18. Catherine

1.1K 163 333
                                    

*Tahun 0004, bulan 01, hari 13, pukul 10.30 Waktu Negeri Timur.

Di Pantai Penyu.

Beberapa perahu kecil tertambat di pinggir pantai, sebagai transportasi penghubung ke sebuah kapal besar yang berada 5 km dari garis pantai.

"Bos, apakah anda mendengar suara barusan? Aku yakin betul itu suara tembakan dari senapan Klaus, hanya dia yang masih nekat selalu membawanya, sepertinya dia sedang dalam masalah. Apakah kita perlu menolongnya?" tanya seorang asisten kapten kapal yang di kawal oleh tiga orang rekannya.

"Tidak perlu, itu bukan urusan kita. Tugas kita hanya menculik warga dan mengawal muatan emas sampai ke Kapal ... kecuali ada tambahan bayaran," jawab Mathius Kai, Kapten bajak laut Kurokai, masih bermalasan tidur di sebuah tenda.

"Perlukah menghubungi Tuan Zumi?" usul asisten tersebut.

"Oh iya, tentu saja Rudy, suruh satu orang untuk menghubungi Tuan Zumi dan suruh satu orang lagi menyiapkan sarapan untukku!" Mathius menjawab masih dalam keadaan mata terpejam dan tidur terlentang, satu kakinya bertumpu pada kaki yang lain.

'Sarapan? Bisa-bisanya sarapan dalam kondisi kacau seperti ini? Aku benar-benar tak paham.' batin Rudy.

Rudy kemudian menoleh pada tiga orang rekan di belakangnya, hanya dengan gerakan kepala, dua orang sudah beranjak pergi, mengerti apa yang harus dilakukan. Rudy kembali memandang kepada pimpinannya.

"Boss, bagaimana kalau keadaan ini semakin bertambah kacau? Maksudku dengan bunyi tembakan tadi," ucap Rudy ragu.

"Hmm? ... Kau bicara seolah tidak ikut dalam perang besar keempat? Bukankah keadaan di sana lebih kacau, eh?" ucap Mathius acuh.

"Iya bos, maksudku ... Aku khawatir dengan armada kita, rekan-rekan kita. Dalam perang besar keempat, kita sudah kehilangan hampir setengah anggota kita. Setelah itu kita kesulitan menambah orang lagi karena orang-orang trauma dengan perang dan lebih memilih pekerjaan yang aman-aman saja."

Mathius bangkit dari tidurnya, terduduk, mengacak-acak rambut panjangnya yang berantakan. Masih merasa malas untuk bangkit lebih jauh lagi.

"Rudy, aku ceritakan padamu, 26 tahun yang lalu sebelum perang besar keempat meletus, aku pernah membantu Tuan Zumi untuk menangkap satu orang bernama David. Hanya untuk menangkap satu orang, kau tau berapa orang yang dikorbankan? ... Semua armada! hanya tersisa dua orang yang selamat, Tuan Zumi dan aku."

"... Lalu kumulai semua dari awal lagi, mengumpulkan orang, melatih orang-orang sepertimu dan membangun armada kembali," ucap Mathius.

"Maaf bos, bukan maksud saya meragukan kekuatan anda, maksudku Boss betul-betul hebat, membangun semua ini kembali dan begitu setia dengan Tuan Zumi," ucap Rudy menyanjung pimpinannya.

"Tuan Zumi, orang yang benar-benar gila, dia hendak mengumpulkan semua pusaka dari Solomon Starr. Itu hal yang menantang bagiku!" Mathius tersenyum.

"Pusaka Solomon Starr? Kupikir itu semua kini dipegang oleh sebagian besar menjadi Raja di dunia ini, apakah kita mampu Bos?"

"Itulah tantangannya Rudy! Merebut pusaka-pusaka itu bagaimana pun caranya,

1. Tongkat keluarga Harun di negeri Selatan, kita sudah merebutnya dari Ratu Kadhita saat perang dunia keempat, tongkat yang bisa mengendalikan badai di seluruh dunia,

2. Cincin keluarga Starr wadah dari batu Ambar, yang sedang orang - orang cari di tambang itu, konon dia bisa mempercepat regenerasi pemegangnya, orang terakhir yang memegangnya adalah David, putra Solomon,

3. Peti Zabut keluarga Irsyad di Negeri Barat, konon kekuatannya bisa menghentikan waktu,

4. Pedang Raja keluarga Khan di Negeri Utara, raja dari segala senjata,

Pencari ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang