Kisah pemuda bernama Ravi yang bertugas sebagai seorang Seeker (pencari) orang - orang yang hilang, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati.
Berbekal kepekaan mata batinnya, Ravi menggunakan kelebihannya untuk berkomunikasi dengan para arwah...
*Tahun 0004, bulan 01, hari 30, pukul 08.00 Waktu Negeri Utara
Di kamar Keane Khan, Istana Negeri Utara.
Luky Crane menyeka keringat di dahinya sebelum mengetuk kamar sang Pangeran bungsu.
"Silakan masuk," jawab suara dari dalam kamar setelah pintu diketuk.
Keane segera bersandar di tepian ranjang dan meletakkan bukunya di pangkuan saat melihat Luky Crane masuk.
"Apa sudah ada kabar dari Pak Phasi Nidae?"
Luky Crane hanya menggeleng.
"Bagaimana dengan Bu Phasi? Pasti dia sangat khawatir."
"Yahh, benar Pangeran, dia sangat shock. Dari semalam istriku menginap di rumah Phasi untuk menenangkannya ...."
"Semoga segera ada kabar baik dari Pak Phasi."
"Yahh, ku harap juga begitu," Luky menjawab dengan lirih, hampir putus asa.
Luky melihat tumpukan buku yang sudah menutupi meja di samping ranjang Pangeran Keane.
"Maafkan aku, Pangeran Keane. Untuk sementara perpustakaan istana belum bisa dipakai, setidaknya sampai besok siang karena masih dalam proses pemasangan exhaust fan. Sesuai ide dari Raddit Equus, semua kamar keluarga kerajaan yang menjadi prioritas utama, tetapi karena anda lebih sering tidur di perpustakaan, jadi kami mendahulukan tempat itu dari pada kamar anda."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak masalah Pak Luky. Aku paham itu mungkin salah cara pencegahan demi menjaga keamanan penghuni istana ini. Jangan khawatir, aku memanggilmu bukan untuk protes tentang perpustakaan. Aku hanya ingin tau apa Pak Luky kenal siapa shaman atau dukun terbaik di Negeri Utara?"
"Shaman? Untuk apa anda ingin memanggil Shaman?"
"Hmm ... aku baru saja mendapat ide bagaimana cara efektif untuk berkomunikasi dengan arwah yang ada di perpustakaan."
"Maaf, tapi Shaman itu bukan orang yang benar-benar baik. Mereka bisa saja menipu anda, apalagi ini berkaitan dengan sesuatu yang kasat mata. Dan bila mereka tau yang memanggil seorang pangeran, pasti mereka akan meminta imbalan yang tinggi."
"Tidak perlu khawatir Pak Luky, cukup carikan saja Shaman terbaik di negeri ini, ku tunggu sampai malam ini, kita bertemu di sana. Tentunya perpustakaan bisa siap lebih awal kan?"
Mau tidak mau Luky hanya menggangguk pasrah. Kepalanya pusing, dia harus menemui mandor untuk mempercepat pekerjaan dan mengutus orang untuk mencari Shaman yang bisa dipercaya di Negeri Utara.
*** Ruang Perpustakaan pukul 19.30 Waktu Negeri Timur.
"Tempat ini terasa menjadi lebih dingin ya Pak Luky," keluh Keane sambil melihat beberapa tambahan kotak-kotak exhaust fan di dinding perpustakaan.