*Tahun 0004, bulan 01, hari 12, pukul 11.00 Waktu Negara Timur.
Kedua tangan Ravi dan Gombel diikat ke belakang, begitu pula dengan leher mereka diikat oleh sebuah tali memanjang yang ujungnya di pegang oleh pemimpin orang-orang suku yang berjalan di depan, mereka sudah seperti hewan ternak yang sedang diarak.
Tiga orang orang suku berjalan di bagian belakang, dua orang mengawal di samping kanan dan kiri, sementara Ravi dan Gombel berada di tengah rombongan.
Gombel tampak setengah menangis ketakutan. Sesekali Ravi menengok ke belakang, melihat Widi masih mengikuti mereka, masih mengenakan kain ajaib pemberian dari Wewe yang membuatnya tidak terlihat, kecuali oleh mereka yang dapat melihat arwah.
Mereka berjalan menyusuri hutan, semakin ke arah timur, hutan terlihat semakin aneh, warna hutan tidak lagi hijau tapi berubah menjadi coklat dan hitam. Pohon-pohon telah kering, sebagian daun-daun yang gugur telah membusuk di tanah. Hampir tidak ada hewan yang terlihat, bahkan serangga pun tidak ada.
Ada apa dengan hutan ini?Ravi memperhatikan setiap tempat yang dilaluinya, mengingat obyek yang khas, seperti pohon yang telah rebah, tumpukan tulang binatang, goresan pada kayu dan semua yang bisa diingatnya sebagai pedoman jalan pulang bila berhasil kabur nanti.
Beberapa lama berjalan mereka telah sampai pada ujung hutan di tepi jurang, Ravi berhenti sejenak, matanya melebar tampak tak percaya dengan yang dia lihat, di bawahnya terdapat cekungan besar seperti kawah seluas 2 kali lapangan sepak bola.
Di kawah itu terdapat puluhan ribu manusia yang sedang bekerja mengangkut batu-batu berwarna emas, mereka tampak sibuk keluar dan masuk ke dalam beberapa lubang besar. Lelaki dan wanita dengan wajah tertutup debu, tampak memakai pakaian yang sangat lusuh dengan sebuah rantai berwarna merah terikat di leher, mereka seperti tahanan yang sedang melaksanakan kerja paksa.
Leher Ravi tiba-tiba tersentak.
"Jangan berhenti! Jalan terus!"Pemimpin kelompok menarik tali yang mengikat leher Ravi, dipaksa mengikuti si pemimpin menuruni cekungan yang terjal menuju area pertambangan.
Di sepanjang jalan orang-orang yang di rantai sepintas memperhatikan kedatangan rombongan Ravi, orang-orang itu tampak kurus sekali, hingga diameter tulang mereka dapat diperkirakan dalam sekali lihat. Tubuh mereka begitu kotor, dan terdapat banyak luka pada kaki dan tangan mereka. Luka itu terbuka, dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan dan terkena begitu banyak debu dan kotoran, infeksi akan semakin memperparah luka tersebut.
Rombongan terus berjalan hingga tiba di sebuah pintu masuk sebuah gua besar, dengan tinggi dan lebar sekitar 10 meter.
Lima orang berseragam loreng hitam dan kuning menghadang, tubuh merega tegap persis seperti petugas yang sebelumnya mengejar Ravi. Mereka semua menenteng senjata yang dilarang oleh semua negeri sejak perang besar ke 4 berakhir.
"Yang kulit merah ini saja yang masuk! Yang satunya lagi bawa ke ruang tahanan!" perintah salah satu orang yang berseragam loreng.
Orang-orang yang memakai topeng kemudian pergi membawa Gombel ke tempat lain. Tangan Gombel hendak menggapai Ravi, Gombel menangis ketakutan tapi tetap dipaksa berjalan menjauh. Ravi tidak bisa melakukan apa-apa kali ini.
"Dasar orang-orang suku bodoh!" umpat orang berseragam, diikuti tawa dari rekan-rekan di sampingnya. Kemudian ganti dia yang mengambil tali leher Ravi, menggeret Ravi untuk mendekati sebuah truk.
"Naik!" perintah orang berseragam.
Ravi segera naik ke atas truk, seseorang dari atas truk menarik baju Ravi dan melemparkannya ke sudur truk. Ravi terjatuh menghantam dasar truk yang terbuat dari logam. Beberapa orang berseragam lainnya sudah siap di truk, memandang sinis ke arah Ravi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pencari Arwah
Mystery / ThrillerKisah pemuda bernama Ravi yang bertugas sebagai seorang Seeker (pencari) orang - orang yang hilang, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Berbekal kepekaan mata batinnya, Ravi menggunakan kelebihannya untuk berkomunikasi dengan para arwah...