Chapter 19: Kyoya and Juri together

52 5 0
                                    

Keesokan harinya, mereka masih ada di atas atap. Juri dan Hari tetap disana. Untung saja, mereka bawa baju ganti. Kyoya demen tinggal disekolah. Ya begitu deh.

"Hari ini, bagaimana kalau kau mendengar apa yang harus kukatakan tentang cincin sebelum kita bertarung?" tanya Dino

"Tidak mau. Tidak tertarik. Aku tidak peduli hal lain selama aku bisa menghajarmu." balas Kyoya. 

"Maniak petarung pacarmu itu." balas Hari.

"Biarin. Kapan kau punya pacar, Hacchan?" balas Juri

"Juri..." balas Hari.

"Astaga, bermasalah sekali kau ini ya." balas Dino mengusap rambut keemasannya.

"Hei, jika kau tak serius, aku akan membuang cincin ini." balas Kyoya.

"Eh? JANGAN KYOYA. KU MOHON." balas Juri panik.

"Tunggu dong! Jangan lakukan itu!" balas Dino kesal.

"Baiklah. Kalau begitu aku ada sedikit permintaan. Jika aku menang, kau harus bergabung dengan family Tsuna." balas Dino bersiap.

"Jika kau menang?" balas Kyoya.

Kyoya dan Dino melanjutkan lagi pertarungan mereka lagi. Juri sekali lagi melihat dia lagi. Kyoya memang bersinar disaat ia bertarung.

Mereka terus bertarung tanpa henti, juri dan Hari berbincang sementara Romario mengamati keduanya dan sambil minum bir. Bir? Darimana? Ya, anggota dino yang bawa take out bersama Kusakabe. Enak saja tidak dikasih makan.

"Bagaimana kalau kita latihan juga, Hari?" balas Juri.

"Boleh." balas Hari.

Juri mengeluarkan blue rose wand milik almarhum ibunya, dan Hari mengeluarkan rapier miliknya. Mereka juga bertarung tanpa diketahui Dino dan Kyoya. Begitu juga Romario yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Mereka tetap berlatih sampai sore tiba, Juri dan Hari berhenti dan beristirahat dan melihat keduanya masih bertarung.

~Juri POV~
Malam itu, aku pulang diantar Kyoya disana ada Mei Li dan Mama. Aku masuk dan mengambil semua barang-barangku.

"Nee-san, kau mau pindah?" ucap Mei Li.

"Iya, aku dipaksa oleh Kyoya. Lagian, Iemitsu sudah balik." balasku.

"Ah, cowok posesif memang beda." balas Mei Li.

"Mama, aku pergi ya. Aku akan sering main kesini kok!" balasku.

"Iya, jangan sampai lupa ya." balas mama.

Disaat aku keluar, Kyoya telah memanggil anggota displin komite. Aku kaget. Mereka membawa semua barang-barangku dan meninggalkan aku dengan Kyoya.

"Ayo." balas Kyoya.

"Oke." balasku.

Sesampainya dirumah Kyoya, aku kaget rumah Kyoya ternyata bernuansa jepang. Semua para komite kedisplinan akhirnya pergi meninggalkan kami berdua.

Kyoya membawaku kekamar pribadinya. Kamar pribadi? Kita belum menikah, tapi sudah seranjang! Apa-apaan ini! Dan lagi tatapannya seperti mengancam.

"Kau tidur disini denganku." ucap Kyoya.

"Ah, oke. Hahaha." balasku gugup.

Malam pun tiba, kami makan dengan rukunnya. Kyoya hanya diam. Aku menatap Kyoya, dan dia akhirnya melirikku.

"Kyoya, boleh tidak-"

"Tidak." balas Kyoya memotong pembicaraanku.

"Aku belum selesai! Boleh tidak Hari tinggal disini juga?" balasku.

"Tidak. Aku tidak mau mengulanginya lagi." balasku.

"Oh ayolah. Jika kau biarkan Hari disini, aku akan melakukan apapun kau mau setelah konflik ini selesai. Untuk seminggu." balasku.

"Wao. Kau yakin?" balas Kyoya kaget.

"Iya. Boleh ya? Boleh iya?" Juri membujuk.

"Oke." balas Kyoya.

Aku mulai khawatir. Aku takut kalau dia berpikiran aneh. Aku menghela nafas. Setelah berhasil membujuk Kyoya, kami berdua tidur. Besok akan menjadi hari yang panjang bagi keduanya.

Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang