53. Burung Hantu

364 54 6
                                    

*Tahun 0004, bulan 01, hari 23, pukul 06.30 Waktu Negeri Utara.

Musim dingin mencapai puncaknya, sebagian besar pohon gundul,  daun-daunnya telah berguguran. Hanya beberapa jenis cemara yang mampu bertahan. Udara di siang hari sekitar 10°C dan di malam hari mencapai 2°C.

Langit cerah di pagi itu, namun udara begitu kering, terasa setajam silet di permukaan kulit. Pergelangan tangan dan kaki akan membentuk gelang luka bila jaket dan celana tidak tertutup sempurna.

Tidak ada salju yang turun di kota Kratom, sangat jarang, tapi tetap saja musim dingin telah melunturkan semangat sebagian makluk hidup untuk pergi ke luar. Manusia, hewan lebih memilih bergerak pasif atau berkerumun di sekitar batu Soladite.

Seekor burung hantu berwarna coklat bertengger mengawasi dari dahan pohon, tak jauh dari halaman keluarga Equus. Kehadirannya tersamarkan karena warna bulunya  menyatu dengan warna dahan kayu.

Tak seperti biasanya halaman rumah keluarga Equus dipenuhi oleh ratusan raven berwarna perak dan hitam. Di antara kawanan itu ada seekor raven yang berwarna emas, paling mencolok di antara yang lain berdiri tidak jauh dari seorang gadis.

"Maaf jadi merepotkan kalian di musim dingin ini," ucap Raline,  berdiri disaksikan oleh ratusan Raven.

"Tidak apa-apa Putri, kami perlu tetap bergerak di musim dingin. Kami akan mengantarkan undangan pernikahan Putri dan Putra Mahkota," jawab raven emas dengan bijak, badannya setengah membungkuk kepada Raline.

"SEMUANYA BERSIAP, KITA PUNYA WAKTU MENGANTAR SURAT HINGGA SEBELUM MATAHARI TENGGELAM!"

KKAAKKKKKKKKKKK.
Suara teriakan Raven, disertai suara kepakan ratusan sayap yang menghambur terbang, lalu menyebar ke segala penjuru.

Suara teriakan Raven, disertai suara kepakan ratusan sayap yang menghambur terbang, lalu menyebar ke segala penjuru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raline berdiri takjub menatap kepergian semua Raven.

"Di musim dingin seperti ini, memang hanya raven dan burung hantu yang bisa diandalkan untuk mengantar surat ya." Ny. Equus bersuara lirih di sebelah Raline.

Raline mengangguk, tersenyum menatap ibu angkatnya.

"Sekarang kita perlu menyiapkan banyak daging untuk menjamu teman-temanmu sekembali mengantar surat nanti." Ny. Equus berbalik ke rumah.

"Oh iya bu, di mana ayah?" tanya Raline penasaran tidak melihat ayahnya dari semalam.

"Ayahmu kembali tengah malam, saat kamu sudah tertidur. Dia menanyakan tentang pertemuanmu dengan adikmu. Aku tidak bisa bercerita banyak kan? Aku juga mendengar ceritanya baru sedikit darimu. Lalu setelah Shubuh dia sudah pergi lagi ke kota Cannabis untuk menemui adikmu."

"Menemui Ravi? Sepenting apakah sampai ayah terburu-buru seperti itu, Bu?"

"Aku tidak tahu, sayang. Ayahmu juga tidak cerita banyak. Kalau kamu ada waktu, temani ibu belanja daging ya."

Pencari ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang