Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]

Chapter 112: Mafia War

Sebulan telah berlalu dan Freasha mendapat kabar bahwa Lisara dan Cozart telah menjalin hubungan dan menciptakan Shimon Family atas rekomendasi Lisara. Keluarga Lisara sebenarnya tidak tahu apa yang ia lakukan tetapi keputusannya ingin bersama Cozart sudah pasti. Dengar-dengar, akan ada perang mafia terjadi dalam beberapa hari. Sebenarnya, dia tidak ingin ikutan tapi mereka tidak tahu ini. Dan Shimon juga terperangkap langsung walaupun mereka baru. Dan Giotto mau tidak mau, mengubah grup vigilante ini menjadi mafia. 

Anissina sedang berada di base Cavaliere Nero pusat bersama Rezliana dan Stephanie. Cavaliere Nero bisa dibilang terkuat setelah Vongola dan Giglio Nero karena mereka memiliki aliansi dengan Vindice dan tidak ada yang berani mengetahui asal usulnya walaupun Alaude ingin mencari kebenarannya dari semua ini. Kegigihannya patut diacungi jempol, sih. Keesokan harinya Daemon pergi ke misi sendirian. Dan Mansion tanpa mereka ketahui di attack orang tidak ketahui, Elena disana. Dia mencoba melawan dengan nebula flame miliknya karena tidak ada siapa-siapa lalu Edenia datang membantu.

"Terimakasih Nia!" ucap Elena tersenyum.

"Kita itu family, kan? Aku akan selalu membantu siapapun dan kapanpun itu!" ucap Edenia semangat.

"Kalian baik-baik saja?" ucap Freasha yang datang dalam mode Cavaliere Neronya.

Mode itu berbeda dengan dirinya yang biasa, rambut pirangnya memanjang sampai lantai dan iikat dibagian akhir. Dia menggunakan baju hitam dan putih tetapi sepatu disebelah kirinya ada keemasan. Dia memegang dua pedang dan menghantam mereka semua. Karena Giotto dan guardiannya sibuk mereka lupa bagaimana dengan gadis-gadis itu. Giotto pun pergi ketempat dimana Elena berada dulu karena dia yang paling tahu. Giotto kaget melihat sosok wanita yang belum ia lihat.

"Siapa lu?! Berani-beraninya masuk ke mansion kami!" ucap G.

"G, jangan! dia sudah menolongku dan Elena!" ucap Edenia menghentikan dia untuk menyerang.

"Sudahlah G.." ucap Asari menariknya.

"Apanya yang udah?!" ucap G.

"Terimakasih telah menolong keduanya, anda siapa?" ucap Giotto memberikan rasa terimakasihnya dan bersikap hormat karena perilaku G.

"Tidak perlu berterimakasih. Aku kebetulan lewat sini, kalau pribadi aku tidak perduli-" ucap wanita itu.

"Kau!" ucap G lalu dia ditahan lagi.

"Ingat aku, aku bos pertama Cavaliere Nero. Arrivederci." ucap perempuan itu.

Dia tiba-tiba pergi, Giotto shock ternyata bos Cavaliere Nero adalah seorang wanita. Dia memiliki tatapan tajam dan tatapan itu rasanya bisa menusuk bola matanya. Mereka aman untuk saat ini, lalu Freasha yang kembali semula lalu kembali dan memeluk Giotto. Keesokan harinya, tetap saja mereka mengincar Vongola terus. Mereka sudah capek tapi tidak ada hentinya, Daemon pulang dan mencari Elena dimana disaat perempuan itu ingin bilang timing ini tidak pas, dia lalu ditembak oleh anggota mafia lain dihadapan Daemon Spade.

"ELENA!!" Daemon meraung dan memeluknya.

Daemon menghabisi semua anggota mafia itu dengan ilusinya. Elena mengalir dengan cucuran darah dan saat itulah Elena mengatakan bahwa pria yang ia cintai harus bahagia dan bisa terus membantu Vongola dengan setia. Dia menangis berjam-jam dan Elena akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Freasha dan Edenia yang datang menangis dan tertunduk, nebula guardian mereka telah pergi meninggalkan dunia selama-lamanya. Mereka menangis tanpa henti. 

Keesokan paginya, langit seperti menangisi keberadaan Elena yang telah pergi. Hujan turun dengan derasnya. Mereka akan mengadakan pemakaman Elena nanti. Perasaan sedih terus mengalir dan Daemon mulai aneh ntah kenapa dia mulai menjauh dan tidak seperti dulu lagi. Freasha masih bersama Giotto dan anehnya Alaude mau menenangkan Edenia dengan menemaninya.