*Tahun 0004, bulan 01, tanggal 22, pukul 22.00 Waktu Negeri Utara.
Negeri Utara di malam hari terlihat begitu gemerlap dengan kelap-kelip cahaya menyerupai hamparan bintang yang ada di langit. Cahaya itu sebagian kecil berasal dari lampu, sedangkan sebagian besar lainnya berasal dari jutaan batu Solidate yang memancarkan cahaya. Batu Solidate itu tersebar di seluruh Negeri Utara dari jalan sutera, pelosok perumahan hingga ke pelosok hutan.
Entah sejak kapan batu Solidate ada di Negeri Utara, yang pasti bebatuan itu mulai memancarkan cahaya sejak 17 tahun yang lalu. Jauh sebelum berubahnya penanggalan baru.
*****
Perumahan warga kota Kratom, Ibu Kota Negeri Utara.
Beberapa pria terlihat berkumpul di depan pos jaga malam. Mereka mengelilingi batu Solidate ukuran besar untuk menghangatkan diri. Selain memancarkan cahaya, batu itu juga menyebarkan panas sekitar 26°C. Menghangatkan penduduk Negeri Utara di musim dingin.
"Kenapa baru datang, Pak Gerry?" tanya seorang bapak berkumis menyambut kedatangan tetangganya ke pos jaga.
"Maaf nih, ketiduran. Saya bawakan ubi rebus sebagai sogokan ya." Pak Gerry menyerahkan satu plastik besar ubi rebus kepada salah satu bapak paling dekat dengannya.
"Wah! Kalau ada ini, tiap hari telat juga tidak apa-apa, Pak," seloroh bapak-bapak yang lain.
"Jadi giliran siapa yang keliling lebih dulu?" tanya Pak Gerry.
"Terserah mau siapa dulu." Terlihat hapak-bapak di pos masih enggan beranjak dari hangatnya batu Soladite sekaligus ingin menikmati ubi rebus dulu.
"Ya sudah kalau begitu saya duluan ya, mumpung masih sore biar tidak horor," Pak Gerry mengajukan diri.
"Oke pak, kalau begitu bersama Dek Willy saja. Pak Felix berhalangan hadir jadi mewakilkan anak sulungnya," seorang bapak memperkenalkan pemuda berusia 16 tahun yang sedari tadi duduk menyendiri di dekat bangunan pos ronda.
"Kalau begitu ayok keliling, Dek Willy. Mumpung masih sore."
Pemuda bernama Willy segera turun dari pos.
"Kalau begitu saya duluan ya." Pak Gerry melambaikan tangan.
Bapak yang lain balas melambaikan tangan dan terdengar pekikan tawa ketika keduanya telah pergi.
***
Batu Solidate menerangi sepanjang jalan perumahan. Para penduduk meletakkannya dengan rapi di tepian jalan, taman, hingga pekarangan.
Beberapa orang telah mencoba menyimpan batu Soladite di dalam rumah untuk menghemat pemakaian listrik, tapi batu malah tidak menyala sama sekali. Hanya bila diletakkan di atas tanah batu itu akan bercahaya. Hingga sekarang belum ada peneliti di Negeri Utara yang mampu menjawab dari mana asal energi cahaya pada batu Soladite.
Pak Gerry dan Willy tampak mengarahkan senter ke arah pekarangan warga, memeriksa bila ada yang mencurigakan di lingkungan perumahan.
"Dek Willy anak sulung Pak Felix? Kok saya merasa ada yang salah ya? Apa saya sudah pikun ya?" Pak Gerry mencoba mengingat.
"Benar pak, saya anak sulung. Kakak saya yang cerita begitu," Willy menjawab dengan santai.
"Kamu mau melawak atau mau ngajak berkelahi?" Pak Gerry senewen.
"Maaf pak. Saya tidak mau melawan orang tua. Menang tidak bangga, kalah juga memalukan."
Pak Gerry melirik tajam ke arah Willy. "Kita balik ke pos jaga! Saya mau tukar partner."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pencari Arwah
Misteri / ThrillerKisah pemuda bernama Ravi yang bertugas sebagai seorang Seeker (pencari) orang - orang yang hilang, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Berbekal kepekaan mata batinnya, Ravi menggunakan kelebihannya untuk berkomunikasi dengan para arwah...