperti sudah lama kenal. Baik Askar dengan Dava, Elvan dengan Raka, dan Ardan yang kini menjadi lawan bermain dari Zio.

"Disekolah banyak banget yang cari tau anak om sama tante tauk. Mereka semua penasaran, kayanya akibat tante Niken yang datang pas rapat kemaren deh"

"Oh yaa?" Niken membalas argumen Askar dengan tatapan tidak percaya.

"Bahkan kalau masuk yutub, perbincangan 'siapa anak dari Niken dan Zio' bisa trending no satu lohh" Askar kembali berargumen.

"woww" Niken semakin tak percaya. Benarkah akan seperti itu?

"Tapi kalian ga bilang tentang Ken kan?" Lanjutnya kepada Askar dan kedua temannya.

"Kita pikir, pasti ada alasannya tante ga umuminnya di rapat kemarin. Jadi, kita sama sekali ga nanggepin pertanyaan pertanyaan mereka" Ardan yang masih bermainpun ikut menjawab.

Niken mengangguk. Beruntung sekali Ken memiliki teman yang begitu pengertian. Bahkan tanpa di perintahpun, mereka sudah mau memberi pertolongan. Iya, ini termasuk kedalam pertolongan. Karna tidak ada siapapun yang tau, apa yang akan terjadi kepada Ken, jika status keluarganya terungkap.

Ditengah keramaian dan kebisingan yang ada, hanya Ken lah yang terlihat kalem kalem saja. Dia fokus menatap layar handphone sambil sesekali tersenyum kecil. Niken penasaran, apa yang membuat anaknya melewatkan moment seru seperti ini?

"Hap!" Niken merebut handphone Ken dengan tiba tiba. Laki laki itu bahkan tidak sempat melawan karena gerakan Niken yang cepat.

"Bunda balikinnn!" Ken berdiri dari duduknya. Dia hendak merebut kembali miliknya.

"Bunda mau tau dong__" Niken langsung melihat apa yang terakhir kali anaknya kerjakan dengan handphonenya itu.

Dilayar tampilah sebuah kolom kolom chat dengan nama Kirey yang menjadi kolom teratas. Niken membaca chat chatnya, dan ada satu yang menarik perhatiannya.

"Dengerin semuanya!" Niken berteriak. Zio dan semua yang ada disana langsung memfokuskan mata mereka pada wanita yang kini tengah berdiri diatas sofa sambil menghindari Ken yang tengah berusaha merebut handphone ditangannya.

"Kata Kirey, Ken gombalin aku donggg. Terus si adek malah bales gini 'maaf key, paket aku cuma bisa buat chatting, aku ga bisa browsing kata kata mutiara "

"Anjirr"

Semuanya tertawa. Ken benar benar tidak berbakat dalam dunia Cinta!

"Bundaaaaa" Ken kini kembali berusaha merebut handphonenya.

Dengan sigap, Niken melemparkan handphone itu kearah Zio. Suaminya itu sudah memberinya kode meminta handphone Ken, dan sekarang handphone malang itu telah berganti tangan.

"Wehhh, anak gue kampretnya keterlaluan!" ucap Zio setelah dia melihat layar handphone anaknya.

"Si Kirey minta Ken nyanyiin lagu sayang, eh dia malah kirim lirik lagu satu satu sayang ibu. Tolol emang" Zio tertawa dan langsung melemparkan handphone itu kepada Ken. Semua yang ada disana juga masih terus tertawa, memang benar kata Zio. Ken itu kempret dan tolol.

DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang