36. Dermaga

642 78 194
                                    

*Tahun 0004, bulan 01, hari 19, pukul 06.30 Waktu Negeri Timur.

Di Dermaga Siangin-angin.

Suasana dermaga di pagi hari sudah sangat ramai. Orang-orang tampak berlalu lalang terbius dengan kesibukan mereka masing-masing.

Dermaga Siangin-angin merupakan satu-satunya dermaga resmi di 4 wilayah di Negeri Timur. Dermaga Siangin-angin bertipe Quay Wall yang didirikan dengan struktur yang sejajar dengan pantai, dengan tembok yang terbuat dari kontruksi caisson beton atau sheet pile baja.

Dermaga Siangin-angin memiliki fungsi marine, yaitu fungsi utama yang digunakan sebagai tempat naik turun pemumpang sebagai layanan jalur penyeberangan dari Negeri Timur ke Negeri Selatan atau Negeri Utara dan sebaliknya.

Dermaga Siangin-angin juga memiliki fungsi yang lain yaitu melayani bongkar muat barang ukuran sedang, tentunya selain barang kargo atau peti kemas.

Tampak di pinggir dermaga, sebuah kapal Feri baru saja berlabuh. Perlu beberapa lama hingga berhasil mengeluarkan ratusan penumpang dan membuat jeda sebentar mengisi persediaan dan mengistirahatkan crew sejenak sebelum mengangkut penumpang kembali.

Petugas bea dan cukai tampak sibuk memeriksa kartu identitas dan kartu izin milik penumpang yang baru saja turun dari kapal. Beberapa puluh orang yang baru datang tampak asing di mata petugas.

"Kalian satu rombongan?" tanya petugas dengan muka masam menatap penuh curiga, terlihat masih ada bekas kopi di sekitar mulutnya.

"Iya, kami satu rombongan dari Negeri Utara," jawab salah satu rombongan bermata sipit.

"Di kartu ini tertulis kalian hanya mempunyai izin berdagang. Boleh kuperiksa barang dagangan kalian?" Petugas menghentikan membaca kartu izin, meninggalkan kartu itu di meja dan beranjak mendekati rombongan itu.

"Oh iya, silahkan!" Beberapa orang rombongan membawa kotak-kotak yang tersusun rapi dan membukanya di depan meja petugas.

"Halus sekali ya." Seorang Petugas meraba kain yang terlipat rapi di dalam kotak.

"Itu kain sutera pilihan dari Negeri Utara. Hanya sedikit orang yang beruntung bisa memiliki ini, karena harganya lumayan mahal. Khusus untuk bapak petugas, ini kami pilihkan kain yang terbaik." Salah satu rombongan memberikan sekotak kain sutera untuk petugas, membuat mata si petugas langsung berbinar tanpa efek kopi dan wajahnya berubah cerah.

"Ahh! Terima kasih. Kalau begitu kalian boleh lewat. Batas izin dagang kalian hanya di area Pasar Siangin-angin, jadi tidak boleh lebih dari itu ya. Semoga sukses bisnisnya." Petugas tersenyum ramah.

"Terima kasih. Kalau dagangan kami laris, kami janji akan berikan hadiah lagi."

Petugas dermaga hanya memberikan acungan jempol, setelah mengembalikan kartu izin, si petugas kembali disibukan dengan pemeriksaan untuk antrian rombongan berikutnya, tentu saja sudah mengharapkan hadiah dengan jenis yang berbeda.

***

Di Pasar Siangin-Angin.

"Kalian boleh menggelar lapak di sini!" ucap petugas keamanan pasar.

"Terima kasih," ucap salah satu rombongan memberikan beberapa keping koin emas, si petugas keamanan menerima koin itu dan segera berlalu tanpa ucapan apapun.

"Rasanya menyedihkan sekali, di Negeri Utara kita merampok harta orang, tapi di sini kita yang dirampok orang-orang berseragam." Keluh salah satu anggota bernama Ray.

"Sabar Ray! Dulu kita juga bukan perampok kan? Kita ini assassin. Membunuh siapapun demi uang dan kesenangan. Sampai datang tugas dari Tuan Danny agar kita menyamar menjadi perampok di jalan Sutera. Rencana itu sukses mengacaukan jalur perdagangan Negeri Utara, dan membuat Negeri Utara mencurigai Negeri Selatan sebagai dalang kerusuhan. Hingga akhirnya pecah perang besar keempat dan kita punya kesempatan merampok negeri yang sedang kacau ..."

Pencari ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang