43. Negeri Cahaya

542 72 52
                                    

Tahun 0004, bulan 01, hari 20, pukul 19.30 Waktu Negeri Timur.

Di Dermaga Siangin-angin.

"Apa kau yakin bawaanmu cukup, Nak?" tanya Ny. Whales.

"Sudah cukup Bu. Tanpa bantuan Magenta aku mungkin tidak bisa membawa barang sebanyak ini." Ravi meringis memperlihatkan gigi-giginya.

Ny. Whales begitu khawatir dengan Ravi, sampai-sampai membuat perbekalan menggunung, yang sudah susah payah ditolak oleh Ravi.

"Coba periksa sekali lagi, jangan sampai ada yang tertinggal. Aku tidak mau repot-repot mengantarkan barangmu yang tertinggal sampai ke Negeri Utara ... Auwww!" Ardo Whales menahan cubitan dari sang istri.

"Jangan dengarkan dia, Nak. Jaga dirimu ya, pakai jaketmu di kapal pasti dingin apalagi perjalanan malam." Ny. Whales memeluk Ravi.

"Terima kasih Bu dan Pak Ardo maaf telah banyak merepotkan. Salam untuk Tere dan lainnya," ucap Ravi.

"Akan kami sampaikan." Ny. Whales melambaikan tangan hingga Ravi dan kudanya masuk ke dalam kapal.

"Yah, apa tidak apa-apa kita tidak memberi tahu Ravi tentang wafatnya Pak Nasiran?" tanya Ny. Whales.

"Kurasa itu yang terbaik untuk Ravi," jawab Ardo Whales.

"Lalu bagaimana Tere?" tanya Ny. Whales lagi.

"Heuh, kurasa setelah ini perlu banyak makanan untuk pelampiasan Tere.

***

Di ladang Bunga Matahari.

Tere memandang ke arah dermaga dengan air mata berlinang.

🌸🌸🌸

Tahukah kamu?
Kenapa aku selalu berdiri di tepian ini memandang dermaga?
Kamu salah bila berpikir aku menyukai keramaian dermaga.

Tahukah kamu?
Kenapa aku selalu di kebun bunga ini?
Kamu salah bila berpikir aku menyukai bunga Coquelicot semata.

Tahukah kamu?
Hal yang paling kutakutkan?
Melihatmu pergi meninggalkan dermaga.

Tahukah kamu?
Hal yang paling kukhawatirkan?
Bila melihatmu terluka, dan aku tidak punya bunga Coquelicot untuk menghilangkan sakitmu.

Tahukan kamu?
Raviandra.

🌸🌸🌸

***

Di buritan kapal, perjalanan menuju ke Negeri Utara.

⭐⭐⭐

'Aku sudah membulatkan tekad, tetapi kenapa hatiku terasa pilu?'

'Ini pertama kalinya aku pergi meninggalkan negeri ini, meninggalkan orang-orang yang ku cinta.'

'Ini pertama kalinya aku melihat Negeri Timur dari kejauhan, daratan yang penuh cahaya. Inilah Negeri Cahaya.
Negeri Cahaya, kutinggalkan orang-orang tercinta bersamamu.'

⭐⭐⭐

"Kamu sedang galau ya Ravi?"

"Enggak kok, aku cuma ... Ehh!? Kok ibu bisa ada di sini?" Ravi terkejut memandang Catherine sudah berada di samping Ravi memakai mantel ungu berbulu dengan rambut hitam lurus berkibar.

"Tentu saja, itu istanaku." Catherine menunjuk sebuah istana berwarna ungu di tengah lautan.

"Kamu kan pernah ke sana? Tidak ingat?" tanya Catherine.

Pencari ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang