Hari kini telah terganti. Dipagi yang sangat indah ini Ken baru saja terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak. Dengan kamar yang sama persis seperti di tempat asalnya membuatnya merasa telah kembali pada kehidupannya saat dulu. Dava yang di amanahi untuk membangunkan adiknya pun berlari dengan begitu bersemangat menuju kamar Ken. Ia tak akan menyia nyiakan kesempatan emas yang baru kali ini terjadi lagi. Ken kesiangan. Dan dirinya lah yang akan merusuhi Ken.
"Ken.. " Dava membuka pintu kamar adiknya.
"yah gajadi deh gue ngerusuh, lo ngapain udah bangun sih. Ah sial." Dava berdecak kesal. Saat setelah ia membuka pintu kamar Ken tadi, ia mendapati Ken telah bangun dan duduk di atas kasurnya. Walaupun masih kucel tapi tetap saja ia sudah bangun dari tidurnya.
"Aku tau abang bakal teriakin aku kalau aku belum bangun."
Dengan santainya ia berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Dava yang kesal karena gagal menjaili adiknya.
"Semoga besok lo kesiangan!" Dava berucap kencang saat Ken barusaja masuk.
Buk
"Semoga besok abang yang kesiangan!" Dengan bantingan pintu dan ucapan yang tak kalah kencang, Ken pun menjawab.
"Bodoamat gue ga denger!"
"Tuli!!"
"Bunda!!" Dava pun meninggalkan kamar Ken. Dirinya sudah begitu kesal di pagi hari ini. Ia akan menghabiskan semua makanan agar Ken tak bisa sarapan.
Dava tertawa jahat. "Selamat Menahan kelaparan adik Ken sayang"
Inilah rutinitas dipagi hari Ken dan Dava yang sebenarnya. Dulu, sebelum Ken tidak bisa melihat, Dava selalu merusuhi pagi hari adiknya, membangunkan Ken secara paksa, kadang juga menjahili wajah Ken saat dia sedang tertidur pulas. Sebagai balasan, Ken biasanya hanya menghabiskan jatah sarapan abangnya. Tetapi yang dikerjai sebenarnya adalah bunda mereka, Niken harus masak dua kali untuk anaknya yang belum sarapan. Iya, jika makan untuk Ken, Dava dan Zio, tetap Niken yang memasak. Mbo Minah hanya mengurusi makanan pekerja lainnya di dapur utama.
Sedangkan di tempat lain Kirey telah merusuhi Askar yang sedang tertidur. Sengaja membawa Danesh yang juga sudah bangun untuk ikut loncat loncat di atas kasur. Askar masih saja menutup matanya. Lagipula ada enaknya. Ia seperti di pijati dengan kasur otomatis yang bergerak.
"Askaarrrrr!!!!!" Kirey terus berteriak. Bahkan Danesh pun kini tengah menaiki tubuh Askar yang sedang tengkurap. Ia menarik rambut Askar yang tidak tertutupi selimut. Kirey hanya bertepuk tangan merasa senang Danesh seperti itu.
"Ayo terus Danesh lebih kenceng nariknya hahaha." Danesh mengangguk semangat. Ia menarik rambut Askar semakin kencang.
"Aa bangun!! Masa kalah sama Danesh yang udah ganteng. A Askar!!!!!" Danesh pun menggerak gerakkan tubuhnya di atas punggung Askar yang sedang tengkurap itu.
"Aduh sakit Danesh berhenti!"
"Makanya Aa cepetan bangun! Danesh juga udah siap mau ikut Aa sama kaka Kirey kesekolah." Bibir Danesh mengerucut lucu.
Tangan Askar dengan begitu teganya menarik tangan Danesh, ia ingin Danesh turun dari punggungnya.
Hari ini akan di adakan rapat di sekolah mereka. Maksudnya sekolah Kirey dan Askar, bukan Danesh. Danesh sangat antusias ketika umi menyuruhnya bolos untuk ikut menemani rapat. Sebenarnya Danesh senang bukan karena bolos sekolah. Namun ia yakin, ketika di sekolah nanti akan banyak pedagang makanan yang sangat menggoda. Danesh bisa memanfaatkan Kirey untuk menghabiskan sisa uang Askar. Tetapi niatnya runtuh ketika mendapatkan kakak laki lakinya masih tidur di kamarnya. Ia kira Askar sudah bangun dan berangkat lebih dulu mengajaknya bersama Kirey.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA 2: KENZO RADAVI ALDRYAN
Teen Fiction[DIHARAP MEMBACA CERITA 'DIA' PERTAMA TERLEBIH DAHULU] Dia, KENZO RADAVI ALDRYAN, adik dari seorang ketua kumpulan berbahaya. Kini dia bukan lagi seseorang yang tidak diandalkan. Dengan sebuah fakta yang terungkap, membuat semua yang disimpan perlah...