42. Bencana 4 musim

510 58 41
                                    

Tahun 0004, bulan 01, hari 20, pukul 12.30 Waktu Negeri Timur.

Di suatu tempat.

"Tn. Rosskid, apa yang membuatmu repot-repot datang ke sini?" tanya Zumi kepada tamunya yang sedang duduk dan asyik membaca buku.

"Aku hendak menagih janji. Mana bencana musim ketiga? Jangan bilang  itu adalah yang terjadi di Negeri Timur!?" Tn. Rosskid menutup bukunya dan meletakan di samping pahanya.

"Maaf Tn. Rosskid, yang terjadi di Negeri Timur bukan bencana musim ketiga, tapi itu termasuk dalam rencana menuju ke situ," jawab Zumi.

"Ini bukan seperti karyamu yang biasanya. Middle East Spring, South East Summer, dapat diselesaikan dalam waktu 2 tahun. Sedangkan ini sudah lewat 3 tahun. Apa kau sudah lupa demi apa kau lakukan semua ini?" Tn. Rosskid berbicara dengan dingin.

Zumi tercekat, matanya membelalak. "Saya tidak lupa. Tidak sedetikpun."

"Bagus, kalau begitu kutunggu karya North East Winter!" Tn. Rosskid segera bangkit dari kursi dan berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Zumi hanya terdiam, otot wajahnya menjadi tegang lalu kembali ke ruangannya.

Di balik tembok.

"Psst! Forkie apa yang kau dengar?" tanya Mr. Hankok tidak sabar.

"Tn. Rosskid sepertinya kecewa, bencana musim ketiga belum terlaksana," jawab Forkie.

Mendengar itu Mr. Hankok langsung melorot. "Aku pasti akan disalahkan lagi."

"Itu karena kau terlalu memikirkan uang, kau memang pantas disalahkan."

"Hei!? Semua proses butuh uang, kawan." Mr. Hankok membela diri.

"Tidak! Asal kau tahu, Tn. Zumi mampu mewujudkan Middle East Spring seorang diri, semenanjung Timur Tengah bergejolak, revolusi muncul di mana-mana, perang besar ketiga terjadi."

"Berikutnya Hebi dan Dany berhasil mewujudkan South East Summer, memicu keributan di lautan Selatan  dengan akhir perang besar keempat."

"Tidak ada cara lain untuk mengembalikan kepercayaan Tn. Zumi kepadamu. North East Winter harus diwujudkan secepatnya," ucap Forkie.

"Itu artinya perang besar kelima harus berkobar di Negeri Utara sebelum musim dingin berakhir."

***

Di Lembah Siangin-angin, Negeri Timur.

"Hei Ravi, cepat kemari Nak! Aku ada kabar untukmu," suara berat Ardo Whales menggaung dari ruang tamu hingga ke ruang makan.

"Nanti dulu Ayah, ini Ravi baru mulai makan." Tere memprotes.

"Makan bisa nanti lagi, ini penting cepat kemari, Nak!"

Ravi segera beranjak meninggalkan ruang makan, untuk kesekian kalinya Ravi harus belajar menahan dirinya dari godaan ikan bakar.

"Lihat ini, aku sudah menemukan info orang hilang untuk Raymond Green Morton dan benar dia berasal dari Negeri Utara," ucap Ardo Whales.

"Rasanya aku pernah mendengar nama Raymond Green Morton, tapi di mana ya?" Ravi berusaha keras untuk mengingat.

"Raymond Green Morton adalah seorang penemu candu yang didapat dari ekstrak bunga Coquelicot," ucap Tere yang tiba-tiba muncul.

"Aku kan sudah sering menceritakan itu padamu, Ravi!" Tere memandang Ravi dengan cemberut.

"Ma-maaf nama penemu dan bunganya susah diingat, hehe." Ravi menggaruk rambut belakang kepalanya.

Pencari ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang