*Tahun 0004, bulan 01, hari 17, pukul 13.00 Waktu Negeri Timur.
Ravi terduduk menghadap jendela sebuah kereta. Tak hentinya dia menatap pohon, bunga, bukit yang sudah melesat ke belakang, menjauhinya.
"Dedek Ravi lihat apa?" tanya anak perempuan berusia 5 tahun dengan rambut dan warna mata coklat di depannya. Tangannya mencubit-cubit pipi Ravi dengan gemas, entah sudah keberapa kalinya. Ravi merasa badannya sangat kecil sekali dibandingkan orang-orang di sekitarnya.
"Dedek Ravi sedang lihat pemandangan kak," suara seorang wanita di belakang Ravi. Tangannya memegang di kedua ketiak Ravi, karena Ravi tidak mau duduk dan ingin tetap berdiri memandang jendela.
Ravi menoleh ke wanita di belakangnya.
"CILUUK BAHHHH!" wanita itu mengagetkan Ravi, hingga tubuh Ravi tersentak dan kemudian tersenyum girang.
Seorang wanita cantik dengan berkulit putih, rambutnya berwarna coklat bergelombang panjang hingga ke belakang punggung.
Wanita itu lalu menciumi pipi Ravi, bertubi-tubi karena gemas, hingga Ravi merasa geli.
"Cepat besar ya, nak. Agar kamu bisa bermain dengan kakak-kakakmu," wanita itu tersenyum memandang Ravi.DUGGGGHHH!
GUBRAKKK!Tiba-tiba ruang kotak dihantam sesuatu hingga membuatnya jatuh miring. Ravi dipeluk erat oleh Wanita itu tapi anak perempuan berambut coklat jatuh terlempar dari kereta.
"IDALIA!" jerit wanita yang memeluk Ravi.
"PERGILAH SELAMATKAN RAVI!" Suara berat seorang laki-laki, wajahnya tidak terlalu jelas di ruang gelap itu.
Suasana menjadi terang. Wanita itu berhasil keluar menggendong Ravi, berlari menjauh. Di belakangnya terdengar beberapa orang berkelahi.
Langkah kaki wanita itu berhenti tiba-tiba. Ada sosok wanita lain yang berdiri di depannya. Seorang wanita yang memiliki wajah yang mirip dengan wanita yang menggendong Ravi, hanya saja rambutnya berwarna hitam.
"Ruwina! Syukurlah kau datang, tolong bawa Ravi! Aku hendak membantu suamiku," kata wanita itu menyerahkan Ravi pada Ruwina.
"Kupercayakan Ravi padamu, dik," wainta itu tersenyum penuh arti pada Ruwina.
JLEBBBB!
Sebuah senjata melengkung seperti bulan sabit menembus perut wanita itu, hingga dia tidak bisa berkata-kata, menatap heran kepada Ruwina.
"Kau bukan kakakku!" ucap Ruwina meninggalkan wanita itu jatuh bersimbah darah. Dada Ravi merasa sesak melihat itu, Ravi mulai terisak dan menangis.
"DIAM KAMU DASAR BAYI!" Ruwina membentak Ravi, sambil terus berlari.
Ravi masih terus menangis dan memberontak dalam pelukan Ruwina.
"DIAM! atau kulempar kamu!" ancam Ruwina.
Dibentak seperti itu, Ravi malah semakin menangis dan makin memberontak dalam dekapan Ruwina, lalu tubuhnya melayang, tidak ada yang mendekapnya. Ravi terjun bebas dari atas bukit. Wajah Ravi menerpa derasnya aliran udara, bertabrakan dengan aliran gravitasi yang terus menariknya ke bawah hingga dasar tebing.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!" Ravi menjerit ketakutan.
DUG!
Tubuh Ravi bergoyang-goyang membuatnya merasa pusing dan mual. Ravi mencoba bangkit dengan pandangan berkunang-kunang. Dia berada di sebuah kotak besi yang lebih besar dari tempat yang sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182975435-288-k714192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencari Arwah
Mistério / SuspenseKisah pemuda bernama Ravi yang bertugas sebagai seorang Seeker (pencari) orang - orang yang hilang, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Berbekal kepekaan mata batinnya, Ravi menggunakan kelebihannya untuk berkomunikasi dengan para arwah...