*Tahun 0004, bulan 01, hari 17, pukul 08.30 Waktu Negeri Timur.
Di sebuah pantai.
Ravi duduk di gundukan pasir putih yang kering. Semilir angin menerpa wajah dan membuat rambut coklat Ravi semakin berantakan, tapi Ravi tidak mempedulikan itu, matanya masih melihat lautan, mendengarkan deburan ombak, merasakan percikan air yang menyatu dengan udara menyentuh permukaan kulitnya yang kemerahan.
Ravi menghirup napas dalam-dalam, merasakan kedamaian masuk menyesap ke dalam dadanya, Ravi merasakan sebuah kelegaan namun firasat hatinya merasakan kesedihan. Ravi mengedipkan mata, mencoba mengingat hal apa yang mengganggu pikirannya.
"Kamu masih sering bermimpi buruk, Ravi?" seseorang di sebelah Ravi bertanya.
Ravi mengangguk pelan, kemudian menoleh kepada Tuan Haji yang sedang memberi makan seekor harimau putih besar dengan segumpal cahaya berwarna putih.
"Aku baru kali ini melihat Taleemar makan?" ucap Ravi, heran melihat harimau putih di depannya menghirup gumpalan cahaya di telapak tangan Tuan Haji.
"Mereka juga sama seperti kita, butuh makan. Ini juga salah satu wujud rasa sayang kita kepada mereka. Kau seharusnya juga melakukan hal yang sama."
"Aku? Untuk siapa?" tanya Ravi.
Tuan Haji tidak menjawab, wajahnya memandang ke arah permukaan pasir yang basah, di sana ada seekor burung gagak biru yang sedang mematuk kepiting kecil.
"Bukankah itu gagakmu? Bisa kamu panggil dia?" tanya Tuan Haji.
.....Ravi terdiam.
"Aku tidak bisa ... aku tidak tau caranya." Ravi menunduk malu.
"Ambil ini!" Tuan Haji menyodorkan segumpal cahaya dengan telapak tangan kanan, Ravi menerima gumpalan cahaya itu dengan kedua telapak tangannya.
Rasanya hangat, sedikit berasap seperti awan, tapi berpendar seperti bola pijar.
"Panggil dia, berikan itu padanya."
Ravi mengarahkan kedua telapak tangannya ke arah gagak biru, sebenarnya Ravi masih bingung, bagaimana dia harus memanggil, tapi secara ajaib gagak biru menoleh ke arah Ravi, meloncat-loncat mendekat, kemudian menghirup gumpalan cahaya biru di telapak tangannya. Melihat hal itu, Ravi merasa bahagia.
"Apa ini?" tanya Ravi, merasa heran dengan sensasi yang dia rasakan.
"Cahaya itu berasal dari doa, harapan dan rasa kepercayaan kepada yang mendampingimu. Hargai dan sayangi mereka, maka mereka akan menjadikanmu sebagai panutan."
Ravi melihat gagak biru telah habis menghirup gumpalan cahaya di telapak tangannya, kemudian gagak itu terbang berputar-putar di sekitar pantai, tampak gembira.
Di kejauhan, Ravi melihat gumpalan awan mendung mulai datang mendekat dari arah lautan.
"Sepertinya sebentar lagi akan hujan," ucap Ravi.
"Berarti ini waktunya aku untuk pergi," Tuan Haji beranjak dari duduknya, berdiri menatap Taleemar.
Telapak tangan Tuan Haji membelai bulu-bulu di kepala harimau putih. Mata Taleemar tertutup, menikmati belaian tangan Tuan Haji.
"Terima kasih telah berjuang bersamaku," ucap Tuan Haji tersenyum.
'Aku tak suka dengan perpisahan.' Taleemar meresapi kata-kata Tuan Haji.
Kelopak mata Taleemar masih terpejam namun dari celah matanya menetes air mata. Harimau itu merasa tidak nyaman, lalu segera bangkit, tanpa melihat kepada Tuan Haji, segera berpaling mendekat kepada Ravi dan memberikan sebuah peluit yang terbuat dari bambu kecil di telapak tangan Ravi.
![](https://img.wattpad.com/cover/182975435-288-k714192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencari Arwah
Mystery / ThrillerKisah pemuda bernama Ravi yang bertugas sebagai seorang Seeker (pencari) orang - orang yang hilang, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Berbekal kepekaan mata batinnya, Ravi menggunakan kelebihannya untuk berkomunikasi dengan para arwah...